❣ 5. Novel Lover ❣

3.3K 156 0
                                    

"Bertemu dengannya membuat diriku merasakan kembali rasanya kebersamaan dengan sahabat."
_Lala_

❣❣❣

Malam ini Queen merasa dirinya sulit untuk tertidur, terlalu banyak pikiran yang memenuhi isi di dalam otaknya belakangan ini. Biasanya saat dia merasa tidak bisa tidur karna terlalu banyak pikiran, dia selalu mengajak Indri keluar untuk menenangkan pikirannya. Dan saat ini dia hanya bisa berdiam diri di dalam kamarnya yang membuat kepalanya semakin terasa pusing. Sebenarnya dia bisa saja keluar sendiri untuk menenangkan pikirannya, tapi dia tidak ingin melakukannya untuk sekarang ini.

Queen yang tiba-tiba merasa perutnya sedikit terasa lapar, membuat dia memutuskan untuk turun ke bawah dan berjalan kearah dapur untuk mencari makanan yang bisa dia makan malam ini. Saat Queen melewati ruang tamu, ruangan itu sudah terlihat gelap gulita karna lampunya sudah meredup dan waktu sudah menunjukan pukul 23.45 wib yang artinya semua anggota keluarganya sudah berada di dalam kamarnya masing-masing. Queen yang sudah berdiri di ambang pintu dapur, sedikit menarik senyumannya keatas saat melihat ada seseorang yang sedang sibuk di dapur dengan sendirian saat semua orang di rumah mereka mungkin saja sudah terlelap di dalam mimpinya. Queen perlahan menghampiri nya dan memeluknya dari belakang.

"Malam Bunda." sapa Queen dengan memeluk Bundanya dari belakang, sedangkan Bunda sedang sibuk mengaduk minumannya di dalam gelas.

Cup!

Bunda pun membalas dengan mengecup pipi anak perempuan nya dengan sayang.

"Malam juga Kak, gimana hari ini di kampus? Udah ada cowok yang deketin kamu belum kak, di sana?" tanya Bunda dengan menggoda anaknya yang membuat Queen melepaskan pelukannya.

Queen perlahan berjalan kearah kursi yang tidak jauh dari tempat Bunda berdiri, kemudian dia menduduki kursi itu dan dia juga mengambil beberapa toples biskuit yang berada di atas meja.

"Lyly ngga ada cowok Bund di sana, dan ngga tertarik juga buat pacaran. Suasana kampus di sana juga kelihatan biasa aja kayak kampus-kampus sebelumnya." Jelasnya yang membuat Bunda tersenyum mendengarnya.

"Mungkin karna kamu masih baru kali Kak di sana, kamu juga kan belum ada kenalan sama mereka. Siapa tau nanti kalo udah lama di sana, bisa aja ada yang nyangkut di hati kamu salah satu cowo yang ada di sana." goda Bunda kembali.

"Bunda..." rengek Queen yang membuat Bunda tertawa melihat rengekan anak perempuan nya yang terlihat lucu di depan matanya.

Beberapa menit kemudian, mereka berdua sama-sama terdiam. Bunda yang sibuk dengan makanan yang sedang dia masak untuk putrinya, sedangkan Queen yang sibuk melihat Bundanya memasak dengan menumpukan kepalanya diatas meja.

"Kak..." panggil Bunda dengan memberikan mangkok berisi mie, sayur dan beberapa sosis di dalamnya.

Queen menerima mangkok makanan yang di berikan sama Bundanya dengan senyuman tipisnya. "Iya Bun?"

"Apa ada yang kamu sembunyiin dari Bunda sama Papah, Kak?"

Deg!

Queen yang mendengar pertanyaan dari Bunda membuat nafasnya tiba-tiba tercekat, dadanya terasa sakit dan pernafasan nya mulai tidak stabil. Untung saja mangkok yang ada di tangannya sudah dia simpan di atas meja, kalo misalnya mangkok itu masih berada di dalam genggaman nya sudah di pastikan mangkok itu akan jatuh dan pecah karna terlepas dari genggaman tangannya sekarang.

Apa yang harus dia jawab, sekarang? Apa Bunda dan Papahnya sudah mengetahui tentangnya? Tentang pekerjaan dia di belakang keluarga nya? Dan kenapa juga tiba-tiba Bunda menanyakan itu ke dia? Terlalu banyak pertanyaan yang membuatnya merasa sedikit terkejut dan takut, sebenarnya dia belum berani untuk jujur kepada keluarga nya tentang dia dan organisasi nya. Dia juga belum siap harus kehilangan mereka semua untuk sekarang ini, dan yang paling dia takutin adalah dia takut melihat raut wajah kecewa dari orang yang dia sayang.

MY QUEEN IS CAPOS (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang