Disini

719 109 40
                                    

Jika suatu hari nanti badai menghampiri, aku tak takut untuk berlari lebih cepat dan melewatinya lagi.
Itu semua karena aku yakin bahwa kita kuat bersama, Narra.

-Jendral-

****


Seperti biasa, kegiatan para mahasiswa ini hanyalah kuliah-rapat-makan-nugas-tidur. Terulang setiap harinya. Hanya ada waktu sabtu minggu untuk istirahat. Namun kadang juga waktunya terpakai untuk rapat kecil atau bertemu dengan para panitia lain. Apalagi seperti Devan, Witha, Kenan dan Jendral. Mereka memiliki peran penting dalam organisasi fakultas maupun universitas. Namun Jendral sendiri tak terlalu sibuk seperti mereka bertiga.

Sabtu ini Jendral dan anak-anak angkatannya harus berkumpul karena akan ada technical meeting acara kemah keakraban yang akan mereka lakukan sebagai mahasiswa baru. Kemah ini hanya untuk pendekatan satu sama lain karena mereka nanti akan berjuang bersama selama masih berkuliah di Bimantara.

"Narra, PowerPoint dah siap?" Tanya Witha pada Narra yang duduk disebelahnya.

"Bentar deh, With. Ini gimana ya?" Witha mencoba mengeceknya, ia menarik kursinya hingga menempel pada kursi Narra. Lalu ia memantau sebentar sebelum menumpuk tangannya dengan tangan Narra yang memegang mouse.

"Gini, Ra" Witha mengarahkan tangan Narra sekaligus mouse yang Narra pegang. Jadi posisi tangan mereka saling bertumpukan. "Ini, klik.. coba dicek dulu.."

"Aha.."

"Terus ini coba.. klik aja"

"Emm.."

"Dan ini.." Witha membacanya dengan seksama. "Oke. Udah selesai kan~"

"Okay, thanks" Narra tersenyum lucu pada Witha dan membuat lelaki itu mengusak rambut Narra lembut karena gemas.

Kegiatan mereka tadi ternyata dipantau oleh seluruh anak-anak angkatan mereka di jurusan bisnis dan manajemen. Ditambah beberapa kakak tingkat seperti Irena, Shere, Joylice, Wendy, Bian, Dio, Sean, Kevin dan Cleo. Jelas saja seluruh orang memperhatikan Narra dan Witha, karena keduanya itu duduk didepan dan mengoperasikan laptop masing-masing.

Tak tahu saja ada satu orang yang memandangnya dengan tatapan tajam. "Sabar Jendral sabar.. temen sendiri" jail Jina yang ingin sekali tertawa kencang karena melihat wajah masam Jendral.

"Lain kali anak orang itu di pastiin di resmiin biar gak ada yang ngembat begitu dah.." goda Mawar. Selama ini memang Narra bercerita pada Mawar bahwa hubungannya dengan Jendral itu masih membingungkan.

"Gue cuma butuh waktu buat buktiin, War"

"Ya lo pastiin juga sih, kalo lo begini doang gue yakin tuh cowok-cowok gak bakalan nyerah. Orang ntar lo pacaran sama Narra, mereka juga bakalan tetep ngejar, apalagi kek begini. HTS. Bisa diembat tuh Narra" ucap Mawar yang kesal dengan Jendral. "Udah lo kenalin ke keluarga. Udah jalan bareng tiap hari. Masih gak mau lo pacarin?"

"Terus gue harus gimana War?"

"Salto dari padang pasir sampek kutub utara"

Sudah berapa bulan ini? Dan hubungan mereka masih seperti itu saja tanpa perubahan yang pasti. Ya, walaupun Jendral memang sangat perhatian pasa Narra tapi gadis itu juga butuh kepastian.

"Narra.."

"Em?" Narra mendongak menatap Jendral yang baru saja memanggilnya. "Ada apa Jendral?"

"Eh- gapapa. Semangat deh.."

"Kok malah nyemangatin gue? Yang mau jelasin rapat kan elo.."

"Oh iya"

"Dasar! Huuu.. em, Semangat ya Jendral"

amorevolousWhere stories live. Discover now