20

983 92 12
                                    

"saluna?"

saluna yang melamun di pinggir jendela menoleh dengan tatapan kosong.

mamah sudah berdiri di ambang pintu dengan raut khawatir.

"kamu belum makan dari kemarin, turun yuk. makan dulu."

saluna mendecak kemudian kembali melemparkan pandangannya ke luar jendela.

"aku ga laper." jawab saluna singkat.

sudah tiga hari semenjak kepergian heeseung membuat saluna berubah 180 derajat. wajahnya yang selalu ceria dan berseri kini benar-benar redup, tak ada ekspresi sama sekali.

saluna pun tidak keluar kamar selama tiga hari setelah menghadiri pemakaman heeseung. dan hal itu membuat kedua orang tua saluna terutama mamahnya sangat khawatir.

mamah jalan mendekat ke saluna kemudian mengelus rambut anak semata wayangnya itu. saluna tak kuasa menahan kesedihannya kemudian langsung berhambur ke pelukan mamihnya.

saluna memecah tangis untuk kesekian kalinya.

"mah, kenapa rasanya sakit banget.." isak saluna.

"...disini mah.. sakit banget..." saluna melepas pelukannya dan mengusap dadanya.

"iya mamah tau.. tapi, kalau kamu gini terus justru malah buat heeseung makin sedih disana.. padahal dia udah di tempat yang lebih baik loh.."

"tapi kenapa harus secepat ini mah..?"

***

semenjak kepergian heeseung, saluna belum berkunjung lagi ke rumah duka. saluna sangat trauma dengan rasa sakit dan sedih yang mendalamnya.

kini, tepat seminggu setelah kepergian heeseung. saluna dikabari oleh kak irene untuk datang ke rumah.

dengan sisa nyali seadanya, saluna memberanikan diri untuk keluar rumah dan berkunjung ke rumah heeseung.

suasana rumah masih sama. sepi, sunyi dan dingin. dan kini, rumah itu terasa semakin tidak hidup karena sudah tidak ada heeseung.

saluna mengedarkan pandangannya ke setiap sisi ruang di rumah heeseung. seluruh memori berputar di benaknya. terlalu banyak kenangan yang sudah saluna dan heeseung buat di rumah ini.

kak irene menyambut kedatangan saluna dengan memeluk erat dan mengelus punggung saluna.

tangisnya tak bisa ditahan lagi dan akhirnya saluna menangis lagi dipelukan kak irene.

"sshh.. udah seminggu saluna.. jangan nangis terus.. kasian heeseung..." kak irene berusaha tegar padahal dalam hatinya sudah sangat hancur karena kehilangan adik kesayangannya.

"sakit kak.." ujar saluna parau.

"iya, aku tau.. kita semua ngerasain hal yang sama kok..."

kak irene melepas pelukannya kemudian menatap saluna.

"hari ini aku udah harus balik lagi ke italia, mamih papih juga harus pulang dulu buat ngurusin pindahan lagi kesini..."

saluna hanya mengangguk pelan.

"aku titipin kunci rumah ke kamu ya saluna? kamu boleh berkunjung kesini kapan aja kalau berani..." kak irene tertawa kecil meskipun sorot mata yang penuh kesedihan tak bisa di sembunyikan.

kak irene menyerahkan kunci rumah kepada saluna.

"saluna, aku mau bilang sekali lagi makasih banyak ya, kamu udah hadir di hidup adik aku, heeseung. makasih, kamu yang buat heeseung sebahagia itu, karena beneran loh heeseung gapernah keliatan sebahagia itu sebelumnya. heeseung.. masa kecilnya bisa dibilang menyedihkan hahaaha..." kak irene masih bisa tertawa meskipun air matanya mulai berjatuhan.

after the sunset ; heeseung leeWhere stories live. Discover now