28. Hansol Sang Polisi Intelijen

112 24 7
                                    

"Lo minum dulu Soo, mau makan juga gak? Gue ambilin ya? Lo mau apa bilang sama gue?" tanya Esa yang nampak begitu khawatir sama keadaan gue.

Semenjak insiden sebelumnya itu, Esa jadi lebih protective banget ke gue. Bahkan ketika gue yang saat ini sedang berada di rumahnya Esa.

Gak lupa Junpi dan si polisi yang gue gak tau nama aslinya siapa setelah sebelumnya dia ternyata sedang menyamar menjadi anak SMA bernama Vernon.

Heol, selamat datang di dunia tipu-tipu chingu-ya. Hidup gue berasa banget di pranknya, sungguh.

Dan gue masih aja terdiam tanpa adanya sepatah katapun. Kalau di bilang syok, ya jelaslah lo pikir aja gitu siapa juga yang gak syok tiba-tiba gue di hadepin sama psikopat sungguhan, dan plot twistnya ternyata gue salah target inceran pembunuhan berantai selama ini.

Gue pikir itu Vernon.

"Jelaskan!" perintah gue menghadap tepat ke arah cowok berseragam polisi di depan gue ini.

Sebelum bicara dia menghela nafasnya dan mengeluarkan suara mulai menjelaskan detail kekacauan yang selama ini terjadi.

"Sebelumnya perkenalkan, saya AKBP Hansol Pradipta Sulistyo. Vernon itu hanyalah nama samaran saya, karena nama saya yang sebenarnya adalah Hansol. Itu karena saya mendapatkan tugas untuk menangkap Ferguso yang notabene adalah saudara kembar saya, maka dari itu wajar kalau kamu pasti kaget. Jadi, maafkan saya sekali lagi."

Gue beneran udah gak bisa mikir lagi, kayak semua ini tuh terlalu mendadak dan tiba-tiba banget. Jadi selama ini Vernon yang gue kenal bahkan bukan anak SMA pindahan yang seusia gue?

Bukan juga pembunuh berantai yang selama ini gue curigai?

Ternyata dia bernama Hansol, sang polisi.

"Gue, masih syok. Plis, gue gak bisa berkata-kata lagi." kata gue. Lalu sigap Esa mengusap punggung gue lembut mencoba menenangkan gue.

"Gapapa Soo, wajar kalo lo syok. Apalagi gue sama Junpi, gue pikir dia tadi mau celakain lo karna gerak-geriknya mencurigakan. Alhasil dari situ lah gue tau kalo ternyata dia itu...... polisi." jelas Esa yang semula agak menggebu jadi mengecilkan suaranya saat menyebut kata 'Polisi'.

"Jadi maksud lo, eh-- kamu, eh bukan--- Kak, Mas? Akang? Aduh ato siapa sih gue jadi bingung mau manggil gimana." ujar gue ke Hansol.

Tapi justru gue malah mendapatkan kekehan kecil dari si Hansol itu, dan dia mengangguk kecil kepalanya mengarah ke gue.

"Panggil saja Mas Hansol." katanya.

"Maaf Mas sebelumnya, jadi selama ini Mas tuh bukan Vernon? Selama ini cuma nyamar doang? Jadi pembunuhnya bukan Mas?" tanya gue buat memastikan kembali.

"Iya lah geblek, mau gue yang jelasin aja apa gimana ini? Dari tadi lo bingung mulu Soo perasaan!" celetuk Junpi yang tiba-tiba aja nyamber kayak gledek di tengah kebingungan gue yang semakin menjadi ini.

"Ya lo pikir aja gimana gua gak bingung sat!!? Gue pikir tadi gue bakal di bunuh sama Vernon yang ngaku namanya Ferguso belum lagi abis itu tiba-tiba nongol Vernon lain yang bikin gue semakin bingung! Jadi wajar lah kambing!"

Suara gue tiba-tiba menjadi ngegas membalas Junpi, kayak gak bisa aja gitu bicara penuh dengan kelembutan sama manusia gak ada akhlak macem Junpi tuh.

Gue lihat Junpi cuma mengusap telinganya, dan Esa menyenggol lengan gue ngasi kode kalau suara gue tuh kenceng banget.

"Berisik udah malem! Gak bisa apa suara lo biasa aja gak usah kayak pengumuman di speaker sekolahan?" cibir Junpi tambah bikin gue memicingkan mata gue ke arahnya.

I Ghost U | SeokSoo [GS] ✔Where stories live. Discover now