Chapter 26: Waktu Yang Pas

19 3 0
                                    

Clap yang merupakan orang dengan insting tertajam disitu, langsung menyadari ada manusia yang mendekat dengan sensor listriknya. 

Bahkan Clap lebih dulu sadar sebelum bayangan itu muncul dari belakang mereka. 

     "Menunduk Peno!" kata Clap. 

Peno pun langsung bingung dan menuruti perintah Clap, 

    "Hah? ada apa?" tanya Peno yang langsung melihat ada bayangan kepala ular di atas tubuhnya. 

Clap yang langsung langsung balik badan dan langsung memunculkan Ultimate Tonfanya yang berelemen petir, seketika langit menjadi mendung, dan awan hitam pun datang di atas mereka, sambaran petir pun muncul dari langit, menyambar telapak tangan Clap yang terbuka vertikal. 

    'Duar!' suara petir pun langsung terdengar saat petir itu menyambar. 

Lalu munculah Ultimate Tonfanya yang berwarna biru muda di pinggirannya dan warna biru tua di tengahnya, ujung 2 sudut tonfa itu lancip seperti ujung petir. 

Setelah itu di waktu yang sangat tepat, saat kepala ular itu sudah hendak menggigit Peno. Clap pun langsung mengeluarkan kuda-kuda Ultimate Tonfanya, 

     "Kuda-kuda Ultimate Tonfa, Elemen Petir, Tembakan Petir!" 

Keluarlah sambaran petir kecil dari ujung tonfanya yang sudah di arahkan kekepala Ular itu. 'Zeuwww' petir itu pun langsung di tangkis dengan tangan orang itu yang bersisik belut listrik. 

Petir itu pun terserap oleh tangan dengan sisik belut listrik itu. Peno yang kaget dengan kejadian itu pun langsung kaget saat melihat kebelakang, 

     "Makhluk apa itu?!" kata Peno yang panik. "Hahaha, ternyata insting Superior tidak bisa di remehkan." kata orang itu yang ternyata Faligata.

     "Apa-apaan itu?! harusnya belut listrik tidak bisa menyerap listrik." kata Clap. "Itulah yang di namakan, Jurus Mutasi Animalia!" kata Faligata yang hendak menyentuh Peno, dengan daya listrik yang banyak di lapisan sisik itu. 

Fineder pun langsung memunculkan Ultimate Tonfanya, butiran aura hijau berbentuk daun langsung mengumpul dan langsung membentuk tonfanya. 

Ultimate Tonfanya pun muncul, 

     "Kuda-kuda Ultimate Tonfa, Elemen Daun, Duri Kaktus Raksasa!" 

Duri-duri kaktus yang sangat besar pun langsung muncul dari tanah di depan Peno, dan langsung menghalangi tangan Faligata yang hendak menyerang. 

Karena keadaan itu, terpaksa Faligata membatalkan serangan, dan mundur sedikit. Jam dengan angka Romawi pun muncul di telapak tangan Clarka, dan langsung membentuk Ultimate tonfanya, 

     "Kuda-kuda Ultimate-" baru saja Clarka mau mengeluarkan kuda-kudanya, dia langsung di serang dengan lidah bunglon besar yang keluar dari mulut Faligata, Clarka pun langsung jatuh kebelakang. 

     "Inspektur!" teriak Peno yang mengulurkan tangan kedepan seperti hendak menangkapnya. 

     "Cih!" kata Clap yang kesal setelah melihat Clarka jatuh. 

     "Tenang saja, Clarka pasti bisa menyelamatkan diri." kata Fineder yang mengaba-aba kan mereka untuk tetap fokus kepada lawan. 

Faligata pun berubah menjadi manusia Elang, tetapi yang berubah hanya kakinya yang berbentuk cakar Elang, dan dia memiliki sayap Elang. 

Faligata pun terbang ke arah Fineder dan Clap dengan cakar yang terbuka hendak menendang mereka berdua bersamaan. 

Tetapi Clap dengan sangat cepat langsung menebas telapak kaki Elang yang hendak menendangnya dengan Ultimate Tonfanya yang terlapis petir. 

Diary Si Peno: Season 2 (The Eight Delinquents)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang