Part 1

75K 4.5K 58
                                    

Selamat Membaca...
Sorry kalo ada typo...

---------------------------------------
Awal Dari Segalanya

Perempuan dengan rambut panjang sebahu dengan warna rambut yang agak sedikit coklat terlihat sibuk dengan beberapa kertas yang berisi laporan mengenai cafenya. Perempuan dengan tubuh ideal tersebut nampak serius memperhatikan deretan angka demi angka dengan kacamata yang bertengger manis di wajahnya. Sampai pada akhirnya suara ketukan pintu dari luar ruangan membuat perempuan tersebut menghentikan kegiatannya.

"Masuk" sahut perempuan itu dari dalam ruangan.

Pintu ruangan pun terbuka dan terlihat seorang perempuan dengan baju khas pelayan cafe masuk ke dalam ruangan tersebut.

"Maaf, mba Hana. Di depan ada mba Dina nyariin mba" beritahu perempuan itu.

Perempuan yang bernama Hana itu pun melepaskan kacamatanya dan kemudian menutup laporan yang berada di atas mejanya. "Makasih ya, Ran. Tolong bikinin minum sama beberapa cemilan ya ..."

"Oke, mba" balas perempuan itu dan kemudian keluar dari ruangan tersebut.

Hana pun bangkit dari duduknya dan menghampiri seseorang yang sudah menunggunya.

Langkah kaki Hana yang semula berjalan normal, tiba-tiba saja dengan sengaja dirinya endap-endapkan guna mengejutkan seorang perempuan dengan rambut pendek yang saat ini tengah duduk sambil memainkan sebuah ponsel yang berlogo apel dengan gigitan di pinggirnya.

"HOY!"

"ANJING BABI AYAM!"

Hana yang mendengar pekikan dari perempuan di depannya itu pun sontak mengeluarkan tawanya. Sedangkan perempuan yang tadi terkejut kini menatap Hana dengan wajah berangnya.

"Emang anak anjing lo, Han. Kaget gue gila!" kesal Dina, sahabat satu-satunya yang Hana punya.

"Lagian lo fokus banget ngeliatin tuh ponsel. Kenapa?berantem lagi lo sama cowok letoy lo itu?" tanya Hana setelah meredakan tawanya dan duduk di hadapan sang sahabat.

"Mulut lo ya Han sekate-kate aja ngucap cowok gue letoy" ucap Dina tak terima.

"Heh, gue ngomongin fakta ya. Badan aja gede tapi kena panas sedikit langsung kek cewek yang dikit-dikit ngeluh. Emang lo gak curiga sama tingkahnya si Rangga? Gue bukannya nakutin lo ya, sekarang banyak cowok ganteng terus badan kekar tapi ternyata pelangi. Dan untuk nutupin itu semua mereka terkadang sengaja pacarin cewek-cewek biar kelihatan normal" sahut Hana

Dina yang mendengar perkataan Hana pun langsung merosotkan bahunya. "Gue sebenarnya juga curiga sih sama si Rangga. Cuman rasanya gak mungkin deh Han kalau dia termasuk dalam kaum pelangi. Secara kan badan dia kekar terus muka cakep, kek gak mungkin aja gitu loh."

"Yayaya terserah lo sih Din, gue sebagai sahabat lo cuman ngingetin aja. Gue gak mau lo salah pilih pasangan. Apalagi lo tiap hari selalu ribut terus sama si Rangga. Terus kali ini apalagi masalahnya sampai lo berdua ribut?" tanya Hana

"Gue kemaren kan lagi jalan sama Rangga, terus gue waktu itu makan ice cream dan gak sengaja tuh ice cream ketumpahan kena jam tangan dia, ya terus dia marah-marah sama gue gara-gara itu" jawab Dina

Hana yang mendengar itu sontak melebarkan kedua matanya. "Cuma gara-gara jam tangan dia ketumpahan ice cream doang sampai marah-marah kaya gitu? Gila sih Din, gak beres tuh si Rangga"

"Tau ah, Han. Bingung juga gue sama sikapnya Rangga" lesu Dina

"Putusin aja lah cowok kaya gitu. Cuman gara-gara gitu doang sampai marah-marah, gimana kalau lo gak sengaja jatuhin hp dia coba" ucap Hana

"Tapi gue masih sayang sama dia Hana ..." sahut Dina

Hana pun langsung menghela nafasnya. "Terserah lo aja deh, Din. Gue jadi semakin curiga sama tuh cowok letoy."

Dan tak lama minuman serta cemilan yang di pinta Hana pada salah satu karyawan di cafenya pun datang.

"Makasih, Ran" ucap Hana dengan tersenyum

"Kalau gitu, Rani ke belakang lagi ya mba" pamitnya dan di angguki oleh Hana.

"Dari pada lo galau kaya orang yang putus asa gini, lebih baik lo makanin nih semua cemilan ini. Dari pada galau, mending lo ngisi perut. Galau boleh, mati jangan" ucap Hana

"Sialan lo, Han" sahut Dina, namun tak ayal mengambil cemilan yang berada di depannya.

Hana yang sedang meminum minumannya pun langsung tersedak ketika tanpa sengaja matanya menatap ke arah jalan yang berada di seberang cafenya.

"Pelan-pelan ege minumnya" ucap Dina

"Ini mata gue gak salah liat kan, Din?" tanya Hana sambil terus menatap ke arah jalan yang berada di seberang cafenya.

"Apa sih, Han?" sahut Dina tak mengerti

"Itu Rangga gila" tunjuk Hana

Dina pun langsung mengikuti arah tangan Hana dan Dina seketika melebarkan kedua matanya ketika melihat Rangga dengan seorang lelaki tengah berpelukan satu sama lain tanpa malu. Apalagi Rangga yang terlihat mencium pipi dan juga bibir lelaki tersebut. Dina menatap jijik ke arah keduanya.

"ANJING BANGSAT! Jadi, selama ini gue pacaran sama kaum pelangi? Ih, jijik gue sumpah!" maki Dina.

Setelahnya Dina pun langsung mengambil ponselnya dan mendial nomor Rangga.

"Hal---"

"KITA PUTUS! ANJING LO! GAK TAU MALU BANGET CIUMAN DI TEMPAT UMUM! GAK ADA OTAK!"

Setelah mengucapkan itu, Dina pun langsung mematikan telepon dan memblokir nomor tersebut.

"Sumpah, gue masih syok banget ngelihat secara langsung si Rangga dan partnernya" ucap Hana sambil menatap Dina yang berada di depannya.

"Apalagi gue. Anjing banget tuh orang. Empat bulan ini berarti gue di bohongin sama dia" kesal Dina

"Yang penting sekarang lo udah tau tuh kelakuan cowok letoy, dari pada lo taunya nanti-nanti" ucap Hana menenangkan

"Gue gak habis pikir deh sama jalan pikiran si Rangga. Ah, gila pusing gue mikirnya!" sahut Dina yang masih tak menyangka akan kelakuan mantan pacarnya yang baru saja dia putuskan.

"Ya mau gimana lagi Din, orang itu udah pilihan dia. Susah lah" ucap Hana. "Gimana kalau kita nenangin diri aja?" sambung Hana sambil menaik turunkan alisnya.

"Kenapa lo?" tanya Dina

"Gue pusing Din, gue pengen nenangin diri aja" jawab Hana

"Nenangin diri kemana?" tanya Dina

"Club" jawab Hana

Memang, Hana ataupun Dina sudah tidak asing lagi dengan yang namanya club. Mereka bahkan terkadang pergi kesana untuk melepaskan penat. Meski begitu, mereka tidak pernah berkelakuan aneh selama berada di sana. Keduanya saling menjaga satu sama lain.

"Kapan emang?" tanya Dina

"Nanti malam" jawab Hana dengan tersenyum.

-Bersambung-

My Lovely Duda (END) || Pindah di KUBACAWhere stories live. Discover now