BAGIAN 3

6 2 0
                                    

ㅤㅤㅤAPABILA MEMILIH ITX-Cheongchun sebagai transportasi untuk pergi menuju Distrik Gapyeong, perjalanan akan menempuh waktu kurang lebih satu jam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

ㅤㅤㅤAPABILA MEMILIH ITX-Cheongchun sebagai transportasi untuk pergi menuju Distrik Gapyeong, perjalanan akan menempuh waktu kurang lebih satu jam. Dimulai dari Stasiun Hannam, kereta ekspres antarkota tersebut hanya akan melakukan satu kali pemberhentian. Setelah memperoleh izin berlibur langsung dari sang ibu, Kaya mengawali kepergiannya tatkala mentari selesai terbit lebih lambat di kaki langit. Suhu pagi di musim dingin rasanya sejuk bukan main. Langitnya berkabut. Seluruh dunia ditutupi selimut putih. Kemudian salju terdengar berderak lembut di bawah kaki semua orang saat Kaya menyadari bahwa kini ia telah sampai di Stasiun Gapyeong. Merasakan hawa beku seketika menyengat pipi, gadis tersebut buru-buru memacu langkah, pergi meninggalkan stasiun setelah memesan sebuah taksi online yang akan mengantarnya langsung ke penginapan.

Di bawah awan yang terlukis biru dan kaca jendela mobil yang ditutupi gelintir salju, ada sekeping ingatan nan serta-merta mengudara bak uap dingin yang lahir dari embusan napas, membuat Kaya teringat akan protes yang kemarin sempat ia luapkan kepada Mama. Itu adalah manifestasi lara yang gadis tersebut rasakan setelah berhasil mengetahui seluruh fakta yang selama ini kerap disembunyikan orang tuanya.

"Mengapa tidak ada yang memberitahu bahwa Papa ternyata sudah memiliki keluarga lain di luar sana? Itu merupakan alasan mengapa kalian pada akhirnya menempuh jalan perceraian, bukan?" Kaya memandang kecewa, ada genangan air mata di sana. Ia kalakian menjumpai sang ibu yang kelihatan terperangah. "Aku memang sudah menduganya sejak lama."

Setelahnya, ada banyak penampikan yang terlontar sebab Mama tidak menyangka bahwa kalimat tersebut akan dilahirkan secepat ini. Ia dan mantan suami telah berjanji, tidak boleh ada satu pun dari mereka yang membuka mulut perihal segalanya, setidaknya sampai hasil ujian masuk universitas selesai diumumkan. Sebab keduanya tahu bahwa putri mereka sudah menanggung beban pikiran kelewat banyak, dan hampir semua kegelisahan tersebut berisi bayangan tentang bagaimana jika suatu hari nanti, kegagalan menghampirinya, seperti: Bagaimana apabila gadis tersebut gagal masuk universitas ternama? Bagaimana semisal kelak ia tidak bisa menjadi apa-apa? Bagaimana andaikan Kaya hanya mampu menghancurkan seluruh ekspektasi tinggi milik orang tua? Bagaimana jika—

Ah, sudah ada begitu banyak hal yang dikorbankan.

Kalakian meski Mama sanggup melihat besarnya luka yang terlukis di balik penglihatan sang anak, serta kekecewaan yang terbit secara terang-terangan, ia hanya menyahut tenang, "Sayang, ayahmu sesungguhnya telah mengkhianati kita sejak lama sekali. Gadis kecil yang kamu lihat itu, dia adalah putri kandungnya, saudara tiri kamu. Ada darah lelaki itu yang mengalir di dalam tubuh kalian." Suara wanita tersebut menguap mengisi senyapnya ruangan, berpadu dengan detikan jam dinding yang senantiasa menempuh cepatnya waktu berjalan. "Tahu, tidak, alasan apa yang dulu terus Mama genggam untuk mempertahankan keluarga meski Mama tahu bahwa ada perempuan lain yang berdiri di antara kami berdua?" tanyanya perlahan. Jawaban lalu diungkapkan pada satu waktu selepas air mata keduanya luruh secara bersamaan. "Kamu adalah satu-satunya alasan Mama."

"Itu bukan sesuatu yang kuinginkan untuk terjadi," bisiknya gemas.

Wanita itu kemudian bungkam. Tetapi bahkan bersama kemarahan sebesar itu, Kaya tidak dapat melampiaskan segalanya kepada sang ibu. Mama memerlukan beberapa saat sebelum menyahut, "Ketidaktahuan adalah sebuah kebahagiaan, mereka bilang." Suaranya terdengar putus asa. "Lantas selama bertahun-tahun, Mama membiarkan perspektif tersebut hidup dalam kepala. Mama bersikap seolah-olah perselingkuhan yang ayahmu perbuat tidak pernah ada, seakan-akan pria tersebut hanya mencintai Mama di sepanjang hidupnya. Semua itu dilakukan supaya putri Mama tidak pernah merasakan bagaimana pahitnya hidup di dalam keluarga yang tidak lagi utuh. Namun, semua manusia tentu memiliki batas kesabarannya masing-masing, kan?" tanyanya. "Dan kesabaran Mama pada akhirnya berakhir ketika Mama tahu bahwa ayahmu ternyata telah memiliki seorang anak dari selingkuhannya. Itu sudah menjadi kesalahan yang fatal, dan barangkali tidak akan pernah bisa Mama maafkan."

Predestinasi Duka ㅡ M.yg ✓Where stories live. Discover now