Chapter 32

121 4 0
                                    

HAPPY READING

"Cari tahu putra dari Ani Wicaksono dan Fathul Wicaksono yang bernama Agas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cari tahu putra dari Ani Wicaksono dan Fathul Wicaksono yang bernama Agas. Saya mau malam ini sudah ada." Haikal kemudian mematikan sambungan teleponnya begitu orang diseberang sana menyanggupinya.

Haikal merutuki kebodohannya yang tidak pernah mencari tahu soal Aiza selama ini. Dia pikir tak perlu mencari tahu lebih dalam soal teman masa kecilnya itu, saat mengetahui wanita itu baik-baik saja selama ini. Namun ternyata dia salah, harusnya dia mencari semua itu.

Pantas saja wanita itu bersikap aneh saat ia menanyakan berat badan wanita itu yang semakin berisi. Jadi itu karena wanita itu sedang hamil, Haikal mengacak rambutnya kasar. Kenapa dia tidak menyadari hal itu? Pikir Haikal.

"Lo bener-bener bodoh, Kal." gumamnya pada diri sendiri.

Agas melangkahkan kakinya keluar dari lift begitu sampai di lantai 5. Pria itupun langsung menekan bel apartemen Aiza. Ya, Agas akhirnya memilih menemui wanita itu setelah apa yang dilakukan Ani dan Fathul siang tadi.

"Pak Agas?" Aiza menatap terkejut Agas yang sudah berdiri didepan pintu apartemennya itu.

"Aku ngga izinin Pak Agas masuk!" Aiza mencegah Agas yang hendak menerobos masuk itu.

"Aku tidak sedang meminta izin." tegas Agas yang dengan mudah menggeser tubuh berisi Aiza.

"Pak!!" kesal Aiza yang melihat Agas melenggang masuk. Wanita itu pun akhirnya menyusul pria itu setelah menutup pintu apartemennya.

"Ngapain Pak Agas kesini? Kalau Amel lihat bagaimana."

"Kamu tahu Amel pulang?" ujar Agas yang sudah duduk di sofa. Pria itu menatap sejenak perut Aiza yang sudah lebih besar dari terakhir kali ia melihatnya. Sungguh dia ingin sekali mengusap perut itu dengan lembut. Namun saat ini bukan waktu yang tepat untuk melakukan hal itu.

"Iya, semalem dia memberitahu ku." Agas mengalihkan pandangannya dari perut Aiza

"Lalu ngapain lagi Pak Agas kesini?" lanjut Aiza.

"Aku minta maaf soal kedua orang tuaku yang tiba-tiba menemui mu siang tadi." Agas menatap Aiza yang masih berdiri depannya itu.

"Aku minta maaf, Aiz, tapi jujur bukan aku yang menyuruh mereka melakukan itu." Aiza menghela nafas pelan mendengarnya.

"Iyaa."
"Sudahkan hanya itu? Jadi lebih baik Pak Agas keluar sekarang. Aku ngga mau ada yang ngeliat Pak Agas disini."

"Sebegitu tidak maunyakah kamu bertemu aku?" Agas bangkit dari duduknya dan menatap Aiza dalam.

"Iya." ujar Aiza.
Lalu keduanya pun saling menatap kearah pintu apartemen saat mendengar bel berbunyi. Aiza menatap gusar Agas, dia takut orang yang membunyikan bel adalah Amel. Apa lagi dia tidak ada janji dengan siapa pun hari ini.

"Pak Agas mending ngumpet deh, aku tidak mau ada yang ngeliat Pak Agas." ujar Aiza sebelum melangkah untuk membuka pintu, wanita itu juga merapikan pakaiannya agar tidak menampakkan perut buncitnya itu.

Ready For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang