MAFIA KIM pt 2

963 88 13
                                    











"Maaf tuan! Anda tidak diperbolehkan masuk ke dalam mansion ini tanpa ijin!"

Begitulah kalimat yang akhirnya dapat dimengerti oleh Jungkook.































Pagi itu, setelah perjalanan panjang menggunakan jet pribadi dari Korea menuju Swiss, dengan perut yang sudah membesar sebab bayi yang dikandungnya tumbuh dengan begitu sehat meski masih di dalam perut

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Pagi itu, setelah perjalanan panjang menggunakan jet pribadi dari Korea menuju Swiss, dengan perut yang sudah membesar sebab bayi yang dikandungnya tumbuh dengan begitu sehat meski masih di dalam perut. Jungkook mencoba masuk ke sebuah mansion mewah keluarga Jeon. Namun penolakan bahkan perlakuan kasar malah ia terima dari para penjaga. Ia tak bisa menggunakan bahasa asing sedikitpun, hingga membuat selisih paham semakin runyam.

Satu jam sudah Jungkook menangis di depan pagar mansion yang menjulang tinggi dan kokoh. Para penjaga tetap tak mengijinkannya masuk sebab Jungkook dinilai sebagai orang asing yang mungkin saja dapat membahayakan keluarga Jeon.


"Maaf Tuan! Anda tidak diperbolehkan masuk ke dalam mansion ini tanpa ijin!"

Seorang pria paruh bayar dengan setelan jas serba hitam, keluar dari dalam pagar.

"Anda orang Korea?"

Begitu mendapati salah seorang yang bisa menggunakan bahasa Korea, Jungkook merasa setelah ini ia akan mendapat sedikit bantuan untuk bisa bertemu dengan Tuan dan Nyonya Jeon.

"Benar Tuan!"

Lelaki paruh baya yang mempunyai badan tegap dan masih terlihat sangat tampan itupun menelisik tubuh Jungkook dari kaki hingga kepala. Lalu saat ia sampai pada mata besar Jungkook, ia merasa seperti mengenal pria manis dihadapannya ini.

Lelaki itupun melebarkan matanya terkejut dengan apa yang diingatnya. Namun ia tidak akan begitu mudah menyimpulkan apa yang ada di pikirannya.

"Maaf Tuan, jika boleh tau ada keperluan apa anda kemari?"

"Saya- saya mau bertemu dengan eomma dan a-ah maksud saya -saya ingin bertemu Nyonya dan Tuan Jeon."

Jungkook menundukkan kepalanya, tubuhnya bergetar hebat. Ia begitu takut menghadapi orang-orang asing ini.

"Ada urusan apa dengan Nyonya dan Tuan Jeon? Ah maaf saya lancang. Saya hanya ingin memastikan, bolehkan saya pinjam lengan anda?"

Lelaki paruh baya itupun meraih lengan Jungkook setelah mendapatkan ijin. Ia menyingkap lengan baju sebelah kiri untuk memeriksa apakah terdapat tanda lahir disana dan -

"Astaga ! Tuan muda Jeongguk!"

Jungkook terkejut saat lelaki itu memanggilnya dengan sebutan Jeongguk. Siapa Jeoungguk?

"Cepat buka pintu gerbangnya, dan biarkan beliau masuk!"

Dengan cepat para penjaga pun membuka pintu gerbang dan mempersilahkan lelaki asing yang hanya membawa satu buat koper itu masuk ke dalam mansion mengikuti kaki tangan Keluarga Jeon.

"Kenapa diam saja? Apa kalian mau dipecat? Cepat bawakan koper Tuan Jeongguk!"

"Baik Tuan!"

Para penjaga pun dengan cekatan mengambil alih koper dari tangan Jungkook. Sementara Jungkook masih bertanya-tanya tak tau menau apa maksud dari ini semua.

"Tuan berjalanlah dengan hati-hati, pegang lengan saya!"

Lelaki paruh bayar itupun menggenggam erat lengan Jungkook dan menuntunnya untuk berjalan menyusuri jalan panjang menuju rumah utama.

"Apa Tuan lelah? Mau saya panggilkan sopir supaya mengantar kita sampai ke depan pintu rumah utama?"

"A-ah tidak paman, tidak apa Jungkook tidak lelah."

Mereka berduapun berjalan dengan begitu pelan. Udara di swiss sangat sejuk saat itu hingga membuat Jungkook merasa jauh lebih tenang meski hatinya kini kosong. Ia rindu lelakinya, suaminya, ayah dari bayinya. Kim Seokjin.
































-?????-

One shot - AU JINKOOKDonde viven las historias. Descúbrelo ahora