💦25🔥 Papa

1.2K 158 26
                                    

bukan visual 'papa', ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bukan visual 'papa', ya...

kalian seneng nggak nona update sekarang?

.
.
.

●MY BRO●

Pelukan erat menyambut kedatangan Alga di rumah minimalis bercat putih itu. Kerinduan yang menggunung pecah bersama tepukan hangat yang mengenai punggungnya. Mahadri hampir meluruhkan air mata karena saking terharunya bisa kembali berjumpa dengan Alga, putra bungsu yang sangat dirindukannya.

Alga sendiri tidak kuasa membendung air matanya. Pipi remaja itu telah basah oleh cairan bening, dan bibirnya tak henti menggumamkan maaf kepada sang ayah. Pertemuan penuh haru itu dilanjutkan aktivitas makan malam dengan menu yang dimasak langsung oleh Mahadri.

"Bagaimana kabar mama kamu? Apa dia bahagia dengan keluarga barunya?"

Mahadri bertanya setelah hidangan utama tuntas masuk ke perut. Pancaran mata lelaki itu menyorotkan kepedihan meski senyumannya lebar. Alga melirik Zefrin sekilas.

"Mama baik dan mungkin juga bahagia," jawab Alga dengan hati-hati, takut melukai perasaan papanya.

Mahadri mengangguk-angguk. Senyumnya masih dipertahankan, justru makin lebar, tetapi sorot matanya bermakna lain.

"Tapi bagiku, hidup kita yang dulu jauh lebih bahagia, Pa!" lanjut Alga.

Mahadri mengubah senyum menjadi kekehan tawa. Lelaki itu berdiri, membawa piringnya ke wastafel untuk dicuci. Namun, Alga cepat-cepat mengambil alih kegiatan Mahadri dan menyuruh papanya untuk duduk.

"Pa, malam ini Alga akan menginap di sini, boleh 'kan?" tanya Zefrin.

"Loh, tentu saja boleh. Kan rumah ini juga rumah adik kamu. Kapan pun dia ingin menginap atau tinggal di sini ya silakan. Pintu ini selalu terbuka buat Alga."

"Makasih, Pa." Alga menjawab dengan muka yang digemas-gemaskan.

"Kalau gitu aku ke kamar dulu ya, Pa. Mau beres-beres sekalian mandi," izin Zefrin.

"Wah, gue tebak. Kamar lo pasti berantakan kan, Bang. Mirip kapal pecah!"

"Ngawur enak aja. Kamar gue dari dulu selalu rapi, ya. Kamar lo tuh yang suka berantakan. Guling sama bantal sampek nyasar di bak mandi. Tidur sambil renang lo?"

"Anj---"

"Kan-kan, mau berkata kasar! Pa, anak Papa nih, kelamaan hidup di Jakarta tambah rusak mulutnya," adu Zefrin.

"Apaan sih. Kayak lo enggak aja."

"Udah-udah malah tengkar. Alga cepat selesain cuci piringnya, Papa mau ngajak kamu ke halaman belakang, lihat kelinci-kelinci Papa," lerai Mahadri.

My BRO S1 [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang