Day 7: Caramel Candy

64 6 3
                                    

Author's Note: inspirasi datang dari sebuah fanart. Dulu Wolf pernah lihat fanart halloween dimana mendiang 5 anak2 n Odasaku ada di depan pintu rumah Dazai. (Sayangnya lupa nyimpen jadi g bisa kasih kalian link nya.)

So... aku mau coba bikin versiku sendiri. Memang agak pendek, tapi semoga kalian suka.

🎃🎃🎃🎃🎃🎃🎃🎃🎃🎃🎃🎃🎃🎃🎃

Tanggal tiga puluh satu merupakan hari halloween. Biasanya kota-kota besar akan menggelar festival khusus, orang-orang akan memakai kostum dan menghias rumah mereka, restoran akan mengeluarkan menu khusus yang terlihat unik, hingga anak yang datang ke tiap rumah untuk meminta trick or treat.

Tidak seperti orang lain yang tampak bersemangat mengakhiri hari halloween. Dazai Osamu tampak minum sendiri di dalam bar. Disampingnya terdapat sebuah gelas whiskey dan setangkai bunga hortensia berwarna putih.

Ini adalah tahun ke empat setelah kematian sahabat terbaiknya. Dan beberapa hari lalu adalah ulang tahun dari orang itu. Tidak mungkin Dazai bisa bersikap biasa saja dan tersenyum di hadapan orang-orang.

"...Biasanya di hari seperti ini aku datang kerumahmu untuk meminta permen. Odasaku ingat kan? Kau selalu menyisakan permen karamel khusus untukku."

Setelah kepergian sang sahabat, Dazai mulai melangkah ke hidup yang baru. Kini ia bekerja untuk menyelamatkan orang lain, seperti apa yang dikatakan oleh Oda sebelum nafas terakhirnya berhembus.

Hanya saja, rasa kehilangan dan kehampaan itu tidak pernah hilang. Orang lain selalu mengatakan bahwa 'waktu akan menyembuhkan segalanya.' Jika seperti itu, maka seharusnya Dazai sudah merasa lebih baik sekarang. Bukan menjadi laki-laki berusia dua puluh dua tahun yang sering bicara sendiri di bar atau duduk bersandar di batu nisan sang sahabat setiap melarikan diri dari pekerjaan.

Nyatanya, perasaan negatif yang mengganggunya tidak pernah hilang meski empat tahun sudah berlalu. Katakanlah bahwa Dazai adalah pembohong ulung yang mampu membohongi seluruh dunia dengan tingkah konyolnya. Sayang, kebohongan itu tidak berefek apapun pada dirinya sendiri. Si surai dark brown itu diam-diam mengingat sosok yang selalu dipanggilnya dengan sebutan Odasaku.

Pertemuan pertama mereka di depan rumah orang itu memang seperti takdir yang tidak bisa dihindari. Namun hal itu juga yang membawa mereka pada perpisahan dua tahun kemudian.

"Jika saja aku tidak terbaring di rumahmu dengan sengaja waktu itu... Mungkin kau masih hidup meski diburu oleh organisasi lain, Odasaku." Gumam Dazai yang sudah mabuk berat.

'Tapi aku tidak pernah menyesal mengenal orang sehebat dirimu.'

Laki-laki itu menggenggam gelas di hadapannya, menghabiskan cairan di dalam gelas itu, meninggalkan uang di meja bar, lalu berjalan menuju dorm tempatnya tinggal. Dazai tidak mungkin terus minum hingga kehilangan kesadaran dan membuat rekan kerjanya yang sedang bersenang-senang merasa terganggu.

"Kau tahu... Aku sudah berusaha keras memenuhi perkataanmu hari itu. Tapi..."

Ia melewati beberapa orang hingga menabrak bahu seseorang yang entah mengapa terasa familiar. Namun saat menoleh, sosok yang ditabraknya tidak terlihat dimanapun.

"Tapi... Aku tetap merasa buruk karena kehilanganmu, Odasaku."

Helaan nafas dikeluarkan untuk yang kesekian kalinya sebelum laki-laki itu melanjutkan perjalanan.

Sesampainya di dorm, Dazai segera mengunci pintu, mengganti bajunya, lalu berbaring di futon dan tertidur dengan mudah. Sebenarnya ia sering mengalami mimpi buruk karena rasa penyesalan yang besar. Laki-laki itu juga beberapa kali menangis dalam tidurnya. Dengan mengkonsumsi alkohol hingga mabuk, Dazai tidak akan mengalami mimpi buruk saat tidur. Meski kepalanya akan sakit di pagi hari, tapi cara itu ampuh untuk mengusir ketakutannya akan mimpi buruk.

ODAZAI WEEK 2022 (Oktober) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang