anyeong!
seneng nggak, Nona update malam ini?***
kali ini Nona mau belajar serius
100 vote + 111 komen (love tidak dihitung---takut dispam lagi 😅, jeosonghamnida)
buat buka next chapter
(minggu depan)***
Ujian akhir semester sudah berakhir minggu lalu. Minggu ini jadwalnya class meeting di Nation High School. Sekarang sudah hari kelima. Beberapa pertandingan yang diperlombakan telah memasuki babak final, seperti pertandingan basket, futsal, dan bulu tangkis, kalau voli mungkin besok finalnya.
Itu suatu keberuntungan bagi kelas Alga, karena mendapat waktu istirahat. Kelas Alga, tim cowoknya berhasil masuk ke dua jenis pertandingan final; voli dan basket. Di kedua final itu Alga ikut andil.
Sekarang Alga bersama timnya sedang bertanding di lapangan basket melawan kelas IPS---yang katanya dipenuhi atlet basket, padahal cuma ada dua orang, itupun satunya jadi tidak ikut main sekarang.
Alga cukup kesal karena si pemain basket terhebat yang disanjung satu sekolahan itu tidak ikut tanding di lapangan. Padahal tadi sebelum berangkat sekolah, Alga sudah mewanti-wanti supaya anak itu ikut bermain. Alga cuma ingin adu skill dengan kakaknya, tetapi Rain malah memilih duduk bersama suporter di bawah pohon---ngadem.
"Traktir gue bakso!"
Rain hampir terjungkal karena rangkulan sang adik yang tiba-tiba, lehernya ditarik hingga hidungnya berhimpitan dengan ketiak Alga. Levant yang berjalan di sisi kanan Rain pun menyumbang tawa.
"Lepas, anjir! Bau lo kecut!"
"Bilang iya dulu!"
"Iya-ya!"
Alga langsung membebaskan leher kakaknya. Anak itu cengegesan. Sedangkan Rain menggerutu perkara bau keringat Alga yang menempel di kulit wajah dan seragamnya.
"Nggak asik lo! Kenapa nggak ikut tanding! Takut lawan kelas gue?"
"Nggak ada gue pun kelas lo keok kan? Gimana kalau gue main?" Rain berdecih.
Males. Alga merotasikan bola matanya jengah. Memang sih, kelas Alga jadi gagal menyabet juara satu karena ketangkasan dan kekompakkan pemain kelas IPS yang sulit digempur. Apalagi Levant, si atlet kebanggaan sekolah---11-12 dengan Rain. Alga sampai kualahan mencegah anak itu mencetak skor. Pantas saja, sepasang sohib ini selalu dilibatkan dalam berbagai turnamen basket dulu.
"Sombong!"
"Fakta, man!" Levant ikut menimpali, dibalas lirikan tajam dari Alga. "Udah lo pergi sono! Jangan gangguin sohib gue!" Levant mendorong-dorong bahu adik Rain.
"Apaan sih! Lo yang pergi! Gue mau ngantin sama Rain!"
"Eh, babi! Lo berani dorong-dorong gue?" Levant membusungkan dadanya, tak terima didorong sama adik Rain.
"Ye, situ duluan yang mulai. Lagian kenapa gue takut sama lo? Badan kurus gitu, sekali jotos juga melayang kebawa angin!"
"Anjir! Sini! Lo belum pernah kan gue banting!"
Tangan Levant terulur, mencoba meraih kaos Alga. Sementara Alga melotot sambil menepis kasar sohib kakaknya. Rain yang berada di tengah dua orang bau keringat ini lama-lama jengah juga. Mereka sangat kecut, btw. Belum lagi banyaknya pasang mata yang memperhatikan keduanya di pinggir lapangan. Ayolah kepala Rain mau pecah rasanya karena mereka berdua yang ribut tidak jelas.
YOU ARE READING
My BRO S1 [✔]
Teen Fiction[VJK BROTHERSHIP] Demi apapun, Alga nggak pernah sudi punya saudara seperti Rainer Aryabhata Brameswara, si pembuat onar yang gengsinya setinggi langit. Pun demikian, Rain juga berharap semua yang terjadi padanya ini hanya mimpi belaka. Sampai kapa...