Part 4

76 64 23
                                    

Saat Hanna wanita itu ingin membuka suara, tiba-tiba seorang wanita, dengan gaya staylie ala-ala jaman now datang dengan heboh nya.

"Hanna?" panggil wanita itu, tak lupa tatapan terkejut begitu kentara di wajah wanita bergaya stayle zaman naw itu.

"E-eh, k-k-ka-rin, n-ngapain lo kesini?" tanya Hanna dengan terpatah-patah.

Karina azkiya, wanita berumur 24 tahun, ia adalah sahabat SMA nya Hanna, bahkan hingga saat ini, bukan hanya itu, karina juga sempat menjadi pacar Guntur kala SMA.

"Loh, kamu" Guntur terkejut dengan adanya Karin.

"Eh, bentar, Guntur ya? ngapain disini?" Karin terheran dengan melihat Guntur yang terlihat rapi dan duduk di rumah sahabatnya itu.

Hanna langsung berdiri dari duduknya, tak lupa dia juga terlihat sedang begitu kesakitan, akibat luka bahwa kakinya terkilir, sontak saja Guntur berdiri mendampingi Hanna, namun dengan cepat Hanna mengode Huntur agar diam.

"Iya jadi dia bos gue di kantor," jawab Hanna dengan menahan rasa sakitnya.

"Whatt? Apa lo bilang na? " kaget wanita itu.

"Iya dia bos gue di kantor, "ulang Hanna dengan jelasnya.

"Gak, paan sih, orang cuman.." Guntur pun bingung dan menggaruk dagunya.

"Cuman apa? ada-aja kamu ini" Hanna mendesak Guntur.

"Cuman kerja," Guntur tersenyum.

"Hilih dasar, eh masuk ayok ke dalam, kita makan-makan." Ajak Hanna pada Karin dan Guntur.

Setelah itu hanna, diam-diam wanita itu mengeluarkan benda pipih berwarna merah pekat di dalam tasnya.

Wanita itu mencari kontak guntur, dengan segera tangan wanita itu menari-nari di atas benda pipih itu.

Guntur♡
Maaf ya♡belum bisa kasih tau Karina soal ini, kamu ngerti kan. 🥺

Hana<3
Iya, gapapa.

Begitu notif Hpnya bunyi dan segera dilihat, Guntur menuju ke luar untuk membuka hpnya dan masuk ke dalam lagi untuk main di rumah Hanna.

Kini mereka bertiga berada di rumah hanna, dengan keadaan yang canggung, bayangkan saja tak ada yang membuka suara saat mereka berada di dalam rumah itu.

"Han kok lo gak bilang sih kalo bos lo si Guntur buaya darat itu," bisik karina dengan sangat pelan.

"Ya sorry, gue lupa Rin," jawab Hanna ikut berbisik tepat di telinga karina.

Ekhem.

Guntur cowok itu berdehem dengan keras, laki-laki itu melihat  hanna dan karina sedang berbisik-bisik.

"Bahas apa nih kalian? kayaknya asyik dan seru ya" Alibi Guntur yang menanyakan itu pada Hanna dan Karin.

Sontak keduanya salah tingakah dengan teguran dari guntur, mereka saling menatap satu sama lain, guna menghilangkan rasa salah tingkah keduanya.

"Enggak" jawab kompak keduanya.

"Eh aku ada info terbaru, hari ini ada tugas kantor, kerjain sekarang yuk" ujar Guntur sembari memperlihatkan Hpnya.

"Kerjain di sini?" tanya hanna, pasalnya kakinya belum di pijat sama sekali, bahkan rasa ngilunya masih terasa

"Iya, bisa jadi sampe larut malem ngerjainnya" Guntur menjawab sembari menggaruk alisnya.

Hanna besrta Karina tertegun, keduanya saling melirik satu sama lain.

"I-iya udah deh, Han, gue pulang dulu," seru Karina dengan sedikit gugup.

"Buru-buru banget sih, Rin," jawab Hanna yang seolah tidak mengizinkan Karina pulang.

"Sorry nih, bukan gue gak mau tapi, gue ada urusan," tolak karina dengan beranjak dari sana, bertepatan dengan itu, tangan karina di cekal  dengan cepat oleh hanna, wanita itu mengeleng kan kepalanya tanda tidak mengizinkan karina pergi.

"Apa Han,?" tanya Karin.

"Temenin gue, gue gaada temen" sahut Hanna sambil berbisik pada Karin di sisi lain Guntur hanya bisa melihat kelakuan dua wanita yang ada di hadapannya itu.

"Kan, ada si Guntur" jawab Karin dengan ceplosnya.

"Elah, Si Guntur cowok, beda rasanya woi, canggung," jawab Hanna mengelak.

"Halah, malu-malu kucing lu Han, tar demen lu ama dia" Gumam Karin.

Dalam batin Hanna dia berkata, "anjir udah jadian woylah,"

Hanna melirik sinis Karin setelah Karin melontarkan perkataan itu padanya.

"Eh Guntur, gue titip si Hanna ya, gue cabut dulu," seru Karin dengan nada tak sukanya, setelah mengatakan itu Karina langsung pergi tanpa menghiraukan panggilan dari Hanna yang terus memanggil-manggil namanya.

With YouWhere stories live. Discover now