14- Asaka Kehilangan Semangat Hidupnya

43 56 0
                                    

hello, happy reading!

jangan lupa tinggalkan jejak ya. bantu vote dan komen yaww!

__________

Asaka melangkahkan kakinya masuk kedalam gerbang sekolah. Melewati anak osis yang sedang bertugas didepan sana.

"Asaka?"

Ia menghentikan langkahnya dan menoleh kebelakang.

"Kenapa, kak?"

Gadis itu tersenyum kearahnya. "Minggu depan jangan lupa datang ke acara kelulusan kita ya? Ada sesuatu buat kamu" ujarnya.

Asaka menganggukan kepalanya pelan dan melanjutkan langkahnya menuju ruang kelasnya.

"Banyak lho, Sa"

"Apanya?"

Temannya itu memandangnya dari atas sampai bawah kakinya. "Banyak banget hadiahnya. Hadiah kelulusan kak Hira" ujarnya.

"Kelulusan kak Hira? oh, ya aku lupa soal itu. Nanti kuambil dibawah"

Raksa menepuk pelan pundak Asaka. "Yudis mau ngomong sama kamu. Samperin gih, aku jagain disini" ujar Raksa dari belakang sana.

Asaka tersenyum. "Terima kasih. Aku bakalan kesana habis ini, kak" balasnya pelan.

Asaka meletakan tasnya dibangkunya. Mengambil airpods dari sakunya dan memakainya dikedua telinganya. Ia berjalan keluar, melewati Raksa begitu saja.

Ia dengan berani menghampiri Yudis. Tak peduli, jika dia harus dipukuli lagi.

"Kenapa?" tanyanya to the point.

"Maaf soal kemaren."

Asaka menatap Yudis dihadapannya. Tatapan pemuda itu berubah menjadi sendu.

"Kenapa? Untuk apa minta maaf? Kamu tidak salah."

"Asaka." panggil Raksa.

Raksa menunjuk Yudis dihadapannya. "Apa kamu bilang? Dia ga salah?!" Tanpa sadar Raksa baru saja membentak Asaka.

Asaka menghela napas kasar. Melepaskan kedua airpodsnya dan menyimpannya kembali pada tempatnya.

"Jangan dibahas lagi. Semuanya sudah jadi masa lalu, kak."

Asaka tersenyum tipis kearah Raksa dan Yudis, menepuk pundak Yudis lalu pergi meninggalkan dua pemuda yang saling memberikan pandangan bingung kearahnya.

Ia berakhir ditaman belakang sekolah. Merebahkan dirinya diatas kursi panjang yang sangat kotor disana. Ia bahkan sudah tidak peduli dengan seragam putihnya.

Ia menatap langit biru dan cerah diatasnya. Memasang kembali dua airpods itu pada telinganya dan perlahan memejamkan matanya.

"Waktu itu tuhan tidak jadi mengabulkan permintaanku. Jadi, bisakah aku minta lagi?"

Ia membuka matanya. Menatap sekali lagi langit cerah diatasnya.

"Aku ingin mati. Aku ingin menyusul kak Hira. Aku saja sangat lelah untuk tetap bertahan dan berdiri menggunakan kedua kakiku yang rapuh."

bughh...

Ia memukul dadanya sendiri dengan sangat keras hingga ia terbatuk batuk.

"Kenapa kamu meninggalkan tubuh rapuh ini sendirian, kak?!"

__________
tbc.

KEINGINAN TERAKHIR, HIRA [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang