10

2.3K 125 120
                                    

Deva memeluk tubuh Fahri sangat erat entahlah Deva memang sangat manja terhadap ayahnya. Fahri mengerjakan tugas di laptop sambil mengelus surai rambut Deva yang kemarin sudah di cat menjadi abu-abu.

"Papa kasih nama adek siapa?" tanya Deva.

"Hm tidak jauh beda denganmu sih Dev," ucap Fahri.

"Namanya apa dong Dev setiap doa pasti nyebutnya adek Dev doang," keluh Deva.

"Zahara Bianca Reina. Adikmu yang lebih disayang sama sang pencipta," ucap Fahri.

"Mama dan adek pasti menunggu kita berdua di surga," ucap Deva.

"Benar nak," ucap Fahri.

"Pah liburan ke Jogja yuk!" ajak Deva.

"Tumben banget minta liburan duluan?" Fahri biasanya yang mengajak liburan Deva. Karena Deva hanya tinggal duduk manis di pesawat masalah tiket dan sebagainya di urus Fahri. "Anak papa jatuh cinta, ya?" goda Fahri.

"Belum ada seorang wanita yang Deva cintai selain mama. Deva dapat tugas untuk menceritakan liburan masa sekolah," ucap Deva.

"Ke luar negeri saja bagaimana?" tawar Fahri.

"Sebagian negara eropa musim dingin, pah. Dev malas pakai mantel tebal," ucap Deva.

"Astaga Dev wajahmu kok pucat sih?!" kaget Fahri.

"Hah?" beo Deva.

Fahri menyentuh kening Deva tidak panas sama sekali. Deva mengernyitkan dahinya melihat reaksi Fahri bukannya dia baik-baik saja. Deva menyingkirkan tangan Fahri dan bersembunyi di perut Fahri.

"Kalau pusing bilang aja sama papa," ucap Fahri.

"Kemarin malam Dev mimpi buruk," ucap Deva.

"Ceritakan sama papa kalau Dev tidak keberatan," ucap Fahri.

"Dev mimpi papa tampar, pukul, dan tendang aku," lirih Deva.

"Itu bunga tidur tidak mungkin kan papa melakukan itu semua," ucap Fahri.

"Misalnya Dev melakukan kesalahan yang paling dibenci papa bagaimana?" tanya Deva.

"Papa akan menghukum kamu tapi tidak dengan kekerasan fisik itu hal yang tidak baik. Papa akan ajarkan kamu lebih keras tentang ilmu agama atau mungkin memasukkan kamu ke pesantren," ucap Fahri.

"Dev boleh jujur sama papa soal satu hal," ucap Deva.

"Memang Dev pernah bohong sama papa?" tanya Fahri.

"Pernah dan papa janji tidak boleh marah sama Dev," ucap Deva.

"Iya papa janji tidak akan marah sama Dev," ucap Fahri.

"Dev sebenarnya tidak mau papa menikah lagi. Waktu kecil Deva mendengar kalau teman sekelasku punya orang tua sambung dia itu sangat jahat sama dia. Disana Dev pikir orang asing itu menyebalkan," ucap Deva.

"Tidak semua orang asing itu jahat Dev. Kamu hanya perlu bisa melihat karakter orang itu saja, papa mendapatkan nasihat dari opa seperti ini. Boleh berteman dengan siapapun namun kamu boleh mempercayai beberapa orang di dunia ini," nasihat Fahri.

"Dev paling percaya papa. Lalu ada Leo, Hamiz, Sandy, Irsyad, Rian, dan Atha," ucap Deva.

"Bobo siang aja ya. Papa mau membersihkan rumah dulu," ucap Fahri.

"Kamarku sudah bersih kok. Cuma itu lho pah," ucap Deva ragu.

"Kenapa nak?" tanya Fahri.

"Dev mimpi basah," ucap Deva.

Deva (END)Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu