33

71 60 7
                                    

sudah hampir satu minggu lamanya alleta kembali tinggal di rumahnya bersama dengan ayah dan bunda, tak ada yang berbeda dari rumah ini susunan penempatan barangnya masih sama seperti sebelumnya, yang berbeda hanya lah terletak pada pemimpin rumah ini.  ayah semakin jarang pulang ke rumah, saat di tanya ayah selalu menjawab bahwa dia sibuk dengan urusan kantor, tapi apakah berkas-berkas kantor lebih penting dari pada keluarganya? lagi pula ayah memiliki banyak sekali karyawan, apakah mereka tidak bisa membantu ayah? kalau begitu sia-sia saja ayah membayar gaji mereka.

pagi ini alleta kembali akan berangkat sekolah, sebelumnya dia masih tidak di perbolehkan untuk bersekolah dengan edgar, karena katanya alleta suka meracau tidak jelas, padahal alleta tidak merasakan hal itu. dirinya baik-baik saja, bahkan tubuhnya juga sehat, entah apa yang membuat edgar tidak mengizinkannya untuk bersekolah alleta pun tak paham.

alleta menuruni anak tangga berjalan gontai menuju ruang makan, langkahnya terhenti di tengah-tengah ruangan, matanya menatap sekeliling ruangan mencari sosok yang harusnya ada pagi ini. ternyata hasilnya nihil, alleta tak menemukannya. akhirnya dia kembali melangkahkan kakinya dirinya tersenyum saat melihat siluet wanita paruh baya sedang memasak makanan untuknya.

"pagi bunda" sapa alleta.

kirana menoleh, "pagi juga anak bunda" ucap kirana diakhiri dengan senyum hangat untuk sang anak.

alleta duduk di kursi meja makan tangannya terulur mengmbil gelas di hadapannya lalu menuangkan air yang berada di dalam teko ke gelas itu, setelahnya gadis itu menenggak habis air itu tanpa sisa membuat kirana yang melihatnya tertawa pelan.

"kamu haus sekali?" tanya kirana.

alleta tersenyum lebar memamerkan giginya, "gak tau nih bund, akhir-akhir ini kalau pagi terutama bangun tidur rasanya haus banget" jelas alleta.

kirana berjalan ke arah alleta dengan satu piring nasi goreng di tangannya, "gapapa kok sayang, banyak minum air putih itu bagus loh" ucapnya sambil meletakkan piring itu di hadapan alleta, "makan dulu, ceritanya nanti lagi"

alleta mengangguk dia pun langsung saja menyantap seporsi nasi goreng itu. di tengah-tengah kegiatan makannya alleta teringat seseorang, "bund" panggil alleta. "ayah kemana? masa iya sepagi ini udah berangkat ke kantor"

kirana terdiam sesaat sebelum akhirnya dia menjawab "ayah banyak kerjaan, sayang"

alleta paham dan tahu betul jawaban dari kirana pastilah alibi wanita itu.

"selalu itu yang jadi jawaban bunda, pasti ayah gak pulang lagi kan bund?" pertanyaan alleta membuat kirana terdiam kembali, ternyata anak nya sudah besar, sudah bisa mengerti apa yang terjadi.

"karena ayah banyak kerjaan jadi dia harus lembur di kantor"

alleta mendengus, "ayah kan punya karyawan bund, harusnya bisa di bagi rata kerjaannya"

kirana tersenyum menatap buah hatinya, "gak semua kerjaan kantor di bagi rata, ada kerjaan yang memang harus di lakukan oleh direktur"

"iya deh bund" final alleta gadis itu pun kembali menyantap makanannya.

kirana menatap gadis di hadapannya hatinya berdesir saat anak itu menanyakan soal andri, dirinya sendiripun tidak tahu dimana keberadaan suaminya saat ini.

alleta sudah selesai dengan kegiatan makannya dia pun bangkit, "alleta berangkat sekolah ya bund, assalamualaikum" pamitnya, dia pun berjalan keluar rumah setelah menyalimi sang bunda. 

hari ini sepertinya dia harus berangkat sekolah sendiri, karena edgar sedang menemani yardan di rumah sakit, katanya yardan sudah sadar. alleta sangat ingin sekali menjenguk yardan hari ini, namun edgar melarangnya dan malah menyuruhnya untuk bersekolah saja.

Tudung senjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang