Another arrival

3.8K 376 39
                                    


Untuk reader baruku, aku tuh up ceritanya suka seenaknya. Jadi tolong dimaklum, dan jangan terlalu berharap besar ya sama cerita-ceritaku.

Part ini, gak 'terlalu' penting. Gak ada yang aneh, dan ada loncat waktu yang agak jauh. Maaf untuk semua typo dan kata tak beraturannya.

____________

К сожалению, это изображение не соответствует нашим правилам. Чтобы продолжить публикацию, пожалуйста, удалите изображение или загрузите другое.


____________

Beberapa minggu yang lalu Renjun masih bisa melihat wajah Jeno, masih mendapat usapan hangat pada pipinya dari tangan Jeno. Masih mendengar Jeno mengatakan cinta padanya, masih melihat senyum bulan sabit Jeno dengan mudahnya. Dan sekarang, ia sudah rindu semua itu.

Kembalinya Jeno ke Linden jelas hal yang cukup sulit bagi keduanya, karena mereka baru saja melepas rindu dan mereka harus saling berjauhan lagi karena jarak. Sebelum pergi, Jeno sempat mengajak Renjun ikut ke Linden. Tapi Renjun pun tak bisa seenaknya pergi, sementara ia pun disini setidaknya harus sedikit ikut melaksanakan tugasnya sebagai seorang pangeran.

Lagi pula Renjun memang akan berangkat ke Linden juga beberapa hari lagi, pernikahan Haechan dan Kak Mark dilaksanakan beberapa minggu dari sekarang. Renjun masih harus menempuh perjalanan berhari-hari juga menuju Linden, maka ia akan berangkat dalam waktu dekat agar ia sampai di Linden sebelum hari kebahagiaan Haechan tiba.

"Renjun, kau hendak meninggalkan Harlen?"

"Bukankah kau juga akan ikut ke Linden, Yangyang? Pernikahan Haechan—"

"Tidak, bukan yang itu maksudku. Aku baru dengar kau sudah berencana tak tinggal di Harlen di masa depan nanti." Yangyang mendengar dari Guanlin kalau ia sempat mendengar rencana Renjun ini.

Renjun mengangguk membenarkan. "Ya."

Yangyang tak menyangka Renjun malah mengiyakan itu, ia tadinya berharap ucapan Guanlin hanya omong kosong saja. "Kemana?" Tanya Yangyang.

"Aku belum tau, juga belum membicarakan ini dengan Jeno, ini semua baru hanya keinginanku saja." Karema bagaimana pun diatas semua keinginannya, yang Renjun inginkan dengan sangat besar saat ini adalah bersama-sama dengan Jeno.

Renjun bisa melihat raut tak suka milik Yangyang, temannya itu pasti tak setuju. "Yangyang, aku benar-benar ingin melepas semua urusan kerajaan dari tanganku. Aku tak berbohong saat mengatakan aku tak ingin meneruskan tahta ayah."

"Soal tanggung jawab kerajaan kan ada Kak Hendery yang melakukannya." Sahut Yangyang, wajahnya menunjukkan ketidaksukaan setiap mendengar Renjun masih berusaha lepas dari segala hal yang bersangkutan dengan kerajaan.

"Yangyang, aku begitu tak tau malu diam di istana dengan gelar pangeran lalu tak mengerjakan kewajibanku sebagai itu." Ujar Renjun kemudian.

"Jadi aku pikir dengan pergi dari istana, melepas gelarku. Dan aku baru benar-benar bisa melupakan ingatan burukku juga soal hari itu, Yangyang." Mata Renjun menyorot sendu pada temannya itu, mengatakan tentang alasan besar ia ingin lepas dari semuanya.

Another Day ✔Место, где живут истории. Откройте их для себя