Chapter 56

135 7 5
                                    

Happy Reading

Agas hanya berdiam diri di kamarnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Agas hanya berdiam diri di kamarnya. Sejak pagi hingga malam, pria itu hanya menyibukkan diri dengan merenung dan menghela nafas kasat. Semua pekerjaan kantor diambil alih oleh Ilyas, sampai-sampai tangan kanannya itu semakin sibuk.

Ani bahkan sudah beberapa kali menyuruh Agas untuk bercerita, namun pria itu hanya mengatakan semuanya baik-baik saja.

Wanita paru baya itu menjadi bingung dengan apa yang terjadi pada putranya itu.

Ani pun melangkah menuju kamar, untuk mengambil ponselnya. Wanita baya itu memutuskan untuk mendealing nomor Ilyas. Dia yakin sekertaris anaknya itu tahu tentang apa yang terjadi pada anaknya itu.

"Hallo Yas."

"Hallo Bu, selamat malam." ujar Ilyas diseberang sana.

"Selamat malam juga."
"Maaf Yas, saya mengganggu jam istirahat kamu."

"Tidak apa Bu, kebetulan saya juga masih terjaga." ujar Ilyas.

"Begini Yas, apa kamu tahu sesuatu tentang bos kamu itu? Sejak pagi hingga sekarang tingkahnya benar-benar aneh. Tidak biasanya dia mengurung diri di kamar seperti sekarang." tanya Ani membuka pembicaraan.

Ilyas yang mendengar pun menghela nafas sejenak.

"Maaf sebelumnya Bu, itu semua karena pak Agas sudah tahu tentang siapa dalang dibalik kejadian yang terjadi pada pak Agas dan nona Aiza pada malam itu." ujar Ilyas pada Ani.

"Bukannya Erlin, pacar dari Alex?"

"Bukan Bu, ternyata nona Erlin juga hanya pion untuk menjebak pak Agas." Ani yang mendengar itu sangat terkejut. Siapa sebenarnya yang menaruh dendam pada anaknya itu.

"Lalu siapa dalang dibalik semua ini?" tanya Ani.

Ilyas terdiam untuk beberapa saat. Dia ragu untuk mengatakannya, pasalnya dia takut bosnya itu akan marah padanya.

"Katakan Ilyas!" ujar Ani mendesak Ilyas.

"Nona Amel."

"Apa!" Ani dibuat terkejut mendengarnya.

"Kamu yakin?"

"Iya Bu. Nona Aiza sendirilah yang mencari tahu segalanya."

"Wanita itu." gumam Ani saat mengingat Amel. Kurang apa sebenarnya putranya itu, kenapa kekasihnya sendiri tega menjebaknya untuk tidur dengan wanita lain.

"Apa motifnya? Kenapa dia bisa tega melakukannya pada Agas? Padahal dia tahu, Agas sangat mencintainya." Ani tidak terima putranya diperlakukan seperti itu.

"Saya sendiri kurang tahu, Bu. Tetapi dari penyelidikan yang dilakukan pak Agas, kemungkinan karena nona Amel menjalin hubungan sembunyi-sembunyi dengan pemilik agensinya."

"Kurang ajar wanita itu. Kurang apa anak saya padanya." geram Ani.
Ilyas yang mendengar pun menjadi meras bersalah karena menceritakannya pada ibu dari bosnya itu.

Ready For LoveWhere stories live. Discover now