Untuk Jendral

697 103 12
                                    

Dear Jendral,

Jika suatu waktu nanti duniamu kacau, ingat aku disini yang akan memberikan duniaku untukmu.

Dari,
Narranya Jendral.

****

Dalam keadaan berduka pun Jendral selalu memastikan Narra aman disampingnya.

Mereka melangkahkan kakinya memasuki stasiun. Jendral dengan senang hati mengendong tas ransel dan mengangkat tas jinjing ukuran kecil milik Narra. Mereka pikir ini lebih simpel untuk perjalanan mereka, jadi mereka hanya membawa baju secukupnya. Sementara tangan satunya Jendral gunakan untuk mengandeng Narra agar tetap disisinya.

"Gerbongnya itu.." tunjuk Narra yang sedari tadi membaca tiketnya.

Mereka melangkah bersama memasuki gerbong untuk penumpang kereta api premium.

Setelah menemukan kursi mereka. Jendral menaruh semua tas itu diatas kabin tepat diatas tempat duduk keduanya.

Jendral duduk disamping Narra. "Jendral.."

"Emm?"

"Kalo mau nangis, nangis aja. Biar bisa lega.."

"Ra?" Jendral menatap mata Narra yang kini duduk disampingnya namun saling saling memandang. "Boleh gue nyandar ke elo?"

Narra mengangguk, ia tersenyum manis pada Jendral.

"Maaf ya, Ra.. gue lagi kacau" ucapnya pelan sembari mengambil posisi nyaman dan menyandarkan kepalanya dibahu Narra.

Gadis itu meraih jemari Jendral. Ia mengenggamnya sangat erat.

"Gue disini, selalu disini. Lo boleh, nyandar ke gue Jendral.."

Walaupun Jendral tak terlalu dekat dengan kakaknya tapi ia juga merasa kehilangan. Hanya saja ia bingung bagaimana cara mengekspresikannya. Sejak dulu, Jendral memang dikenal sebagai anak pendiam dan introvert. Ia tak bisa mengekspresikan apa yang ia rasakan.

Namun semenjak bersama Narra. Semua sedikit berubah.

Jendral yang lebih suka sendirian, kini bisa dekat dengan orang lain dan memiliki teman. Apalagi setiap harinya ia habiskan waktu bersama Narra.

Walaupun masih dingin pada orang-orang tapi Jendral sudah berusaha untuk tetap bersosial dengan baik. Itu semua demi memikat Narra.

Kini Jendral menyadarkan kepalanya dibahu Narra. Ia mencoba untuk tetap tenang. Matanya memejam namun pikirannya tak karuan. Tapi mengetahui fakta bahwa Narra ada disampingnya dan mengenggam tanganya. Itu membuat hati Jendral lebih tenang.

'Narra, apa yang bisa gue lakuin buat bikin lo tetep disisi gue selamanya? Narra, gue sayang sama lo sejak pertama kali kita ketemu. Gue pengen egois, Ra. Gue pengen lo buat gue selamanya. Andai lo tau, Ra. Tapi gue masih belum berani buat bilang dan minta lo jadi milik gue..tunggu gue ya, Ra. Gue bakal jadiin lo milik gue selamanya....' ucap Jendral dalam hatinya.

****

Sementara itu diwaktu lain, Theo sedang mengantikan posisi Jendral sebagai ketua angkatan. Hari ini dan beberapa hari kedepan, ialah yang akan mengikuti rapat dan memimpin anak-anak angkatannya untuk mempersiapkan malam keakraban.

"Selamat sore teman-teman. Sore ini saya Theo akan mengantikan Jendral untuk memimpin rapat dan technical meeting hari ini dan beberapa hari kedepan" Theo memandang satu persatu anak yang datang. Mereka semua tampak terkejut. Biasanya Jendral yang membuka rapat tapi kali ini bukan. Bahkan seperti kakak tingkat yang berjabatan sebagai pengurus juga terkejut. "Kabar duka datang dari kakak Jendral. Hari ini Jendral memutuskan pulang ke Jogjakarta dan ditemani oleh teman kami Narra. Untuk beberapa hari kedepan mungkin Jendral dan Narra tak bisa mengikuti semua rapat dan kegiatan ini"

amorevolousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang