13- Maaf Tidak Kembali, Lagi

46 56 0
                                    

hello, happy reading!

jangan lupa tinggalkan jejak ya. bantu vote dan komen yaww!

__________

Tangis sendu dan suara teriakan terdengar sangat pilu dan menyedihkan. Pemakaman baru saja selesai, banyak penyelawat yang sudah pulang dan meninggalkan gundukan tanah yang masih baru.

Terdapat dua gundukan tanah merah bersebelahan, yang satu dengan nama Jayden Jeantara Samudera dan Vanamhira Ghandjar Ardhyksha.

Banyak orang yang masih belum bisa menerima kenyataan saat meninggalnya kedua pemuda yang sedang jatuh cinta tersebut, Asaka sudah sedari tadi menangis sembari memukul mukul gundukan tanah tersebut membuat hati Mahes dan Sadam tersayat begitu saja, sangat sakit rasanya.

Sebenarnya, hari ini adalah hari pembebasan Langga yang sudah hampir lima bulan dipenjara.

"Ga mungkin! Aku belum sempat minta maaf pada anakku!" ujar Langga setelah mendapatkan kabar tentang meninggalnya Hira dari salah satu sahabatnya yang kebetulan menjemputnya dipenjara.

Langga terjatuh ditanah begitu saja, membuat Cika panik dan langsung membawa pria paruh baya itu kedalam mobilnya, sebisa mungkin Cika berusaha menenangkan Langga yang menangis sedari tadi.

Sebenarnya, dia tidak tega melihat keadaan sahabatnya yang begitu kurus selama dipenjara, apalagi setelah dia tau jika hubungannya dengan sang anak saat buruk.

Mobil sport merah itu berhenti didepan pemakaman umum, Cika melirik sekilas kearah Langga sebelum akhirnya menyuruh pria itu turun dari mobilnya.

"Turunlah, minta maaf pada anakmu" ujar Cika dengan tepukan pelan dipunggung Langga

Langga mengusap air matanya kasar lalu segera turun dan berjalan mendekati gerombolan orang yang memakai pakaian serba hitam tersebut. Dia terjatuh begitu saja ketanah, lututnya terlalu lemas begitu melihat nama anaknya berada disana.

"B-balik ayoo, Nak"

Sadam menoleh begitu mendengar suara sang ayah begitupun dengan saudaranya yang lain. Bisakah Asaka bersikap egois saat ini? Ia, jujur sangat marah dan kecewa pada sang ayah tapi dia teringat dengan ucapan terakhir yang diucapkan oleh Hira pada malam hari itu.

"Aku pengen lihat ayah dan mendengar ucapan maaf dari ayah, ga sabar nunggu besok ayah pulang. Pengen peluk ayah dan minta maaf sama ayah, Asaka tolong kabulin permintaan kakak ya kalo -ehm kakak udh ga anak, hehe"

Senyuman dan tawa Hira saat itu adalah hal terakhir yang Asaka lihat dan rasakan, bahkan pelukan terakhir malam ini tidak pernah terpikirkan olehnya.

Langga masih terus menangis dimakam anaknya, mencurahkan semua kata hatinya selama ini dan juga mengucapkan permintaan maaf pada sang anak atas kelakuaanya beberapa bulan yang lalu. Mungkin itu adalah luka terdalam untuk seorang Hira.

- Keinginan Terakhir Vanamhira -

Hujan mengguyur kota bandung sore ini, Asaka sedang termenung dibawah hujan deras. Sudah terhitung dua puluh dua hari setelah kepergiaan Hira dan Jean, tapi luka untuk orang yang ditinggalkan masih terlihat jelas.

Salah satunya, Asaka. Pemuda itu tetap terdiam ditempat, berdiri ditengah trotoar sembari menatap sebuah jalan yang menjadi tempat meninggalnya kedua sahabat tersebut. Asaka tidak peduli dengan hujan yang terus menurun dan membasahi dirinya, Asaka merasa dirinya pantas mendapatkan hal tersebut.

Pepohonan sekitar dan hujan sore ini menjadi saksi, bagaimana hidup Asaka setelah kehilangan sosok penyemangat hidupnya.

Setelah kehilangan kedua orang tuanya, sekarang Asaka harus merasa kehilangan sosok terpenting dalam hidupnya lagi walaupun Asaka sadar jika Hira itu bukan siapa siapanya, tapi Hira yang menganggap dirinya demikian membuat dirinya juga menganggap sosok itu hal penting yang tidak boleh hilang dalam hidupnya.

Sesulit apapun Asaka menjalani hidupnya setiap hari, dia juga tetap bersyukur masih dikasih bisa bernapas setiap harinya. Hujan hujan begini, biasanya Asaka nonton film bareng sama Hira dikamarnya sambil selimutan dan minum kopi atau teh hangat.

Tapi sekarang sedikit berbeda, Asaka melakukannya seperti biasa tapi terasa beda.

"Kak, Asa boleh ikut ga? Pengen banget ikut, disini ga asik" celoteh Asaka.

Dia menunduk sembari terus berjalan melewati trotoar sampai akhirnya waktu itu terhenti. Tuhan mengabulkan keinginan, Asaka.

__________
selesai.

KEINGINAN TERAKHIR, HIRA [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang