10.

281 52 4
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡











Mashiho membuka matanya saat merasakan tubuh dia bergerak, tidak terasa sakit tapi membuatnya tersentak beberapa kali.

Kegiatan terakhir yang dia ingat adalah melihat-lihat foto dan videonya bersama Jeongwoo, yang awalnya niat di hapus tapi tak jadi dan berakhir Mashiho menangisi kembali kepergian abadi kekasihnya.

Disela kebingungan nya Mashiho mulai merasakan sesuatu di bawah dia, seketika matanya membulat.

Dia melihat Dino yang sedang berjongkok dihadapan...tunggu ini gak mungkin, celana Mashiho sudah tergeletak jauh dari posisinya.

Iris coklat jernih itu menatap Dino yang terlihat masih asik bermain dengan tidak percaya, Mashiho menangis.

Dia ingin berontak tapi tubuhnya seolah menolak, selama pacaran Jeongwoo memang belum pernah menyentuhnya lebih dari sekedar ciuman saja tapi Mashiho juga tidak sepolos wajahnya.

Lelaki mungil itu mengerti apa yang sedang Dino lakukan, dia tidak mau berada dibawah kuasa orang yang tidak pernah dia cintai.

Sengatan aneh makin sering Mashiho rasakan, apalagi saat Dino menunjukan seringainya dan mulai menghentakkan kembali Mashiho.

Si kecil hanya bisa menangis tersedu, jangankan menikmati yang ada Mashiho hanya merasa takut disetiap sela kegiatannya.

Kepala si manis menggeleng hebat, air matanya tak berhenti turun bahkan sekarang wajah mulusnya sudah dibanjiri keringat.

"Aaaang engh jang....ngah ah."

Ceklek

Seketika Mashiho membuka matanya lebar, dia kembali tersentak kaget saat melihat Dino yang tengah menatapnya juga.

"Ada yang salah?" Tanya Dino.

Tidak menjawab tapi Mashiho malah ribut memeriksa tubunya, semua pakaian dia masih utuh bahkan Dino terlihat sangat rapih dengan kemejanya.

"Mimpi buruk?"

Mashiho menatap Dino yang terus bertanya sambil menatapnya lekat, tapi Mashiho masih tidak menjawab.

"Tidurlah dikamar mu !! Jangan membiasakan tidur di sofa, kasihan tulang leher mu."

Selesai berbicara Dino langsung pergi kearah dapur, melihat itu Mashiho berdiri dan lari cepat.

Belum sempat Dino menoleh tapi Mashiho lebih dulu menutup pintu kamarnya dengan kencang, bohong kalo Dino gak kaget.

"Salah apalagi coba gue? Ya Tuhan." Guman Dino. "Kalo tahu jodoh gue sesulit ini, gue cancel aja deh." Keluhnya.

Sementara itu didalam kamar Mashiho menatap pantulan dirinya di cermin full body, dia menelisik setiap lekuk wajah dan tubuhnya.

Lelaki itu bahkan meraba semuanya, dia hanya ingin memastikan kalo yang tadi itu mimpi.

"Jadi tadituh bangun didalam mimpi terus mimpi di dalam mimpi juga? Ish, dasar aneh." Mashiho memukul kepalanya sendiri.

Naik Ranjang Where stories live. Discover now