Kebangkitan Sang Raja Iblis

786 137 32
                                    

Tubuh Leviza bergetar hebat saking takutnya. Langkahnya terseok saat bahunya berhantaman dengan orang-orang yang melenggang. Ada Duke Axton di sana, ia benar-benar takut bukan main jika pria itu menemukannya. Beruntung, kali ini Leviza bisa keluar dari lautan manusia dan segera melenggang ke daerah gelap di balik bangunan-bangunan kota.

Sementara itu, dari posisinya menunggang kuda, mata tajam sang Duke tampak begitu tajam mengamati sekitar. Meski wajahnya tertutup oleh topeng perak, tetapi tak mampu mengelabuhi betapa tajamnya tatapan sang Duke yang seolah mendominasi. Orang-orang bersorak-sorai penuh amarah saat mendapati sang putri kesayangan mereka telah diracun oleh wanita yang gambarnya dipegang sang Duke.

Tanpa sengaja, dari ekor mata Duke Axton tak sengaja menangkap siluet seorang wanita yang tampak melawan arus lautan manusia. Di mana mayoritas manusia berbondong-bondong mendekat ke arah pasukan kerajaan untuk melihat sketsa wajah pelaku peracunan pada Putri Lenora. Sementara wanita itu satu-satunya yang berbalik seolah sedang menghindari sesuatu.

Tersadarlah Duke Axton bahwa wanita itu 'lah yang ia cari. Itu pasti Leviza! Namun, saat ia hendak bergerak, keadaan terlalu padat tak memungkinkan ia melajukan kuda. Maka dengan isyarat mata, ia menyuruh seorang prajuritnya untuk bergerak membukakan jalan dengan menunggangi kuda. Jalan terbuka, Duke Axton menjalankan kuda menuju area belakang gedung-gedung yang tampak gelap.

"Kepung daerah sekitar tempat ini!" titah sang Duke lalu turun dari kuda dan langsung berlari memasuki area gelap itu.

Tindakan Duke Axton tak mendapatkan pertanyaan lebih. Para anak buah langsung berpencar melakukan titah Duke Axton karena memang mereka sudah paham dadi misi kali ini.

Memasuki gang gelap seorang diri, Duke Axton memicingkan mata menelisik sekitarnya. Di gang sempit yang hanya ada beberapa barang yang ditumpuk begitu saja dan parit yang menguarkan bau busuk dari limbah rumah tangga, terkesan sangat buruk untuk seorang bangsawan untuk menginjakkan kaki di sana.

Setiap kakinya melangkah, Duke Axton harus menahan hidung karena bau busuk yang cukup mengganggu. Hanya ada satu nama yang terus terngiang di kepalanya. Leviza. Hasrat ingin membunuh yang begitu kuat kepada gadis yang telah melukai cintanya. Tidak akan Duke Axton melepaskannya begitu saja.

Benar saja, di ujung jalan buntu, Duke Axton melihat siluet seorang gadis muda tampak panik melihat ke segala arah. Kedua mata gadis itu membelalak saat menangkap siluet kedatangan pria yang tampak menarik pedang dari sarung. Kilau di besi itu mengganggu mata, membuat dorongan panas di bola matanya menuntut genangan air untuk berlomba keluar.

"Berhenti! Tolong berhenti di sana!" teriak Leviza memperingatkan.

"Berhenti? Anda pikir siapa, beraninya memerintah saya. Apakah Anda belum tahu posisi Anda sekarang, Tuan Putri?"

Langkah Duke Axton berhenti tepat saat wajah pria itu berada di bawah cahaya rembulan. Jantung Leviza berdetak kencang, ia terus mundur, tetapi punggungnya sudah membentur dinding. Ia tak memiliki akses ke mana pun kecuali harus melewati Duke Axton. Dan itu nyaris mustahil.

"Aku sudah memberikan pengakuan dan penawar racun itu untuk Putri Lenora. Jadi, kumohon, tolong biarkan aku pergi. A-aku berjanji tidak akan muncul di hadapan Anda lagi. Aku mohon," pinta Leviza menangkupkan kedua tangan di depan dada.

Air mata sudah berlomba membasahi pipinya. Ironis, sudah hidup untuk ke dua kalinya, mana mungkin dia pasrah begitu saja ketika ia akan mati untuk ke dua kalinya.

"Tidak ada Yang Mulia Raja di sini. Tidak ada yang melindungimu. Jadi, percuma saja aku tidak akan pernah menuruti permohonanmu."

Duke Axton menodongkan pedangnya tepat di leher Leviza. Tubuh gadis itu membeku seketika, terlebih saat ia merasakan goresan yang cukup perih di lehernya.

Antagonist Lady And The Villain Devilحيث تعيش القصص. اكتشف الآن