Part 7

45 34 10
                                    

Drtt... drttt...

telepon Guntur berdering
dan ternyata, yang menghubungi si Guntur itu teman kantornya yang sudah ada janji menjemput Hanna kemarin. dia Rey. umurnya tak jauh dari Guntur, kira-kira 24 tahun.

"Tur, serlock ya, gua mau kesana jemput Hanna," jelas Rey yang saat itu sedang dalam perjalanan menuju ke lokasi Guntur.

"Iya bentar, gua matiin dulu teleponnya," Guntur mematikan teleponnya itu dan segera mengirim lokasi pada Rey. Padahal Rey itu adalah seseorang yang menyukai Hanna sejak Hanna masuk kantornya itu.

"Siapa?" Tanya Hanna, wanita itu kini tengah duduk di samping guntur, dengan menyenderkan kepalanya, di bahu laki-laki itu.

"Si Rey, kepala bagian cabang aku," jelas Guntur, tangan laki-laki itu terangkat naik mengelus kepala hanna.

"Oh, aku gatau dia, dia yang mana ya?" tanya Hanna yang penasaran.

"Tar juga kamu tau," pungkasnya.

Tok tok tok

"Tur," teriak Rey.

"Bentar," jawab Guntur pada Rey.

"Han, kamu ikut dia ya," usul Guntur pada Hanna.

Rey tersenyum kepada Hanna, sontak Hanna, membalas senyumannya, dengan senyum tips.

"Terus bapak sama siapa?" tanya Hanna, dengan formal.

"Aku nunggu supirku, dia lagi mau bawa mobil ke bengkel dan sedang menuju kesini katanya, pasti lama juga aku urus mobil itu, takutnya kamu kesel nunggu lama sih," jelas Guntur yang sudah siap berangkat.

"Oiya, titip Hanna ya Rey,"
titah Guntur pada Rey.

"Iya siap" Rey menjawab dengan mengangkat tangannya yang seakan seperti hormat saat upacara di sekolah padahal dalam hatinya "pasti Guntur gatau, aku bakal bawa Hanna, bukan malah anter dia balik, lagian ini kesempatan lah, kapan lagi bisa kayak gini."

"Tur, boleh ikut aku sebentar gak?" Tanya Hanna, wanita itu memegang pergelangan tangan guntur, wanita itu membawa guntur ke kamar yang semalam mereka tempati.

"Kenapa Han,? Guntur kaget, dia seolah akan ada sesuatu tapi Guntur menepis hal itu, karena dia tau, Rey adalah orang terpercaya di kantor.

"aku naik taxsi aja ya, aku gak mau, kalo berduaan sama cowok gak kenal," Ucap Hanna, entah mengapa perasaannya tak enak.

"Loh, kenapa sayang? justru aku lebih khawatir lagi kalo kamu sendirian," Guntur menerangkan itu pada Hanna, padahal dalam hatinya, Guntur tidak mau melakukan hal itu tapi karena keadaan Guntur terpaksa menyuruh teman kantornta itu.

Hanna terdiam cukup lama, wanitu mengangguk ragu, tatapan mata wanita itu sangat lah gelisah.

"Kamu, jangan jauh-jauh dari hp kamu ya," Ucap Hanna, wanita itu benar-benar ragu kepada laki-laki itu.

"Iya, siap. Yaudah, kamu berangkat pulang gih, kalo ga lama, aku bakal susulin kamu dari belakang mobilnya Rey, kok." Guntur menenangkan Hanna, yang saat itu Hanna sedang kalut dengan pikirannya sendiri kenapa dia susah percaya sama orang selain yang begitu dikenalnya.

"Rey, titip ya," Guntur menitipkan Hanna pada Rey, sembari bergegas jalan menuju tepi jalan.

"Oke Tur aman," jawab Rey pada Guntur.

"Ayok Han! kita bareng otw ke mobil," Ajak Rey pada Hanna dia melambaikan tangan di depan wajahnya seakan membuyarkan lamunannya itu yang sedang melamun.

Tanpa menjawab hanna langsung pergi ke mobil, saat pintu mobil itu hanna buka, wanita itu melihat ke arah guntur, dengan tatapan sendu nya.

Guntur melihat Hanna dan Rey yang saat itu dia merasa akan ada hal aneh.

With YouWhere stories live. Discover now