47. MENJAUH

17.1K 1.8K 245
                                    

Vote dulu nanti lupa!

Follow juga kalau suka dengan cerita ini!

Follow juga kalau suka dengan cerita ini!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

47. Menjauh

----

Setelah resmi tidak di tahan karena tidak terbukti bersalah dan tidak ada sangkutan apa pun dengan geng ALTRAXS mengenai pengedaran narkoba yang di lakukan oleh geng itu. 

Alaska justru mendapat hukuman dari Farel yang tidak mengizinkannya pulang kerumah. Untuk pertama kalinya Alaska mendapat tamparan yang di layangkan Farel kepada. Farel murka ketika mendapatinya kembali di tangkap polisi. Sepertinya kali ini Farel benar-benar marah terbukti dengan tidak mengizinkannya pulang ke rumah untuk sementara waktu dan menyita semua fasilitas yang di berikan selama ini. Tinggal hanya motor yang masih boleh di gunakan.

Tepat jam 02:00 pagi Alaska mendatangi rumah sakit tempat Malven di rawat. Padahal tubuhnya minta di istirahatkan. Namun Farel juga tidak mengizinkannya pulang ke apartemen miliknya.

Alaska membuka pintu ruangan dengan perlahan. Matanya langsung tertuju melihat Malven yang masih belum sadarkan diri serta banyaknya alat-alat medis yang menempel di tubuhnya. Entah apa yang mereka lakukan sampai kondisi Malven seperti ini. Banyak sekali luka yang menghiasi tubuhnya.

"Ngapain jam segini ke sini?" tanya Dewangga yang tiba-tiba terbangun dan melihat kehadiran Alaska di dalam ruangan.

"Temen lagi sakit ya kali gue enak-enakan tidur di rumah," jawab Alaska kemudian menghampiri Dewangga yang duduk di sofa dan langsung menyandarkan punggung di sana. Tubuhnya benar-benar terasa letih.

"Kenapa, Ka?"

Alaska yang semula menutup mata beralih melihat Dewangga yang melontarkan pertanyaan kepadanya. "Kenapa apanya?"

Dewangga merasa ada sesuatu yang aneh dengan Alaska. "Di rumah ada masalah makanya lo ke sini?" 

"Enggak." Alaska tidak berkata jujur.

"Lo nyerang balik geng ALTRAXS?"

Alaska menjawab dengan sebuah anggukan.

"Sendirian?" Dewangga kembali bertanya.

"Sama pocong ngesot," jawab Alaska.

"Gue serius!" Dewangga tersulut emosi.

Alaska tidak lagi menyahut kemudian kembali memejamkan matanya dengan posisi tubuh masih bersandar pada punggung sofa.

"Tidur sana gantian gue yang begadang," Dewangga. Terlihat sekali jika Alaska membutuhkan waktu istirahat. Terbukti matanya yang terlihat memerah dan sayu.

ALASKA [ TERBIT ] Where stories live. Discover now