Day 5: Song Of The Sea

80 7 3
                                    

Awalnya berniat bikin Odazai waktu mereka liburan di pantai kayak card dari mayoi game. Tapi setelah nonton anime In/Spectre, dapet ide yang berbeda.

Big thanks to takalune yang ngirim fanart mermaid Dazai buat moodbooster. Terima kasih juga untuk jerukorenn yang udah membimbing Wolf buat impruv. Lalu ditambah lagi lagu Taro Urashima - Umi No Koe kebetulan muncul di beranda youtube, vibe nya ngepas banget. Akhirnya Wolf pakai buat referensi lagu ini deh.

Semoga kalian suka, selamat membaca.

🌊🌊🌊🌊🌊🌊🌊🌊🌊🌊🌊🌊🌊🌊🌊


Taman di desa nelayan yang terpencil itu selalu ramai dengan tawa anak-anak. Terutama saat jam menunjukkan pukul empat sore. Dimana seorang perempuan berambut coklat bergelombang akan datang, duduk di bawah pohon rindang, membagikan cookies serta permen untuk anak-anak, dan membawakan cerita dongeng yang selalu menarik untuk didengar.

Tidak ada yang mengetahui namanya, tapi semua orang selalu memanggil wanita itu dengan sebutan Lady Storyteller.

Sebuah julukan yang pantas untuk wanita pendongeng misterius. Tidak ada yang mengetahui asal-usul nya. Warga di desa itu hanya mengetahui kenyataan bahwa Lady Storyteller bukanlah manusia. Karena sejak awal kemunculannya lima puluh tahun lalu hingga detik ini, parasnya masih terlihat seperti gadis berusia delapan belas tahun.

Bahkan anak-anak yang dulu mendengarkan cerita pertamanya kini sudah berusia sekitar enam puluh tahun.

Meskipun warga desa mengetahui kenyataan itu, mereka tetap tidak bisa menjauh saat Lady Storyteller mulai bercerita. Mereka bahkan terpesona dan tidak merasa takut dengan makhluk misterius itu hingga sekarang.

Dan kali ini, ia datang memakai floppy hat dan midi dress berwarna putih. Sebuah selendang hitam bertengger di kedua bahunya untuk melindungi pundak serta punggung mulus wanita itu dari sinar matahari. Seperti biasa, Lady Storyteller selalu membawa keranjang piknik saat datang.

Pohon rindang yang diberikan alas kain oleh warga desa menjadi tempatnya duduk dan beristirahat. Anak-anak dan orang tua yang melihat kedatangannya pun segera berkumpul mengelilingi wanita itu tanpa diberi komando, seperti anak-anak ayam yang tidak bisa berada jauh dari induknya.

"Sudah lima puluh tahun ya... Waktu memang cepat berlalu." Katanya seraya menatap satu persatu orang yang berkumpul.

"Kisah kali ini menceritakan tentang seorang nelayan sederhana bernama Oda Sakunosuke yang jatuh cinta dengan putri duyung, makhluk abadi penghuni lautan."

Begitulah, seperti hari-hari sebelumnya, semua perhatian tertuju padanya setiap wanita muda itu mulai bercerita. Namun entah mengapa, dongeng yang ia ceritakan kali ini terasa begitu nyata.

🌊🌊🌊

Namanya Oda Sakunosuke, seorang nelayan sebatang kara yang tinggal di pesisir pantai. Biasanya Oda menangkap ikan bersama beberapa temannya untuk dijual ke pasar. Uang hasil menjual ikan itu akan ia pakai sebagai biaya kehidupan sehari-hari.

Oda dikenal sebagai orang yang baik. Pria yang meskipun hidup sulit tapi masih memikirkan orang lain dan tanpa ragu memberikan bantuan pada yang membutuhkan.

Suatu malam, saat ingin berangkat memancing, lima rekan yang biasa pergi mencari ikan bersamanya tidak bisa ikut. Karena ombak sedang tinggi dan dirasa kurang aman untuk berlayar.

Tapi Oda harus berlayar malam itu. Jika tidak, ia tidak akan makan apapun selama dua hari kedepan.

Bermodalkan kapal nelayan milik teman dan alat seadanya, pria itu pun pergi ke laut, menerjang ombak dan badai, berharap mendapat tangkapan yang bagus hari ini.

ODAZAI WEEK 2022 (Oktober) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang