dua lapan; om chanyeol pulang

338 45 8
                                    

Apes banget idup gue. Semenjak si kampret-kampret itu dateng sekali ke rumah sakit, mereka malah keterusan dateng tiap hari. Bukan buat jenguk tentunya, buat numpang makan gratis.

"Om, ini saya bawain nasi, om." Miu menunjukkan nasi putih doang yang warnanya udah agak burem kek masa depan dia. Persis.

Chanyeol senyum ngangguk-ngangguk. "Makasih."

Gue berdecih. "Alah, lu juga bawa nasi buat lu sendiri, kan ? Iya, kan ?"

"Ya dia ga mau rugi lah, bestie." Ucap Rae yang lagi mengupas udang lalu dia makan sendiri. "Porsi nasi disini dikit banget, makanya dia bawa sendiri, tuh."

"Ga tau diri ya lo pada emang. Masa bawa nasi putih doang udah gitu dimakan sendiri lagi." Gue geleng-geleng.

Ga lama kemudian hp gue berdering. Notifikasi dari aplikasi ojek online yang memberi info bahwa makanan sudah sampai di lobi rumah sakit.

Mata gue melotot. "Hah ? Lo pada pesen lagi pake hp gue ?!" Gue menoleh ke arah mereka dan mereka mengangguk dengan polosnya.

"Kaga ada isi itu saldo lo, jadi tolong dibayar cash dulu, ya." Miu senyum.

Gue mengumpat, Chanyeol cuma terkekeh.

"Sayang, ambil dompet di deket jaket aku. Aku yang bayarin." Chanyeol menunjuk jaketnya yang tergantung di deket pintu.

Gue geleng-geleng. "Pacar gue lagi sakit bukannya dikasih apaan kek malah diporotin!" Gue melangkahkan kaki ke lobi.


-

Akhirnya ayang pulang juga. Ga lagi gue mesra-mesraan di ganggu sama lumut parit.

"Yang." Panggil gue mesra ke Chanyeol.

Chanyeol senyum manis. "Pasti ada maunya ini, ya ?"

"Ih, tau aja." Gue cengengesan.

"Mau apa ?" Tanya Chanyeol pelan.

"Sun." Gue memajukan bibir gue dan memejamkan mata.

Chanyeol terkekeh.

Gue melek dan mukul dada Chanyeol pelan. "Malah ketawa! Orang beneran mau mesra-mesraan juga! Kemaren ga bisa bercumbu soalnya ada kacrut-kacrut itu!" Gue cemberut.

Chanyeol mengelus kepala gue pelan dan senyum. "Gitu aja ngambek."

Gue memejakan mata. "Sun dulu, yang."

Chanyeol bukannya mencium gue tapi bibir gue malah ditempel sama bantal.

"Ih! Ngeselin!" Gue melempar bantal yang Chanyeol tempelkan barusan ke muka dia. "Awas aja kalo minta jatah sun! Ga mau gue kasih!" Gue menjauhi Chanyeol.

Chanyeol memegang tengan gue erat ketika gue bangun dari sofa. "Ngambek, ciyee." Chanyeol mendorong tangan gue dan gue jatuh di pangkuan Chanyeol. "Kamu ga abis makan yang aneh-aneh, kan ?"

"Makan apa ? Ga ada, deh." Gue mencoba mikir.

"Ngeri banget aku ciuman sama kamu bisa bikin aku masuk rumah sakit. Bukannya dimabuk kepayang malah beneran melayang ampir nyawaku, yang."

Gue terkekeh. "Maap."

Chanyeol mencium bibir gue perlahan dan gue memejamkan mata. Tapi baru aja mau menikmati, eh, udah ada aja yang ganggu.

"Duh! Siapa sih yang mencet bel ?! Ga tau apa ini orang rumah lagi bercumbu ria!" Ucap gue sebal.

"Ayok kita cek dulu, yang." Chanyeol menepuk punggung gue lembut.

Jodoh yang Tertukar • PCY ✔️Where stories live. Discover now