W A R ²

45.3K 4.8K 312
                                    

.
.
.

HAPPY READING!

Perkelahian masih terjadi. Bala bantuan dari Dragster masih terus berdatangan. Tak sedikit anggota Aodrá terlihat mulai kewalahan dalam menghadapi Dragster, dan bala bantuan nya.

Sedangkan Eros membabat habis anak-anak Dragster di lantai 2, markas Dragster. Besi yang dibawa Eros kini sudah berlumuran darah.

Eros berjalan dan membuka satu-persatu pintu ruangan yang berada di lantai 2

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Eros berjalan dan membuka satu-persatu pintu ruangan yang berada di lantai 2. Berharap disalah satu pintu, ada Bhita di dalamnya.

Manik Eros menyorot salah ini satu ruangan yang tidak memiliki pintu. Terlihat sudah rusak. Eros bisa melihat ada banyak pecahan kaca tersebar di sekitar nya.

Mendekati ruangan tersebut, Eros memasuki dengan langkah pelan dengan mata menatap sekitar. Cukup luas dan gelap dibeberapa sudut tertentu.

Buk!

Seseorang yang bersembunyi di balik dinding, memukul punggung Eros dari belakang.

Eros tersentak dan maju selangkah akibat pukulan dari belakang punggung remaja laki-laki itu.

Berlahan anggota Dragster muncul dari balik kegelapan, dan kini bergerak mengelilingi Eros. Mengepung dengan balok kayu dan senjata tajam ditangan masing-masing.

___

"Len, anggota kita udah berkurang banyak!" Cemas Peter dibelakang punggung Dallen. Tangan nya menangkis segala serangan yang tertuju padanya.

Dallen menatap anggota Aodra yang kewalahan menghadapi bala bantuan Dragster yang terus berdatangan. Hampir sebagian anggota Aodrá yang mereka bawa sudah bertumbangan.

"Minta batuan dari markas, cepat!" Seru Dallen dan menahan balok kayu yang ingin menghantam diri nya.

Peter mengangguk, menyingkir dan dengan sigap merogoh ponselnya, menghubungi Eric sang wakil.

"Ya?" Peter dapat mendengar nafas terengah-engah dari seberang.

"Ric, Dragster bawa bala bantuan dari preman-preman, dan anggota kita udah banyak yang tumbang. Tolong baw-"

"Markas diserang."

Peter tertegun. "Y-ya?"

Helaan nafas terdengar, dan kini Peter dapat mendengar suara pecahan dan pukulan yang saling bersahutan.

"Markas kita diserang. Gue gak bisa ngirim anggota Aodrá kesana, sedangkan kita disini dikepung."

Peter mematung. Lidah nya terasa kelu ketika mendengar perkataan dari Eric. Tak mendapat sahutan, pihak lain lantas mematikan sambung telepon hingga nada sambung terputus membuat Peter tersadar.

Menarik nafas sesak, remaja laki-laki bersurai gelap itu bertumpu pada dinding, kala setitik rasa putus asa hadir membuat kaki nya melemas.

Manik nya menoleh, menatap nanar kedepan dimana Aodrá berjuang mati-matian, meski Peter sangat tau, mereka sebenarnya ingin menyerah.

Overdoses BhitaOnde histórias criam vida. Descubra agora