The Diamond Club pt 1

3.1K 88 8
                                    


.
.
.
.
.
.
.
.
Cahaya lampu temaram dan wangi harum yang semerbak dari minyak aromaterapi yang dibakar, juga alunan musik sensual tak mampu melawan desahan yang keluar silih berganti dari kedua bibir insan yang sedang sibuk menikmati dan dinikmati. Keringat yang mengucur deras dari tubuh-tubuh mereka, dan suara dari gesekan kulit keduanya memenuhi salah satu ruangan pribadi VVIP yang berada di The Diamond Club akhir malam ini.

Setelah pesta usai, keduanya ini tak langsung pulang.

Mereka memilih untuk bermalam sejenak disini, mencoba kamar baru yang The Diamond sediakan untuk siapapun yang ingin melanjutkan malamnya bersama para slave.

Jungkook. Terbaring dengan kedua kakinya yang terbuka lebar, menanti sang dominan yang sedang sibuk memakaikan pengaman pada penisnya sendiri. Lantas setelah menyelesaikan ritual awal, kini Seokjin siap mendobrak liang yang sudah basah oleh liurnya. Ya, slave yang sejak tadi menggoda Seokjin, The God Of Sex yang dipuja oleh seantero raya tidak lain dan tidak bukan adalah Jeon Jungkook.

"It's gonna easy, baby... " Bisik si pria di telinga Jungkook lirih.

Jungkook menarik lehernya sedikit ke belakang, merasakan sensasi hangat dari nafas Tuannya di telinga.

"Kamu pikir kamu akan bebas begitu saja dariku setelah kamu menggodaku huh? kamu pikir kamu hebat? Kamu bangga? Cih, sebanyak apapun lelaki yang mencicipi tubuhmu, pada akhirnya kamu akan tetap jadi milikku, Jeon Jungkook. Kamu akan selamanya menjadi slave ku! Jadi jangan coba-coba lagi menggodaku di tengah pekerjaanmu jika tak mau berakhir seperti ini denganku! Paham?! "

Lelaki itu lantas menjambak rambut Jungkook dengan kuat, menciumi wajahnya yang cantik, juga menjilati rahang serta bibir Jungkook yang menggoda.

Alih-alih menolak atau mengelaknya, Jungkook malah merasa senang.

Dia menikmati setiap sentuhan Tuannya, meskipun itu terkadang menyakitkan. Malahan Jungkook menyamankan posisinya dengan mengalungkan kedua tangannya ke leher jenjang Seokjin, menarik tubuh si lelaki erat-erat seakan memaksa pusaka Tuannya agar segera masuk dengan kasar. Lubang Jungkook sudah berkedut tak tahan, ia sangat siap menyambut penis Seokjin.

Namun fokusnya buyar. Jungkook menjerit. Ia selalu tak menyangka jika penis Seokjin begitu besar saat mengembang. Baru kaki ini lubang Jungkook merasakan kepayahan.

Malam ini si dominan dirasa tak seperti biasanya. Terlalu luar, terlalu buas!

Apa? Malam ini? Bukankah baru pertama? Bukankah ini launching? Tidak! Kalian salah. Setelah Seokjin resmi membeli Jungkook, rasa penasaran nya semakin tak bisa ia kendalikan. Terutama saat iia melihat Jungkook.
.
.
.
.
.
Seokjin benar-benar tak membiarkan Jungkook tenang.

Setiap hentakan yang diberikan Seokjin membuat Jungkook seperti berada di dalam neraka sekaligus membawanya terbang ke langit ke tujuh.

"Oh.... Damn!!! Daddy.... Ahhh. "

Si pria yang dipanggil daddy itu menyeringai tipis saat Jungkook menyumpahinya. Merasa bangga saat Jungkook berkata kasar padanya. Seolah itu adalah dorongan untuk membuat Jungkook semakin tak berdaya.

Jungkook diujung klimaks.

Tubuhnya bergetar penuh peluh.

Kedua bola matanya memutar.

Mulutnya terbuka mencoba meraih udara yang menipis di paru-parunya.

"Ahhhhhh!!!! Daddy!!! "

Kembali meneriakkan nama si dominan saat keduanya mencapai puncak. Saat Seokjin melepaskan cairan semennya di rektum Jungkook.

Juga saat Jungkook menyemburkan cairan yang di kedua perut mereka.

Klimaks pertama dari Seokjin tak membuatnya gentar, ia lalu bangkit mengambil sebuah borgol. Memaksa Jungkook untuk ikut bangun dan mengkaitkan kedua tangan ke belakang adat Seokjin bisa memborgol nya. Sementara Jungkook masih sibuk dengan paru-parunya yang kekosongan udara, berusaha mengisinya agar kembali stabil dan tidak tertidur karena kelelahan.
.
.
.
.
.
.
Seokjin menggiring Jungkook menuju kamar mandi. Kamar mandi di ruangan VVIP sangat luas, bahkan terdapat bak dari keramik mewah yang cukup untuk berendam sebanyak tiga orang.

Seokjin meletakkan Jungkook ke pinggir bak, lalu ia mengambil bola-bola yang bila ditenggelamkan pada air, akan berubah menjadi busa-busa. Satu bola, dua bola, ......lima bola, Seokjin memasukkan lima bola. Seokjin benar-benar ingin merasakan licin malam ini. Tak lupa ia juga memasukkan air hangat untuk melarutkan bola-bola tersebut.

Setelah air setengah penuh dan busa berdesakan ingin keluar dari wadahnya, Seokjin mengangkat kedua kaki Jungkook agar masuk ke dalam bak.

"Berlutut baby! "

Tanpa basa-basi, setiap kata yang keluar dari mulut Seokjin adalah perintah bagi Jungkook. Ia berlutut dengan Seokjin yang berdiri di hadapannya.

"Buka mulutmu! "

Jungkook bersiap menelan penis Seokjin.

"Mmhhhh, ssshhhh, kamu harus melakukannya dengan lebih baik lagi, masukkan sepenuhnya! "

"Akhhhhh, tidak bisa dad, tidak muat. "

"Sudah berani membantahku?"

Seokjin menarik rambut hitam Jungkook lalu mendorongnya agar penis besar itu bisa masuk sepenuhnya ke dalam mulut Jungkook.

"Uhukkk, uhukkk. "

Sama sekali tak menghiraukan keadaan Jungkook, Seokjin terus saja memaksa penisnya hingga menyentuh tenggorokan Jungkook.

"Arghhhh, slave! Jalang! Mulutmu begitu nikmat ahhhh. "

Tak ingin segera mencapai putih, Seokjin bergegas menarik kembali rambut Jungkook agar menjauhi pusakanya. Laku secepat kilat ia membalik tubuh Jungkook. Menusuk kubang Jungkook tanpa permisi sembari menampar gemas bongkahan sekal di hadapannya itu.

"Ahhhh, daddyyhh... Mhhhh. "

"Yes bebhhh. "

Jungkook kewalahan sungguh, bercinta dengan kedua tangan yang diborgol membuatnya sangat bergairah namun menguras tenaga.

Jungkook limbung, tubuhnya condong ke depan hingga putingnya menyentuh pinggiran bak mandi. Oh Tuhan, sensasi dingin yang diterima oleh kedua puting merah mudanya sungguh kembali menaikkan birahi nya.

Gesekan antara kedua puting dengan dengan keramik bak mandi tersebut sungguh membuat Jungkook kenikmatan, belum lagi lubangnya yang penuh oleh penis besar milik Seokjin.

"Ahhhh daddyhh mmhhh. M-mauh dadd c-hh cc-ciumhhh. "

"Arghhh, Hhhhh jangan memerintahku jalang! Hhhhh . Alih-alih menuruti permintaan Jungkook untuk mengulum bibirnya, Seokjin malahan sibuk memberi kenikmatan lain pada Jungkook. Menjilati setiap inci dari punggung molek nan bersih milih Jungkook hingga ke bokong.

"Ahhhhh, daddyhhhhh tolonghhh leb- hhh uhuk. " Jungkook tersedak ludahnya sendiri. "Tol ahhh tolonghhh lebih dalam dadd-dyhhh ahhh, yahhhhh daddyyh terus disana ahhhh. Mmhhh ahhhhh. "

"Ahhhh, Jungkook! Sial! Aku akan keluar. Mmmhhh ahhhhh. "

"Ahhhh daddy ahhhh hhh. Hhhh. "

Seokjin terkekeh kecil, "heh.... Seperti biasa, kamu gak pernah ngecewain aku.... Jungkook... Kamu benar-benar The God Of Sex. Hhh. " Ucap Seokjin lagi sembari menarik tubuhnya, menggendong Jungkook kembali ke tempat tidur, lalu pergi meninggalkan Jungkook di tengah kelelahan.







.
.
.
.
.
.

Haiii semuaaa. Jadi ini oneshoot spesial hasil kolab aku sama salah satu author Jinkook yg kalian pasti udah kenal. Yupsss stobhitjin . Semoga kalian sukaaaaa 💜💜💜💜💜💜. Yang mau cerita lengkapnya, ada di twitter hehee

One shot - AU JINKOOKDonde viven las historias. Descúbrelo ahora