Part 3

1.3K 133 6
                                    



"Aku akan segera kembali, setelah itu aku janji tidak akan meninggalkan kan kamu. Tunggu aku ya..."

Hania menghela nafas kasar setelah membaca pesan dari seseorang yang pernah mencampakkannya, menyia-nyiakannya dan membuatnya terluka.

"Telat," gumam Hania sambil membaringkan diri dan menatap langit-langit kamarnya dan mengingat kejadian masalalu nya.

Setelah beberapa saat kemudian, Hania bangkit dan mengganti bajunya. Sore ini rencananya Hania mengajak Celine nongkrong di Cafe sambil membahas tugas sekolah. Ralat, hanya akal-akalan Hania mengenai tugas, dia bahkan tidak berniat sama sekali untuk membahasnya.

"Nia," panggil Tina. Hania langsung menghentikan langkahnya dan berbalik menatap ibunya.

"Mau kemana?" tanya Tina yang melihat putrinya sudah sangat rapi.

"Ngerjain tugas sama Celine, Bu!" jawab Hania dengan senyuman padahal di dalam hatinya dia cekikikan.

"Yaudah. Tapi, jangan pulang malem-malem. Jangan keluyuran, kalo udah selesai langsung pulang!" ucap Tina memperingatkan putrinya.

Hania mengacungkan jempolnya. "Siap."

Sebelum Hania melanjutkan langkahnya. Tina kembali menghentikan Hania. "Gapapa deh pulang malem."

Hania mengernyit. "Lho tumben, Bu?"

"Soalnya Ibu sama ayah mau bikin adek buat kamu!" jawab Tina sambil cekikikan.

Tatapan Hania membulat sempurna. "Enak aja, enggak-enggak ya!"

"Nia udah pw jadi anak tunggal kaya raya. Lagian Nia malu tau Bu. Masa udah 17 tahun masih punya adek bayi. Dari kemaren-kemaren enggak di kasih!" jelas Hania panjang lebar.

"Dih, emang nya ibu butuh persetujuan kamu?" Tina lagi-lagi menggoda Hania.

"Ih enggak ya, Bu. Nanti deh, secepatnya Nia kasih cucu buat ibu. Tunggu aja bentaran lagi kok pasti jadi!" jawab Hania asal nyeletuk.

Tina melotot mendengar ucapan nyeletuk Hania.

"Heh. Ibu gak setuju. Awas aja kamu ya, kalo berani macem-macem ada konsekuensinya!" ancam Tina.

"Ih emang nya Nia butuh persetujuan Ibu?" teriak Hania sambil melarikan diri dari hadapan ibunya.

"HANIA AGISYA!!!"

•••

Sejak lima belas menit yang lalu Celine menunggu Hania di Cafe Cemara. Cafe yang sedang ngetrend di kalangan remaja jaman sekarang. Celine tampak sudah memesan cemilan dan kopi kesukaan nya dan kesukaan Hania.

"Bunuh saja aku, aku lelah punya teman kayak dia!" keluh Celine sambil memegang kepala nya.

"Dor..."  Hania mengejutkan Celine, tapi dari ekspresi nya Celine sama sekali tidak terkejut.

"Kok biasa aja sih," gumam Hania.

"Laknat, siapa yang ngajak siapa yang telat?" sinis Celine.

"Utututu, baby Celine evangelista mantan Steven William ngambek nih," goda Hania

"Udah lah gak usah bercanda. Aku udah pesenin kesukaan kamu nih!" ucap Celine. Hania langsung duduk dan melihat cemilan dan kopi kesukaannya.

"Makasih bestie tersayang. Kamu yang bayarin kan?" Hania memasukkan sepotong kue ke mulutnya.

"Ih enak aja!" sentak Celine sambil mendelik.

"Bercanda, Line," balas Hania yang di ikuti tawa ringan oleh mereka berdua.

Hello, Sir!Where stories live. Discover now