Teman baik adalah keluarga

3.1K 289 5
                                    

"Pete, kau yakin Vegas tak menduakanmu dengan seorang wanita?"

Pete menatap Thankhun dengan tatapan heran, darimana pikiran sang tuan berasal.
Thankhun lalu menyuruh Pete untuk memperhatikan Venice sekali lagi  dan mengatakan jika Venice terlalu mirip seperti Vegas jika disebut anak adopsi.

"Dia seperti iblis," ucap Thankhun terdengar sangat serius.

"Tuan Khun, dia hanya sedang bermain."

Pete tersenyum kecil melihat Venice yang bermain dengan alat lukis, ia sedang menggambar dengan abstrak warna merah di taman keluarga utama.
Seingat Thankhun saat ia berusia 10 tahun seperti Venice kini, ia selalu menggambar pemandangan dengan matahari bermata dua, itu menunjukkan sisi lugu anak-anak sedangkan Venice tidak, ia anak iblis.

"Kau bahkan sudah seperti si sialan Vegas!"

"Veniiice, paman punya hadiah untukmu!"

Thankhun dan Pete lalu menoleh, menatap Porsche yang baru saja kembali entah darimana setelah berpamitan selama 30 menit, ia berlari menghampiri Venice dengan cat-cat tembok yang dibawakan Pol dan Arm dibelakangnya.

"Porsche, Tuan Kinn akan marah jika kau melakukannya." Pete mencegah Porsche yang hendak mengajak Venice pergi ke tembok pembatas antara jalanan dan taman pribadi rumah ini.

Usia mental Porsche pasti seusia Venice, dia selalu antusias setiap kali Pete membawa Venice untuk berkunjung ke rumah keluarga utama. Bahkan lebih seringnya Venice melakukan hal gila atas ajaran Porsche, jika di rumahnya ada Vegas sebagai pemberi pengaruh buruk maka disini jelas kekasih Kinn sebagai penggantinya.

"Venice! Siapa yang memberimu izin mencoretnya!"

Terlambat Pete, Venice sudah menggambar bola mata merah di tembok yang memiliki cat putih kesukaan Kinn.
Tak terima keponakannya dimarahi, Porche balas membentak Pete. Rumah Kinn sudah jelas rumahnya juga, jadi ia yang memberi izin Venice untuk menggambar sesukanya di seluruh tembok rumah ini.

"Tutup mulutmu! Kau tak memiliki hak apapun!" Pete tak ingin berbicara dengan Porsche dengan kehormatan sebagai kekasih Kinn sekarang. Ia perlu memberitahu Venice jika yang dia lakukan itu salah.

"Beraninya kau mengatakan itu pada kekasih mantan bosmu!" Balas Porsche sama berisiknya.

Ditengah perdebatan itu Venice sudah hampir selesai menggambar manusia lidi yang dilihat Thankhun lebih mirip Monster.
Lalu muncul Kinn dan Vegas yang kembali dari pekerjaannya, setelah berdamai keduanya sering kali melakukan pekerjaan secara bersama-sama, itu lebih mudah dan memberi untung lebih besar pada kedua keluarga ini.

"Siapa yang menggambar ini?" Tanya Kinn, mengejek lukisan Venice tepat didepan wajah Vegas yang sudah hapal betul jika lukisan merah darah ini milik anaknya.

"Oh." Kinn langsung teringat Venice yang sedang berkunjung. "Anakmu?"

"Daddy! Look, should i be a painter?"

Venice terlihat bersemangat menunjukkan hasil lukisan anehnya pada Vegas.
Arm dan Pol yang melihat kemampuan Venice dalam menggambar hanya bisa menahan napas, sepertinya mereka berdua harus mempercayai Thankhun soal Venice adalah anak kandung Vegas dengan wanita.

"Yang dia butuhkan adalah belajar mendalami agamanya," respon Porsche, ia memiliki firasat jika Venice akan menjadi seiblis Vegas.

Pete menyentil kening Venice, menyuruhnya untuk diam lalu mengajak Vegas untuk langsung pulang saja jika urusannya bersama Kinn sudah selesai.
Vegas sebenarnya belum ingin pulang, dia ingin melukis bersama Porsche dan Venice.

"Bolehkah aku membawa cat cat ini ke rumahku?" Tanya Vegas.

"Huh? Tentu, aku akan beli yang baru untuk digunakan bersama Venice lain waktu." Walaupun bingung Porsche tetap mengiyakan keinginan Vegas.

Venice (Vegaspete) Where stories live. Discover now