Chapter 26

90 3 0
                                    

Happy Reading

Agas memasuki apartemen saat diluar sudah mulai gelap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Agas memasuki apartemen saat diluar sudah mulai gelap. Pria itu pun menyalakan lampu untuk melihat keadaan apartemen, kemudian mendudukkan tubuhnya di sofa ruang tengah, menyandarkan sejenak tubuhnya yang terasa lelah karena seharian bekerja.

Agas melirik kearah kamar, lagi-lagi berkat Aiza satu masalah dapat terselesaikan kembali. Sistem keamanan di AtwoF Store sudah mulai dalam proses perbaiki. Entah memiliki pengaruh apa Aiza di perusahaan tersebut hingga apa yang dia utarakan langsung disanggupi oleh pihak mereka. Agas tersenyum, kemudian memilih bangkit untuk melihat wanita hamil itu.
Mungkin saat ini wanita itu sudah terlelap, mengingat ia pulang cukup malam.

Agas terkejut begitu membuka pintu kamar Aiza. "Kok belum tidur?" U
ujarnya saat melihat Aiza masih duduk bersandar di ranjang sambil mengusap perutnya yang sudah membesar itu.

Agas pun meletakkan tas kerjanya dimeja lalu melangkah mendekat kearah Aiza sambil membuka kedua kancing lengan kemejanya..

"Ngga enak buat tidur, Pak." terang Aiza dengan suara sedikit melemah. Ia memang sudah mencoba untuk memejamkan matanya sejak 30 menit yang lalu, tapi belum juga mau tidur, padahal wanita itu sudah menambah bantal disamping tubuhnya untuk membuat posisi tidurnya nyaman, dan hasilnya tetap nihil.

"Posisi tidurnya udah kaya semalam?" Agas kini sudah duduk ditepi ranjang sambil memperhatikan Aiza. Wanita itu pun mengangguk.

"Bayinya rewel?" tanya Agas kembali.
Aiza menggeleng tak tahu.

"Cuma ngga enak aja buat tidur, perutnya kaya kenceng gitu."
Agas menghembuskan nafas pelan.

"Kamu punya minyak angin?"

"Buat apa?"

"Ada tidak?"

"Ada di lemari laci meja rias nomor dua." Agas pun langsung bangkit untuk mengambilnya, kemudian kembali duduk ditepi ranjang.

"Kamu mending mandi, pasti capek kan?" Aiza menahan lengan Agas yang hendak menyingkap piyama tidurnya.

"Habis ini aku mandi."
Aiza menggeleng, wanita itu mengambil alih minyak angin yang ada di tangan Agas.

"Mandi sekarang, aku bisa olesin sendiri."
Agas menghela nafas pelan, mengangguk sebelum akhirnya bangkit. Pria itu pun sejenak mengusap puncuk kepala Aiza.

Sedangkan Aiza menatap punggung Agas. Aiza tahu pria itu pasti sudah sangat lelah, jadi dia tidak ingin menambahnya. Hanya mengoles, ia bisa melakukannya sendiri. Duduk didepan layar besar di ruangan rahasianya untuk membuat beberapa perangkat lunak saja masih bisa, apa lagi hal kecil seperti ini.

Aiza mengalihkan pandangannya saat melihat Agas keluar hanya mengenakan celana pendek.
"Kok cepet?"

Agas hanya bergumam sebagai jawaban, pria itu pun mengambil kaos di lemari, kemudian teringat jika lemari atau rak buku disamping lemari juga bisa menjadi pintu otomatis.

Ready For LoveWhere stories live. Discover now