part. ten | Dilempar Sandal

116 52 89
                                    

Karena hari ini adalah hari Minggu, Aleyna sibuk membereskan apa saja yang harus disiapkan untuk bersekolah besok. Semenjak tidak sekolah beberapa hari peralatan alat tulis miliknya banyak yang hilang. Antara dicuri tikus atau adiknya, entahlah. Mumpung masih pagi, nanti saja pikirnya. Aleyna yang saat itu masih memakai piyama berjalan membawa kopi panas ke teras untuk Papah tercinta.

"Ini Pah, kopinya," kata Aleyna menaruh kopi tersebut.

Ucup menerima kopinya, lalu menyuruh Aleyna duduk disampingnya, "Makasih, cantik. Duduk sini, Papa mau ngomong sama kamu."

"Ada apa Pa?" tanya Aleyna.

"Gimana sekolah barunya? Papa udah denger cerita dari Mama, katanya kamu diterima di SMA Trisatya?"

"Iya Pah, Lena diterima di sana." Pandangan gadis itu tertunduk. Ucup pun melihat tingkah putrinya aneh. "Ada masalah?"

"Ngga ada sih, Pah. Lena cuma gasuka sama gedungnya, gedung C jauh bener dari si anu," racaunya.

"Si anu siapa?" tanya Ucup memastikan.

"Eh, ngga Pah! Typo nih mulut hehe."

Ucup mendengus pelan dan mencoba memaklumi semuanya. "Intinya belajar yang rajin, ya? Kamu harus bertekad kuat dan semangat. Kamu perlu beradaptasi dengan lingkungan mereka. Yang penting bawa santai, jangan sampai yang kemarin terjadi lagi, oke?" kata Ucup.

Aleyna menganggukkan kepalanya. Dalam hatinya ia berbatin, "Gimana kaga semangat Pah, orang satu sekolah sama calon mantumu."

👒💐

Keluarga Seberang
Aaron, anak kedua dari tiga bersaudara yang selalu dipandang sebelah mata oleh keluarganya. Baik dari keluarga ibu maupun keluarga ayah. Ayahnya meninggal dunia, sesudah bercerai dan sempat menikah lagi dan memiliki keluarga baru. Namun tidak lama usia pernikahan baru itu beliau pun meninggal.

Ia bersama kakak dan adiknya ikut dengan bundanya sedari kecil. Mereka tinggal di rumah warisan milik orangtua Vita.
Bercerainya orangtua terlalu mengejutkan baginya yang belum dewasa saat itu. Bundanya bekerja keras sendirian untuk menanggung hidup ketiga anaknya. Meski si ayah menafkahi tetap saja itu tidak cukup. Vita mantan biduan. Sepensiunnya dari pekerjaan itu putra sulungnya lah yang bekerja. Abraham, lewat kesuksesannya di masa sekolah telah berhasil bekerja di bank sambil menyelesaikan semester 6. Jejak Abraham lah yang akan diikuti Edgar. Bukan abal-abalan seperti kakak yang satunya.

Istri kedua dari suami Vita berhubungan baik. Tidak ada perselisihan diantara keduanya. Almira, memiliki putri tunggal bernama Karaxie. Keduanya sering mendatangi kediaman Novita untuk bermain. Itu dulu, sekarang sudah sangat jarang.

Berbeda dengan Aaron, si anak bejat yang tidak tahu diri itulah pandangan mereka kepadanya. Pergi pagi pulang subuh, seakan rumah itu adalah hotel. Aaron selalu menghabiskan uang Abraham untuk keperluan mogenya. Ia tidak memfasilitasi dirinya tapi motornya yang lebih utama.

Ia tidak ikut mencari uang, ia hanya memikirkan diri sendiri. Ia egois, ia dipandang tidak berguna. Namun setidaknya ia mengurangi beban Abraham karena Aaron hidup dari hasil balapan liarnya bersama kawan-kawannya yang sudah dianggap keluarga. Menyusahkan Abraham hanya di awal saja, anggap sebagai modal awal. Bagi Aaron, keempat sahabatnya lah yang pantas disebut keluarga sekaligus rumah.

Dan Linda salah tanggap soal itu. Ia pikir Aaron adalah anak bungsu dari Vita yang sepantaran dengan Aleyna. Karena dari segi fisik Edgar lebih tinggi daripada kakaknya itu. Maka tak heran jika ia salah tanggap tentang hubungan kakak dan adik itu.

***

"Cil, lempar Cil!"

"Yah, kagak kena!"

ALEYNA [ ON GOING ]Where stories live. Discover now