Ada

680 104 16
                                    

Dear Jendral,

Semua tanpa rencana dan terjadi tanpa ku duga, termasuk jatuh cinta pada, Jendralku..

Dari,
Naranya Jendral.

****

Yoshi sedari tadi kebingungan dengan tingkah Narra ini. Apalagi gadis itu sibuk bersembunyi dibelakang tubuhnya. Seperti sedang menghindari sesuatu.

"Ra, lo napa sih?"

"Ssttt! Udah pokoknya lo jadi benteng gue hari ini"

Yoshi sendiri hanya bisa merotasikan matanya melihat kelakuan Narra yang terkadang lebih aneh dari Mada dan Lucas.

Keduanya berjalan melewati ruangan Jendral hingga-

"Narra.." panggilan itu membuat Narra yang tadinya pura-pura tak melihat ke ruangan itu harus berlari dengan cepat.

"Woi Ra! Dipanggil Jendra--L.." Yoshi mengerutkan dahinya saat melihat Narra yang mendadak jadi atlit lari cepat. "Lah, napa lari tuh bocil.."

Jendral keluar dari ruangannya dan melihat ke kooridoor dimana Narra berlari. Mungkinkah Narra menghindarinya?

"Tumben banget tuh anak. Dia kenapa sih Jend? Biasanya juga nempel amat ama elo?"

Ketua angkatan itu mengindikkan bahunya. Ia juga tak tahu kenapa Narra menghindarinya. Perasaan tadi malam juga mereka baik-baik saja, masih pulang bersama dan--

Ah, ciuman.

Jendral tersenyum kecil mengingatnya. Apa Narra menghindarinya karna ini? Jadi gadis itu masih malu? Atau marah?

'Duh bego banget sih, Ra. Saltingnya keliatan bener deh' batin Narra sembari memukul dahinya.

Ia berjalan dan merutuki dirinya yang masih malu melihat Jendral. Entah bagaimana nanti jika ia bertemu Jendral. Narra sudah tidak bisa berpikir lagi.

Ia mungkin akan pasrah saja?

"Narra" gadis itu menoleh dan menemukan siapaa yang memanggilnya.

"Kak Sean.."

"Ini minum buat lo. Mau kelas kan?"

Narra mengambil susu kotak yang diberikan Sean itu. Ia juga mengangguk kecil pada lelaki tampan yang menjadi kakak tingkatnya.

Srek!

Seseorang mengambil susu yang dibawa Narra.

"Narra gak suka susu. Jadi buat gue aja ya, bang?" Ucap Mada sembari menusukkan sedotn kedalam susu kemasan itu. Ia meminumnya begitu saja.

"Sorry ya Ra, gue gak tau.."

"Eh gapapa kok kak, btw makasih ya"

Narra menyenggol siku Mada. Ia justru merasa tak enak dengan Sean karena justru sahabatnya yang meminum susu itu. "Thanks ya bang"

Sean mengangguk walaupun ia sebenarnya sedikit kesal dengan Mada. "Ya udah ayo, Ra. Bentar lagi mulai kelas kita.."

"Kita permisi ya kak?" Sean mengangguk kecil lalu tersenyum pada Narra. "Semangat ya, Ra"

Narra tersenyum lalu segera mengandeng lengan Mada yang terlihat sedikit kesal dengan Sean karena cuma gadis itu saja yang diberi semangat sementara Mada tidak.

Narra menarik Mada agar berjalan cepat disampingnya. Gadis itu juga sedikit kesusahan karena tubuh Mada yang sangat besar dan tinggi sekali. Maklum tingginya 187 cm sementara Narra hanya 164cm. Ia sangat bersusah payah menarik Mada.

amorevolousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang