BAB 1

1.8K 226 18
                                    


Pernah sekali di musim dingin saat hari pertama salju turun Sasuke berlatih melempar kunai di hutan dekat sekolah. Untuk kedua kali Sasuke kembali bertemu Hinata atau lebih tepatnya melihat anak lemah itu sedang dirundung oleh tiga anak laki-laki.

Sasuke menyimpan kunai sebelum sembunyi di balik pohon memperhatikan Hinata pasrah menerima hinaan dan pukulan kecil di tubuh.

Sasuke dengar para sampah itu memanggil Hinata.

"Mata hantu. Jelek."

Hinata tampak gemetar. Kepalanya menunduk menatap salju yang dingin. Kening Sasuke berkerut tak suka. Dia tidak suka pada keduanya. Para sampah yang menindas dan Hinata yang diam saja tanpa perlawanan.

Kakinya dari tadi ingin berlari menolong Hinata. Memberikan pukulan sahabat untuk berandalan kecil itu tapi hatinya teriak jika Hinata harus bangkit melawan karena dia adalah calon pewaris klan Hyuuga.

Tapi, Hinata masih terdiam ketakutan. Ah! Sasuke benci. Kenapa harus dia juga yang menolong Hinata.

"Bagaimana dia selemah itu sebagai calon pewaris klan besar?! Menyusahkan saja."

Tuhan mendengar keluhan Sasuke dan mengganti sosok anak berambut kuning menyala yang membantu Hinata mengusir para berandalan ingusan itu. Namun berakhir sama seperti Hinata. Anak berambut kuning itu dipukul sampai babak belur. Puas melakukan kekerasan anak-anak berandalan meninggalkan Hinata dan anak berambut kuning.

Sasuke tidak mengenalnya. Wajahnya tidak tampak. Tapi, Sasuke bisa dengan jelas menangkap raut lega di wajah Hinata.

"Kau baik-baik saja?"

Hinata menerima uluran tangan anak berambut kuning itu tanpa ragu. Rasa takutnya hilang diganti oleh rasa aman.

"Terima kasih."

Di musim dingin ini Sasuke baru memahami kalimat Ibunya. "Suatu saat Sasuke akan tahu bagaimana rasanya ketika orang lain menatapmu penuh hangat meski cuaca begitu dingin. Hal sederhana yang bisa membuat hatimu nanti terasa penuh oleh kebahagiaan."

Di sana Hinata yang ditolong oleh anak berambut Kuning menatap penuh hangat dan begitu tulus.

Sasuke menjadi bertanya-tanya apakah dia akan mendapatkan tatapan itu jika menolongnya tadi?

Berdecak kesal Sasuke berlari menyusul para anak ingusan tadi.

"Oi!" seru Sasuke di belakang mereka.

"Siapa?" gumam salah satu dari mereka bingung. Tawa bahagia sudah memukuli orang lain lenyap ketika serang tiba-tiba yang dilancarkan Sasuke. Hanya butuh tiga tendangan semua terkapar di tanah.

"Aku kira kalian sehebat apa sampai menganggu anak perempuan. Ternyata hanya anak-anak sok jago. Berdiri dan lawan aku. Setidaknya kalian harus lebih kuat jika menyerang seseorang."

Kaki salah satu dari mereka diinjak Sasuke sampai merintih kesakitan. Sasuke pergi begitu saja. Dia pikir perasaan resah yang  menghantui akan hilang. Tidak, dada Sasuke belum lega. Tapi dia tidak cukup tahu untuk menyadari semua itu adalah perasaan menyesal dan iri pada anak berambut Kuning.

***

Hanya dalam semalam dunia Sasuke berubah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hanya dalam semalam dunia Sasuke berubah. Hancur lebur tanpa tersisa. Orangtuanya mati dan klannya dibantai oleh Itachi. Sosok kakak yang menjadi panutan Sasuke. Orang yang selalu Sasuke banggakan dan ingin dia lampaui. Tapi, Itachi juga yang mengubur mimpi dan ambisinya bisa sehebat dia.

Sasuke bersimpuh di depan mayat orangtuanya. Sasuke menangis takut, sedih, dan kecewa. Dia menatap Itachi yang berdiri memegang pedang berlumuran darah. Sosoknya tidak Sasuke kenali. Itachi seperti pejahat berdarah dingin. Sorot matanya tak kenal rasa takut. Tidak juga bersalah. Di mata Sasuke kakaknya berubah menjadi iblis begitu bengis membantai klan.

Sisa tenaga yang ada Sasuke mengejar Itachi. Di jalanan komplek Uchiha di mana saat senja menjelang ramai lalu lalang kini hening senyap mencengkam. Hanya ada Sasuke dan Itachi.

"Kenapa?!" Sasuke berteriak pilu. "Kenapa kau melakukan ini?! Kau membunuh semuanya!"

"Bukan kah kau ingin menjadi kuat dan melampauiku?"

"Omong kosong!"

Itachi menatap dingin Sasuke.

"Jadilah kuat. Kemudian datanglah kepadaku untuk balas dendam. Hiduplah seperti itu agar kau punya tujuan, Sasuke."

Percakapan terakhir dengan Itachi sangat tertanam di otak Sasuke. Sejak pembantaian klan Sasuke jauh lebih pendiam dan sulit didekati. Dendam tumbuh di hati Sasuke. Meski menjalani kehidupan sekolah seperti biasa. Sasuke telah memiliki rencananya sendiri.

Sasuke semakin berambisi meningkatkan kekuatannya. Dia selalu ingin unggul. Kemampuan Sasuke tetap diakui dan masih sulit dilewati teman-teman seangkatannya.

***

"Hari ini kita akan belajar melempar kunai. Ada dari kalian sudah belajar melemparnya di rumah?" Guru Iruka mengumpulkan murid-muridnya di lapangan sekolah.

"Aku aku aku!" Naruto heboh mengangkat tangan. Naruto yang sejak kecil ingin diakui oleh mereka, tersenyum percaya diri. Kenyataannya Naruto sama sekali belum pernah melempar kunai. Dia hanya suka bermulut besar.

Guru Iruka yang kurang percaya dengan kemampuan Naruto akhirnya menyuruh Sasuke untuk memberi contoh pada teman-temannya.

Sorak anak perempuan menyemangati Sasuke. Hal biasa yang harus Sasuke terima sejak masuk akademi. Sasuke tidak tahu kenapa dia begitu populer dicintai anak perempuan seusiannya.

Sasuke melempar kunai dan mengenai target dengan sempurna. Sorakan semakin heboh. Apalagi Sakura dan Ino.

"Pamer. Aku juga bisa. Biarkan aku mencobanya Guru Iruka!" Naruto maju ke depan. Iruka ingin menghentikan Naruto tapi tidak sanggup. Anak itu terlalu keras kepala. Naruto siap melempar. Sasuke melihat gerakan Naruto yang amatir. Dia yakin lemparan kunainya tidak akan tepat pada target. Dan benar saja.

Kunai bertebaran bahkan hampir mengenai wajah Iruka. Anak-anak di situ menyoraki Naruto kesal. Hampir semuanya kecuali Sasuke yang hanya berdecak sinis meremehkan dan anak perempuan Hyuuga. Siapa lagi jika bukan Hinata.

Sasuke bahagia karena Naruto terlihat payah di depan Hinata. Tapi Sasuke kesal pada Hinata karena mata itu hanya tertuju ke anak berambut Kuning. Bahkan sebelum masuk ke akademi Hinata hanya melihat Naruto.

Alasan rasa tidak suka pada Naruto bertambah satu lagi, yaitu Hinata.

Naruto memang pembuat onar tapi Sasuke tidak ambil pusing. Dia hanya tidak suka Naruto terus menganggunya.

Sasuke menerima banyak cinta dari teman perempuan di akademi dan dua diantaranya paling semangat mendekati Sasuke. Ada perasaan risih tapi Sasuke tidak ingin menyakiti mereka. Baik Sakura atau Ino. Selain itu Sasuke sedang mencari alasan Hinata menyukai Naruto dan kenapa perhatian Sasuke hanya tertuju pada Hinata.

Sebuah paradoks yang belum bisa dipecahkan oleh otak pintar Sasuke Uchiha.

TBC

Cilacap, 02 November 2022
Oktavia K.D.

AloneWhere stories live. Discover now