chapter 17

6.7K 473 6
                                    

Athaya sedang di kerumuni oleh para teman sekelas nya, mereka mengajak Athaya untuk berfoto dan ada juga yang meminta tanta tangan Athaya untuk suatu ajang pamer di keluarga mereka. Athaya tersenyum ia happy aja selagi mereka menyebarkan hal positif tentang nya. Athaya berjalan menuju kantin sambil melambaikan tangan kepada teman sekelasnya.

Akhirnya Athaya bisa menghirup udara segar setelah para teman nya membuat dirinya sesak. Nanti siang athaya memiliki jadwal pemotretan  Aldi dan randi sudah mengingatkan Athaya untuk tidak datang terlambat. Athaya sampai memasang alarm agar dia sampai tepat waktu nantinya .

"Bu siomay nya satu ya sama es teh manis satu antar ke meja itu ya bu".

"Siap neng tapi ibu boleh minta foto ya sama tanda tangan neng soalnya anak ibu ngefans banget sama kamu ". Athaya menandatangani sebuah baju kaos berwarna kuning dan juga foto di handphone milik ibu penjual siomay itu.

"Cie yang udah jadi terkenal "bian datang sambil menarik kursi yang berada di sebelah Athaya.

"Sejak kapan lo jadi model ?"tanya risma.

"Sejak kemarin, gue cuma berpikir untuk mandiri aja sih soalnya gue kan udah terlalu merepotkan orang tua gue sesekali lah gue ngebuat mereka bangga sama gue "

"Hai tha kita boleh gabung gak soalnya meja lain udah penuh "fiona datang bersama Shaka dan lainnya.

Siomay pesanan Athaya datang tanpa banyak bicara ia segera melahap siomay itu dengan senang hati. Para teman Athaya juga sudah memesan makanan mereka.

"Aws "rintih fiona karena ketumpahan kuah bakso milik bian. Pas sekali bakso tersebut bersebelahan dengan Athaya.

"Lo apa - apaan sih tha "bentak Shaka.

Athaya yang tidak mengerti apa - apa pun mengernyitkan dahi nya bingung ia melahap sesuap siomay terakhir milik nya.

"Gila lo "Athaya berucap dengan sangat ketus.

Brak.

Shaka menggebrak meja tersebut dengan tatapan tajam ia menatap Athaya bahkan para sahabat Shaka sudah memasang wajah marah ke athaya. Athaya sendiri bingung emang dia melakukan apa ? Dimana letak kesalahan nya ?.

"Gak usah pura - pura deh tha jangan lo pikir lo udah terkenal lo bisa bersikap seenak nya "ujar Julian.

"Lo tega ya tha nyiram fiona pake kuah bakso tuh lo lihat tangan nya fiona merah karena ulah lo "bentak bisma.

Athaya tertawa dan menatap mereka dengan sinis athaya rasa mereka semua sudah buta. "Gue rasa lo semua mabok, denger gue baik - baik ya yang makan bakso bian dan juga kedua tangan gue di pake untuk gue makan tadi. Gue rasa dia deh yang tangan nya terlalu panjang atau lo sengaja nyari sensasi sama gue ".

Shaka terdiam benar juga kedua tangan Athaya di gunakan untuk makan tadi kenapa mereka bisa kehilangan kendali. Dan kenapa mereka langsung menyalahkan Athaya padahal Athaya tidak salah pikir Shaka.

Shaka pergi meninggalkan fiona yang terduduk menunduk di bangku kantin para teman Athaya langsung mencibir ulah fiona bahkan karin yang tidak pernah mau mengurusi hidup orang lain juga ikut mencibir fiona.

Athaya di bantu oleh bisma untuk segera pergi ke uks kebetulan tangan fiona sedikit melepuh karena kuah bakso yang masih panas itu. Di UKS fiona meremas rok nya kala ia melihat tatapan Shaka yang kosong sementara Shaka sendiri tengah merasakan dilema yang begitu besar. Ada apa dengan dirinya ? Kenapa dirinya terasa begitu hampa seperti kehilangan sesuatu ketika athaya tidak lagi melirik nya.

"Shaka "panggil fiona.

Fiona menggenggam tangan Shaka dengan erat, perasaan fiona campur aduk fiona tidak ingin apa yang sudah ia miliki sekarang sirna begitu saja. Katakan lah fiona egois tapi fiona sudah terlanjur sayang untuk melepaskan semua kenyamanan itu.

Second Chance Athaya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang