Kekacauan Besar

1K 117 47
                                    

Crash!

Kedua mata Duke Axton membelalak, terkejut bukan main saat pedang yang ia tebaskan malah mengenai sosok Putra Mahkota yang tiba-tiba muncul tepat di depan Leviza. Leonard, sang putra mahkota mengerang kesakitan. Melihat pundaknya sudah terkoyak bilah pedang yang dialiri sihir tingkat tinggi.

"Yang Mulia!" Duke Axton khawatir.

Namun, ekor matanya menangkap siluet Leviza yang mundur dengan seringai licik. Jelas, Duke Axton tidak bisa membiarkan buruannya hilang begitu saja. Belum sempat beranjak dari tempat, lengannya dicekal Leonard yang kini tengah menatapnya tajam.

"Kupikir nyawaku lebih penting dari iblis itu," ucap Leonard mengingatkan Duke Axton pada pundaknya yang benar-benar terkoyak parah hingga pakaian sang putra mahkota sudah basah bersimbah darah.

Jelas-jelas Leonard sendiri yang tiba-tiba muncul. Kini malah berlagak menjadi korban. Duke Axton jelas bisa membaca dengan jelas kondisi ini hingga membuat rahangnya mengeras kesal. Karena Putra Mahkota, sekarang Leviza dan Raja Iblis itu lolos begitu saja. Padahal Duke Axton sudah mengeluarkan sihir tingkat tinggi. Sialan benar memang putra mahkota satu ini.

"Jika Raja melihat apa yang Anda lakukan, saya yakin kepala Anda sudah berakhir di bawah pancungan," desis tajam Duke Axton.

Meski kesal bukan main, tetap saja Duke Axton tidak bisa meninggalkan Leonard begitu saja. Leonard terkekeh, sembari merangkul leher Duke Axton karena tubuhnya terasa limbung.

"Omong-omong, sihirmu hebat juga. Kau benar-benar ingin membunuhnya, ya?"

Duke Axton membawa Leonard kembali menginjakkan tanah. Di tempat mereka berdiri, kota yang sebelumnya megah nan ramai dengan lautan manusia berubah menjadi rerobohan bangunan yang hancur dan kebakaran luar biasa sampai ke wilayah hutan. Hawa panas jelas cukup membuat kulit terasa terbakar.

"Apakah Anda buta, Yang Mulia? Lihatlah akibat perbuatan Anda!"

Duke Axton mengeraskan rahang. Lautan api itu benar-benar membuatnya marah. Semua karena satu gadis terkutuk. Benar saja, tak hanya kelahiran, tetapi keberadaannya memang membuat orang lain jadi terkena bencana.

"Perbuatanku, eh?" Leonard lagi-lagi terkekeh sampai geleng-geleng kepala. "Justru semua ini salahmu, Duke. Jika bukan karena kau memburu kakakku, iblis itu tidak akan bangkit."

Sontak, ucapan Leonard langsung dihadiahi delikan tajam dari Duke Axton. Bahkan, pria itu kini mendorong tubuh Leonard hingga mau tak mau ia harus berjalan sendiri tanpa bantuan. Leonard hanya bisa melihat punggung Duke Axton yang makin jauh meninggalkannya dengan langkah terseok.

Entah masih bisa dengar atau tidak, Leonard meneriaki pria itu.

"Jika Putri Lenora tahu kau hendak membunuh Putri Leviza, dia pasti akan sangat kecewa! Jangankan menikah denganmu, melihat wajahmu saja dia tidak akan mau."

Detik itu baru langkah Duke Axton terhenti. Ia membalikkan badan sembari menatap penuh kekesalan pada Leonard.

"Penjahat pantas dihukum! Kerajaan tidak bisa terus melindungi kejahatan. Tidak peduli itu Anda atau Raja, jika kalian mengkhianati kerajaan, aku juga tidak akan sungkan."

Bibir Leonard melengkung, tersenyum kecut mendengar apa yang dikatakan Duke Axton.

"Kau tidak akan pernah mengerti kecuali kau lahir di posisi Putri Leviza. Orang dengan posisi pewaris diktator sepertimu mengerti apa tentang keluarga?"

"Jaga ucapan Anda, Yang Mulia! Saya tidak dalam keadaan tempramen yang baik. Jika bukan karena Anda adalah kakak Putri Lenora, saya benar-benar tidak akan sungkan lagi."

Antagonist Lady And The Villain DevilWhere stories live. Discover now