12. My Best Husband

4.3K 496 56
                                    

Perbedaan usia Yibo dan Zhan terbilang cukup jauh. Yibo selalu tenang dan sabar menghadapi segala tingkah kekanakan pemuda manis itu. Meski lelah karena pekerjaan, Yibo selalu memilih sabar dan mengalah. Tidak jarang Yibo hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

Selain karena berusia lebih matang, Yibo memang tidak bisa keras atau memarahi istri manisnya. Lagi pula kenakalan Zhan masih tampak manis di matanya.

Seperti saat ini, Yibo lagi-lagi dibuat pusing karena ulah Zhan. Mereka sedang menonton televisi bersama. Di layar sana memperlihatkan sepuluh lamaran paling romantis di dunia.

"Ge, lihat! Mereka sangat romantis ge." Zhan tampak terharu melihat tayangan di televisi.

Yibo tidak mengerti di mana letak keromantisan dengan melamar di lapangan terbuka. Melakukan flashmob dan menari bersama sesuai boygroup yang disukai si wanita.

"Ya Tuhan manisnya ...," ucap Zhan saat layar menampilkan lamaran selanjutnya.

Yibo menaikkan sebelah alisnya. Baginya sesi lamaran seperti itu tidak ada yang spesial. Melamar di pinggir pantai diiringi musik romantis, terlalu biasa bagi Yibo.

"Kalau yang ini pasti sangat tulus. Buktinya dia sampai melamar dari sosial media." Zhan memeluk bantal sofa dengan tersenyum.

"Apa hubungannya ketulusan dengan melamar tanpa modal?" batin Yibo.

"Dia hanya mengetik beberapa kalimat tanpa susah payah." Yibo tidak setuju dengan pemikiran Zhan. Tapi tidak berani memprotes. Takut Zhan merajuk dan membuat pekerjaannya bertambah.

"Lamarannya disaksikan banyak orang. Ya Tuhan dia benar-benar keren ge."

Yibo hanya diam saja. Walau sebenarnya ingin mencibir si pria di televisi sana. Baginya melamar di bioskop sangat mengganggu.

"Dia yang dilamar ditempat dingin, tapi aku yang meleleh." Zhan semakin berlebihan memberi tanggapan. Merasa gemas dengan pasangan yang melakukan lamaran di taman hiburan. Meluncur di arena ice skating sembari mengeluarkan kotak cincin berwarna merah.

"Woooah dia luar biasa. Bagaimana mungkin dia bisa memiliki ide melamar di tempat kerja dan disaksikan karyawan lain? Sepertinya demi cinta, dia memberanikan diri meminta izin atasannya kan ge?" tanya Zhan tanpa menoleh ke arah suaminya.

"Terlalu berani sampai tidak tahu batasan profesionalisme dan kepentingan pribadi," batin Yibo yang lagi-lagi hanya bernyali di dalam hati.

"Kalau yang ini sepertinya karena dia benar-benar kaya. Sampai menyewa beberapa outdoor led screen untuk melamar."

Yibo langsung menggaruk pelipisnya yang tidak gatal. Ingin mengeluh karena televisi tidak bisa menjaga kualitas tayangan. Semua lamaran yang ditampilkan, sama sekali tidak romantis baginya.

"Ge ...." Tiba-tiba Zhan menoleh ke arahnya dengan wajah masam.

"Lihat saja, sekarang waktunya ZhanZhan merajuk," batin Yibo seolah bisa menebak alur selanjutnya.

"Mereka dilamar dengan sangat romantis, kenapa aku tidak ge?" protes Zhan setelah mereka sah menikah selama lima bulan.

"Nah benar," batin Yibo yang hanya bisa tersenyum tipis.

"Tidak romantis bagaimana, ZhanZhan?" tanya Yibo lembut.

"Tidak romantis ge. Tidak sama seperti mereka." Zhan mulai kesal saat membandingkan lamarannya dan lamaran di televisi.

"Lalu bagaimana Zhan? Kita sudah menikah kan?" Yibo masih menanggapinya dengan begitu lembut.

"Ge, masalahnya bukan itu ge." Zhan mencebikkan bibirnya kesal.

My Professor My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang