TULUS

1.7K 78 0
                                    












"Sakit appa, maafkan Soobinnie. Soobinnie janji tidak akan nakal lagi. "

"Tidak appa, maaf Soobinnie pulang terlambat. Soobinnie tidak akan pulang terlambat lagi sudah jangan pukul Soobinnie. "

"Appa jangan hikss, appaaa.... Appaaa bangun! Bangun!! Jangan tinggalkan Soobinnie! Appaaaa! "




Jungkook termenung. Kini, setiap nafasnya hanya untuk menelaah peristiwa-peristiwa buruk yang telah ia perbuat pada anak semata wayangnya. Jungkook, sebagai orang tua tunggal yang gagal, kini ia tengah menjalani pengobatan di ruang khusus bernuansa serba putih yang membelenggu setiap pemikiran irasional nya. Ia tau ia salah, bahkan ia selalu menangis di malam hari saat menatap sang buah hati tertidur pulas. Tapi otaknya bahkan tak sanggup untuk berfikir jernih. Hanya sakit dan putus asa yang tertanam.

Percobaan mengakhiri hidup yang terus berulang membuat Jungkook harus bersusah payah menelan pahitnya obat-obatan demi meringankan depresinya.

"Jungkook, sudah minum obat?" Seorang dokter spesialis kesehatan mental bak malaikat bagi Jungkook, datang dan menyapa.

Jungkook menoleh, meninggalkan puing-puing kejadian menyakitkan yang selalu ia ingat untuk bisa sekedar menatap senyum hangat yang kini setiap hari menemaninya.

Jungkook mengangguk, dan lelaki dengan jas putih juga stetoskop yang bersarang di leher itu ikut mengedipkan mata sembari menunjukkan senyum damainya tanda apresiasi untuk kepatuhan Jungkook.

"Bagaimana keadaanmu hari ini? Sudah merasa lebih tenang?"

Jungkook kembali menoleh menghadap jendela kamar singgahnya. Sedikit mengangguk namun air mata masih terlihat menetes dari sudut mata sebelah kanannya.

"Jungkookie, jangan menangis nee. Jangan memikirkan sesuatu yang bisa membuatmu menangis. Kamu tau? Soobinnie setiap hari datang. Bocah itu ingin sekali menjenguk appanya. Apa kamu mau bertemu dengannya hari ini?"

Air mata itu semakin berebut ingin keluar, hatinya sesak. Mendengar nama "Soobinnie" membuat merasa ingin mati saja. Orang tua mana yang tega menyakiti darah dagingnya sendiri? Ya, itu dia. Jungkook. Jeon Jungkook brengsek.

"Aaaaaaaa, pergi!!! Pergiii!!! Biarkan aku mati!! Hikss." Ia berteriak histeris, menangis seakan air matanya tak bisa habis.

Seokjin berlari dan langsung mendekapnya.

"Tenang Jungkookie, tenang. Tidak apa-apa. Tenang, ada aku disini. "

Terus memberikan stimulasi hangat, akhirnya Jungkook sedikit mereda. "Hikss, hikss maafkan appa Soobinnie. Hikss maafkan appa. "

"Sssttttt, tidak. Jungkook tidak bersalah. Soobinnie sudah memaafkanmu. Sudah, tenanglah Jungkookie. "

Beberapa menit kemudian Jungkook tertidur, didekapan Seokjin. Orang yang memendam perasan cinta padanya bertahun-tahun lamanya. Cinta Seokjin sangat tulus, bahkan saat ia tau bajingan yang saat itu berstatus sebagai kekasih Jungkook, memperkosanya dan berniat membunuhnya setelah merasa ketakutan akan perbuatan yang telah ia lakukan. Seokjin masih tetap setia menanti sampai Jungkook bersedia membuka hati untuknya.




End

One shot - AU JINKOOKWhere stories live. Discover now