Seminggu setelah pernikahan di gelar, Aran tidak mendapati perubahan apapun dari Shani melainkan sikap gadis itu yang semakin dingin padanya. Perubahan status tak menjamin hubungan mereka membaik, maka sebaliknya hubungan mereka terasa semakin jauh.Seminggu di Bali sebagai pasangan terasa hambar, sehari hari yang Aran lihat hanyalah diamnya Shani dan tatapan mata gadis itu yang terlampau datar. Setiap kali Aran mencoba mengajak mengobrol Shani selalu menghindar, kehadirannya seperti tak terlihat sama sekali di mata gadis itu.
Jika boleh berkata jujur Aran tidak ingin berada di posisi yang memberatkan hidup Shani, Aran ingin gadis itu bahagia dan hidup damai. Aran merindukan keceriaan di wajah Shani, suara omelanya dan segala hal indah tentang Shani. Marahnya Shani mungkin jauh lebih baik daripada diamnya gadis itu. Aran merasa begitu asing dengan perubahan sikap Shani yang sekarang.
Hari ini mereka telah kembali ke Jakarta, pulang kerumah untuk melanjutkan segala aktivitas pekerjaan yang sempat tertunda, tak terkecuali Aran yang mungkin akan kembali di sibukkan dengan segala macam pertemuan.
Veranda, Shani, Chika, dan Gito berada di satu mobil yang sama dan telah sampai lebih dulu dari mobil yang tumpangi oleh Keynal, Aran, Zee juga Cleo yang tidak ingin lepas dari Zee.
"Kamu istirahat ya Ran, masih ada dua hari lagi sebelum kamu kembali bekerja." Keynal menepuk pelan bahu Aran sebelum mereka akan berpisah ke kemar masing-masing. Keynal tersenyum tipis, kekhwatiran yang sempat bergelayut di hatinya kini perlahan lepas setelah Aran menjadi menantunya. Meski sebagai gantinya, Keynal harus menerima sikap Shani yang semakin menjadi, namun baginya itu tidak masalah karena putrinya itu masih harus beradaptasi. Keynal yakin suatu hari nanti Shani akan menerima Aran dan berterimakasih kepadanya karena sudah menyatukan dangan pria sebaik Aran.
"Selama di Bali aku udah cukup buat istirahat Pah, mungkin besok aku sudah bisa berangkat ke kantor." Aran membalas senyuman itu, panggilan Papa masih terasa asing untuknya. Tak lama pandangan Aran jatuh pada seorang gadis yang berdiri di undakan tangga, tak lama senyumannya memudar kala Shani dengan kasar membanting koper dan membiarkan koper itu jatuh berguling dari atas tangga.
"Shani." Keynal terlihat terkejut dengan koper yang jatuh di bawah kakinya, kepalanya mendongak menatap Shani yang kini berjalan tergesa mendekati kearah mereka, melihat tatapan putrunya itu Keynal sudah bisa menebak apa yang akan terjadi.
"Key, ada apa?" Veranda yang mendengar suara keras pun menghampiri mereka dari arah dapur, begitupun dengan Zee yang sedang menggendong Cleo. "Paman Zee, Ci Shani malah malah lagi."
"Syutt, diam Cle nanti kita kena marah." Zee membekap mulut keponakan itu agar tidak lagi mengeluarkan suara.
"Apa yang udah papa lakukan di kamar aku? Kenapa kamar aku berubah semuanya?" tatapan Shani meruncing tajam dengan suara yang menggelegar di dalam rumah, ia sama sekali tidak takut jika suaranya akan menciptakan kemarahan yang besar buat Keynal maupun Veranda, mereka sudah lebih dulu membuatnya marah dengan melakukan perubahan di kamarnya.
Veranda menatap suaminya, ia sama sekali tidak tahu apa yang di lakukan Keynal pada kamar Shani.
"Selama di Bali Papa sudah membebaskan kamu melakukan apapun termasuk tidur terpisah dengan Aran, maka dari itu mulai sekarang kamu akan berbagi kamar dengan Aran karena dia adalah suamimu."
Aran menatap Keynal sedikit terkejut, apa perubahan yang Shani maksud adalah barang-barangnya yang sudah berpindah ke kamar Shani?
"Maaf Pah, apa gak sebaiknya Papa kasih Shani waktu lebih dulu, Shani masih butuh waktu untuk menerima semuanya ini."
Keynal menatap Aran lalu menggeleng tegas. "Enggak bisa Aran, secepatnya dia harus sadar kalau dia sudah bersuami."
Shani memejamkan matanya selama beberapa detik, mengembuskan napas begitu pasrah saat lagi-lagi ia tidak memilki sedikitpun kekuatan untuk menolak. Apa yang ia ucapkan semuanya akan percuma, tidak ada yang peduli dengan dirinya, jadi untuk apa ia bersuara jika hanya akan di anggap angin lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHY SHOULD LOVE [END]
Fanfiction"Bersamamu adalah kesalahan yang tidak pernah aku inginkan." "Apapun itu, kamu tanggung jawab aku mulai sekarang."