Chapter 4

206 9 0
                                    


HAPPY READING GUYS


Amel sudah tiba di restoran dengan Agas, didalam ruangan yang sudah Agas booking pun sudah ada tiga temannya yang semuanya membawa kekasihnya masing-masing, hanya Ilyas yang tidak membawa. Pria itu entah tidak laku atau memang tak berminat untuk mencari pasangan.

"Wow..kamu niat banget sayang." Bisik Amel yang sudah masuk kedalam privat room milik Agas. Agas hanya tersenyum melihat reaksi kekasihnya itu. Padahal gadisnya itu sudah sering mengunjungi tempat tempat mewah seperti ini.

"Wah sih tuan rumah akhirnya dateng juga." ujar salah satu teman Agas, Riko. Agas hanya mendengus mendengarnya.

"Kenalin sayang meraka temen aku, yang ini Riko dan itu kekasihnya" tunjuknya pada sepasang kekasih didepannya. Amel mengangguk dengan seulas senyum menyapa Riko dan perempuan disampingnya.

"Kalau mereka, Jerry dan Alex mereka juga dengan kekasihnya." lanjut Agas memperkenalkan kedua sahabatnya yang lain. Amel pun mengangguk.
Acara pun mulai berlangsung.

Selama mereka menjalin hubungan, Agas memang baru kali ini mempertemukan kekasih dengan sahabatnya. Menurutnya, hal itu bisa dilakukan ketika hubungan mereka sudah jelas akan dibawa ke hal yang lebih serius. Dan kali ini mungkin sudah waktunya. Tok

"Untuk merayakan keberhasilan model utama kita ini, mari kita bersulang dengan ini." Riko si slengean pun mengeluarkan botol minuman alkohol merek terkenal. Amel hanya tersenyum malu mendengarnya. Toh mereka juga sudah menjalij hubungan sangat lama.

"Siapa yang suruh bawa itu, Rik?" Tegas Agas. Riko berdecak mendengarnya.

"Yaelah, parti ngga ada ini ngga asik, Gas. Toh Cuma kita doang kan disini. Ya ngga?" u jar Riko mencari pembelaan. Yang lain hanya menggeleng.

"Sialan lo pada! Siapa yang tadi ngusulin bawa ini, ha?" Sengit Riko menatap Alex. Alex hanya Menyengir. Sedangkan Jerry menggeleng melihat keduanya.

"Ayolah Gas, ada Ilyas juga yang toleran alkohol." ujar Alex. Agas menghela nafas dan mengangguk.

Mereka pun akhirnya menghabiskan satu botol tersebut. Namun bukan Riko namanya jika tidak bisa membujuk yang lain untuk bertanding sehingga mereka bukan hanya menghabiskan satu, melainkan lebih dari satu. Ilyas bahkan yang memiliki toleran terhadap alkohol sudah mulai merasa mabuk.

"Pak, biar saya antar pulang." ujar Ilyas yang hendak mengangkat Agas. Agas menepis pelan tangan Ilyas.

"Kamu bawa saja Amel keluar lebih dulu, Yas." Perintah Agas saat melihat kekasihnya itu sudah bersandar di sofa.

"Tapi Pak.." ujar Ilyas khawatir.

"Bawa dia lebih dulu Ilyas!." Perintah Agas. Ilyas akhirnya mengangguk, dia melihat sekitar lebih dulu. Semuanya sudah tepar kecuali dia sendiri yang masih memiliki kesadaran.

Dia pun menuntun Amel setelah menutupi bagian bawah tubuh kekasih bosnya itu yang hanya mengenakan gaun pendek. Seperginya Amel dan Ilyas, seorang wanita yang bersandar ditubuh Alex bangkit, sepertinya wanita itu tak benar-benar mabuk.

Wanita itu mendekat kearah pantri dan membawa segelas minuman.

"Agas minumlah, ini akan membuatmu lebih baik." ujar wanita itu. Agas mendongak

"Erlin." ujar Agas saat melihat siapa wanita tersebut.

Wanita yang dipanggil Erlin bergumam sebagai balasan.

"Minumlah." ujarnya menuntun Agas untuk minum. Agas yang memang haus dan mabok pun meminumnya tanpa banyak bertanya. Toh sepertinya itu hanya air lemon biasa.

Ready For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang