Kenapa Suka Radit?

299 52 13
                                    

"Masih pusing ngga?" tanya Papa Andrew seraya mengusap poni Gerald yang lepek.

Gerald menggeleng. Setelah minum obat dan tidur lagi badannya memang terasa jauh lebih baik.

"Maafin Gerald ya, Pa. Selalu bikin Papa repot."

Melihat Papa Andrew sebegitu telatennya mengurusi dirinya yang mendadak sakit karena begadang--tidak bisa tidur karena merasa bersalah--pada akhirnya membuat amarah Gerald reda.

"Kamu anak Papa, udah jadi kewajiban Papa rawat kamu."

Gerald lekas memeluk papanya. Kalau sakit, Gerald memang jadi semakin manja.

"Gerald..."

"Hmm?"

"Papa juga minta maaf. Papa ga coba ngertiin perasaan kamu dulu, Papa cuma berpikir apa yang terbaik buat kamu dari sudut pandang Papa."

"Maafin Gerald juga soalnya udah ngomong kasar sama Papa dan bikin Papa sedih. Gerald sayang Papa."

"Papa juga sayang Gerald. Nah, sekarang coba Gerald jelasin, kenapa sih anak Papa segitu pedulinya sama Radit? Kalau kamu mau Papa biarin kamu bergaul sama Radit berarti kamu harus buat Papa yakin kalau dia bukan ancaman."

Gerald melepas pelukannya, mengubah posisi jadi duduk, menatap papanya serius.

"Papa inget dulu Gerald pernah nyaris kecopetan karena Papa telat jemput Gerald di tempat les?"

Papa Andrew mengangguk.

"Makanya Papa cari sopir buat anter jemput kamu."

"Waktu itu..."

Flashback

"Gerald, aku duluan ya. Mamiku udah di depan. Dah!"

Gerald melambai pada teman satu lesannya yang terakhir, lainnya sudah pulang sejak tadi.

Sekarang Gerald tinggal sendiri di ruang tunggu. Berdua sih, bersama kakak admin.

Tidak sabar, akhirnya Gerald menelpon papanya.

"Halo. Papa di mana sih? Lama banget. Temen-temen Gerald udah pulang semua."

"Papa kejebak macet, tadi juga di kantor meetingnya agak lama. Maafin Papa ya."

Ya mau bagaimana lagi? Gerald menutup telepon dengan perasaan kesal.

Kakak admin yang melihatnya bertanya, "Kenapa, Ge?"

"Papa kejebak macet, mana aku laper. Ya udah aku cari jajan dulu deh, Kak."

"Jangan jauh-jauh, Ge. Nanti Papa kamu keburu dateng."

Gerald mengangguk saja. Tadi waktu diantar ke tempat les Gerald sempat lihat banyak stand penjual makanan tidak jauh dari tempat les. Seperti pasar malam tapi bukanya sudah dari siang tadi.

Jalan kaki 10 menit Gerald pun sampai di tempat yang dimaksud, jauh lebih ramai daripada tadi siang. Kalau sudah malam mungkin lebih ramai lagi.

"Ini kalau aku ajak Iggie, Thaya sama Nathan seru banget deh pasti," gumam Gerald. Matanya berbinar menatap jajaran gerobak makanan, bahkan ada penjual mainan juga.

"Saking banyaknya yang jualan jadi bingung mau beli apa ih."

Gerald terlalu sibuk memilih makanan di tengah lautan manusia sampai tidak sadar ponselnya menyembul dari kantong belakang celananya.

"Eh!"

Gerald merasakan saat ponsel mahalnya ditarik keluar dari kantong celananya, waktu dia menoleh ke belakang yang tampak adalah pria kurus berhoodie hitam tengah berusaha melipir pergi membawa ponsel Gerald di tangan kirinya sebelum satu orang pria lain merebut ponselnya secepat kilat.

Baby Baby [SeoChan Local AU]Where stories live. Discover now