tiga tiga; kunjungan orang tua.

224 32 1
                                    

Gue sibuk makan brondong jagung sambil nonton tv tapi pandangan gue ditutupi oleh Chanyeol yang mondar-mandir ga berenti dari tadi.

"Bisa-bisa vertigo gue liatnya kalo lu mondar-mandir mulu." Sindir gue tanpa melihat wajah Chanyeol.

"Ya gimana aku bisa tenang kalo papa kamu mau dateng ke sini ?! Bisa-bisa besok ga liat matahari aku!"

"Ngapain ga bisa liat matahari ? Kan matamu ada dua."

"Ga gitu!" Chanyeol masih mondar-mandir sambil menggigit jarinya. "Aku harus ngomong apa kalo papamu nanya nanti ?"

"Ya tinggal ngomong, orang punya mulut." Jawab gue acuh.

"Hhh." Chanyeol menghela nafas kasar. "Ngomong sama kamu ga bisa ngasih solusi."

"Nanya gugel kalo mau nanya solusi." Gue masih mengunyah brondong jagung. "Minggir, sih! Gue mau nonton!"

Chanyeol duduk di samping gue, masih menggigit jarinya. "Kalo papa kamu tau kita nikah boongan gimana ?"

"Selama calonnya ganteng, banyak duit, masa depan jelas, ya ngapain takut ? Mungkin papa malah mendesak kalo kita nikah beneran."

Gue melihat Chanyeol yang sudah sedikit lega. "Bener juga. Siapa yang mau sama bagong kaya kamu yang makan banyak udah gitu kalo tidur suka kentut—"

Gue melempar bantal sofa ke muka Chanyeol. "Diem! Mending lo diem!"

"Aku kan ngomong fakta. Apalagi kamu jurusan Ilmu Santet. Apa jangan-jangan aku disantet sama kamu ?"

Gue berdecih. "Kalo gue mau nyantet juga pilih-pilih, kali! Orang ga sengaja dateng ke nikahan orang lain, malah jadi pengantinnya gua!" Gue melipat kedua tangan di dada. "Mending gue sekalian nyanyet artis Korea!"

Chanyeol balik mendecih. "Kaya mau aja mereka sama kamu!"

Gue respon acuh. "Buktinya aja kamu mau."

"Kepelet, sih."

"Dih! Mending sono ngaca di cermin, pake baju bagus, biar bokap gue ga ngamuk pas tau gue udah nikah boongan."

Chanyeol menggoncang-goncang tubuh gue. "Ih kamu mah, nakutin!"

"Tapi jangan terlalu ganteng."

"Kenapa ?" Tanya dia penasaran. "Papa kamu ga suka menantunya terlalu ganteng ?"

"Engga—"

"Apa papa kamu trauma anaknya pacaran sama yang ganteng soalnya sering disakitin—"

"Bukan gitu—"

"Apa mungkin..." Chanyeol menutup mulutnya dan melotot. "Papa kamu suka yang ganteng-ganteng ?!"

Gue memencet bibir Chanyeol biar ga kebanyakan ngomong. "Nanti nyokap gue naksir, bokap gue cemburu."

Chanyeol ketawa. "Astaga, aku kira apaan—"

"Apaan emang ?!" Celetuk gue spontan.

"Hehe. Engga, engga." Chanyeol membuka hpnya dan melihat resto bintang lima. "Orang tua kamu sukanya apa ? Mau aku pesenin apa ?"

"Hampir semua, ga ada pantangan. Mau order makan ?"

Chanyeol ngangguk. "Iya. Ga mungkin kan mereka kesini ga dijamu ?"

"Masak ajalah. Ngapain mesen ?" Gue menaikkan alis gue sebelah.

"Aku sih mau-mau aja—tapi emangnya kamu bisa ?! Ga inget aku hampir keracunan gara-gara kamu ga bisa bedain bumbu dapur ?!"

"Ya lu yang masak! Gue mah bantu aja."

"Bantu doang mah ngapain. Kamu juga ga bisa bedain mana lengkuas mana jahe."

Jodoh yang Tertukar • PCY ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang