Day 8 (Bonus): Teman Mengeluh

88 7 3
                                    

Malam itu, di awal bulan November. Dimana suhu udara semakin dingin saat musim gugur. Hujan sering turun dan kelembaban yang meningkat membuat siapa saja ingin tetap merasa hangat di malam hari. Dan dari sekian banyak orang, tiga diantara mereka sedang duduk di kursi sambil menikmati segelas whiskey.

Sebutlah Dazai Osamu - eksekutif termuda dalam sejarah mafia, Sakaguchi Ango - intel Port Mafia, dan Oda Sakunosuke - pegawai tingkat terendah dalam Port Mafia. Ketiganya baru saja melalui hari yang berat dengan cara mereka sendiri hingga tidak mampu menceritakan apa-apa saat berkumpul seperti ini.

"Hhaaa--- yappari, menjalankan misi bersama Chuuya selalu melelahan. Tubuhku jadi sakit semua karena harus menghentikan bocah itu." Keluh Dazai sambil menyandarkan kepala ke meja bar.

"Dazai-kun, kau juga masih bocah." Timpal Ango.

"Tapi aku lebih dewasa darinya."

"Aku tidak melihat perbedaan diantara kalian."

"Ango—"

"Kalian berdua sama-sama sibuk hari ini ya." Perkataan si surai merah yang duduk di paling kanan menghentikan perdebatan keduanya. Sontak orang itu menjadi pusat perhatian.

"Begitulah. Aku juga baru kembali dari perjalanan bisnis yang melelahkan." Kini Ango - laki-laki berkacamata bulat itu mulai mengeluh.

"Ah iya, Bos mengirimmu untuk perjalanan bisnis sejak satu minggu lalu. Bagaimana hasilnya?" Tanya Dazai.

"Negosiasi kali ini tidak berjalan mulus. Tapi pada akhirnya kami berhasil mencapai kesepakatan yang baik."

"Ternyata perjalanan bisnis juga tidak menyenangkan. Padahal aku mengira perjalanan bisnis bisa dipakai untuk berlibur." Pemuda yang duduk di tengah akhirnya mengangkat kedua tangannya ke atas, mulai merenggangkan tubuhnya yang terasa kaku setelah berlari kesana kemari seharian.

"Sejak kapan perjalanan bisnis menyenangkan?"

"Entahlah."

Untuk sejenak, tidak ada yang bicara diantara mereka bertiga. Setidaknya sampai Dazai menyadari kalau kemeja dan syal yang dikenakan oleh Oda sedikit terkoyak.

Karena melihat pemandangan yang tidak biasa, si eksekutif pun mulai bertanya.

"Bagaimana dengan Odasaku?"

Pria berusia dua puluh tiga tahun itu menghembuskan asap rokok dari mulutnya lalu menoleh sedikit, menatap kedua temannya.

"Bukan hal yang menarik."

"Heee~ Odasaku selalu bilang begitu. Memangnya pekerjaan apa yg kau lakukan hari ini?"

"Tidak banyak. Hanya memastikan beberapa toko membayar biaya keamanan, mencari kucing hilang, membersihkan halaman rumah sub eksekutif, dan terlibat baku tembak dengan gangster yang mengacau di wilayah Port Mafia." Jelas Oda seraya mengingat-ingat.

"Itu dia! Itu bagian menariknya, Odasaku."

Laki-laki berkulit tan itu tampak keheranan dengan jawaban Dazai. "Menarik?"

"Yap! Aku bertaruh kalau Odasaku tidak terluka sedikitpun. Iya kan?" Pertanyaan itu hanya di jawab dengan sebuah anggukan oleh si lawan bicara.

Dazai yang terlihat semakin bersemangat akhirnya mengatakan, "Odasaku benar-benar keren. Tolong ajak aku di pekerjaanmu selanjutnya! Ya...? Mau ya? Mau ka--"

"Hentikan Dazai-kun. Kau hanya akan mati jika ikut dengan Odasaku-san." Potong Ango.

"Hee... Tapi kan aku memang ingin seperti itu." Timpal Dazai.

"Ingin kupukul ya?"

"Huu... Odasaku, Ango mau memukul tubuhku yang lemah dan penuh luka ini. Tolong aku~" Rengek Dazai dengan suara manja andalannya.

"Dazai-kun..."

"Wakatta, aku akan mengajakmu besok." Perkataan Oda membuat ekspresi Dazai berubah seratus delapan puluh derajat dari sedih menjadi senang. Ia bahkan menjulurkan lidah ke arah laki-laki berkacamata di sisi kirinya.

"Odasaku-san, bagaimana dengan keselamatan Dazai-kun?"

"Kau tidak perlu khawatir." Pria tinggi itu mengusap kepala sang eksekutif dengan hati-hati sebelum melanjutkan kalimatnya.

"Dazai tidak akan terluka."

Baik sang eksekutif ataupun intel, keduanya hanya bisa diam menatap Oda. Benar-benar pria bertanggung jawab yang yakin akan kemampuannya menjaga seseorang.

Tidak tahan dengan kesunyian yang tiba-tiba muncul, Dazai pun memulai topik pembicaraan baru.

"Besok Ango sibuk tidak?"

"Begitulah."

"Jaa, aku akan meminta Mori-san untuk tidak memberi kalian tugas besok. Agar kalian mau menemaniku." Ujar Dazai seraya memainkan es di dalam gelasnya.

"Kemana?" Tanya Oda.

"Membeli perlengkapan musim dingin dan baju lain. Odasaku tidak mungkin bekerja dengan baju dan syal rusak begitu kan? Lagipula, kapan lagi kita bisa berlibur bersama seharian?"

Saat itu, dua orang yang lainnya pun menyadari maksud Dazai. Mereka memang berada dalam organisasi kejahatan. Tapi bukan berarti mereka tidak memiliki hati. Meskipun pemuda berusia delapan belas tahun itu tampak misterius, aneh, dan terkadang konyol, ia sangat peduli pada teman-temannya dan ingin bersenang-senang bersama orang terdekat.

"Aku besok tidak memiliki pekerjaan." Ujar Ango.

"Aku juga seperti itu."

Tanpa mendiskusikannya terlebih dahulu, Oda dan Ango sepakat untuk membuat Dazai tersenyum besok.

"Jaa, kita sarapan bersama, berbelanja dan berjalan-jalan sampai sore, lalu menginap di penginapan yang memiliki onsen." Anak itu tampak bersemangat dengan rencana yang disusunnya secara mendadak.

"Menginap?" Tanya Ango.

"Sou. Pasti akan sangat menyenangkan."

"Sou da naa..."

"Yosh! Sebelum pulang, ayo bersulang." Dazai mengangkat gelasnya sambil tersenyum. Disusul dengan kedua rekannya.

"Stray dog ni."

Malam itu memang sangat dingin. Tapi suasana di dalam bar Lupin dipenuhi kehangatan karena tiga sahabat sedang berkumpul untuk berbagi cerita dan saling mengeluh, seperti hari hari biasanya.


THE END
_____________

Last day! Akhirnya selesai juga ga pake penundaan. Wolf tinggal nyelesain bottom Dazai weekend yg ketunda karena masih kurang sehat.

Terima kasih sudah mengikuti dari awal hingga akhir. Jika kalian suka, boleh tinggalkan vote dan komentar.

Kira-kira oneshoot mana yang bikin kalian terkesan? Kasih tau yaa...

See you next time.

1 November 2022

WildWolf0303🐺

ODAZAI WEEK 2022 (Oktober) ✔Where stories live. Discover now