Galau

176 23 7
                                    

Dua jam.

Telinga Iggie panas mendengar tangisan dan segala curahan hati Gerald.

Radit sialan. Kalau Iggie tahu temannya hanya akan ditinggal pergi tanpa kepastian, dari awal dia tidak akan membiarkan Gerald dan Radit dekat.

"Hiks...Iggie...gimana doong.. bantuin aku..."

"Ya bantu apa? Kan lo udah nyanggupin diri buat nungguin crush lo yang sok kecakepan itu."

"Hiks...nanti kalo kangen gimana hiks.. ga bisa ketemu hiks..."

"Tinggal vicall kaya kita sekarang. Ih! Kesel gue lama-lama, Ge! Lo kenapa sih bodoh banget mau-maunya digantung gitu!"

"Hiks...masa 3 tahun vicall-an doang.."

"Terus lo mau gue gimana Ge? Cariin hacker buat lacak kosannya di Radit?"

"Emang bisa?"

Iggie memutar bola matanya jengah.

"Kalo lo tanya bisa apa ngga, bisa. Kalo lo tanya gue mau apa ngga nyariin itu hacker cuma buat tau lokasi crush lo yang ngga jelas itu, jawabannya: GAK."

"HUEEEEEEE IGGIE MAH GITUU! TERUS NGAPAIN NGOMOOOONG?"

"Ge, sumpah ya. Budeg kuping gue nih lama-lama! Udah ah. Mending lo tidur! Lo mimpiin deh tuh si Radit sampe puas!"

Pip

Gerald menatap layar ponselnya yang tidak lagi menunjukkan wajah kesal Iggie. Jelas sambungan video call mereka diputus secara sepihak oleh Iggie.

"Hiks...Iggie jahat banget sih huhu..."

Ya kalau jahat nggak bakal juga si Iggie dengerin rengekan kamu 2 jam, Ge.

Tok tok tok

"Gerald? Kamu kenapa dari tadi nangis kata bibi? Papa masuk ya?"

Lalu muncullah Papa Andrew yang baru saja pulang kerja.

Melihat Gerald duduk di kasurnya dengan wajah sembab dan pipi yang masih basah jelas Papa Andrew khawatir.

"Kamu kenapa hmm?"

"Gapapa."

"Gapapa masa nangis sampai mata bengkak begitu? Jadi Papa nggak boleh tahu nih?"

'Ya nanti kalau Papa tahu kenapa aku nangis, Papa makin nggak suka sama Kak Radit.'

"Cuma berantem dikit sama Iggie," ujar Gerald mengarang bebas.

"Berantem sama Iggie? Kenapa?"

"Ya ada lah pokoknya. Papa apa sih pengen tau aja deh."

"Lah ya kan kamu anak Papa, wajar dong Papa pengen tahu anaknya kenapa?"

"Ya....Ya pokoknya aku sama Iggie cuma berantem dikit doang kok, Pa. Dikiiiiit. Cuma kayak salah paham aja gitu, tapi aku sedih makanya aku nangis. Udah gitu."

Kalau ditanya Papa Andrew percaya atau nggak dengan alasan Gerald, ya jelas nggak. Papa Andrew tahu kok Gerald tuh bohong.

Tapi Papa Andrew juga tahu seberapa keras kepalanya Gerald, jadi percuma tuh kalau Papa Andrew tetap maksa-maksa nanyain alasan sebenarnya Gerald nangis.

"Ya udah, apapun masalahnya jangan sampai bikin kamu stress terus sakit lagi kayak waktu itu. Tapi sekarang udah malam, mending tidur. Besok ngomong lagi sama Iggie buat nyelesain masalah kamu."

Gerald cuma mengangguk.

Papa Andrew meninggalkan kamarnya setelah mengecup kening Gerald.

Lalu Gerald pergi tidur? Mana bisa.

Setelah guling-guling kiri kanan dengan resah akhirnya Gerald memutuskan untuk mengirim chat ke Radit.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gerald menghapus airmatanya yang kembali mengalir

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Gerald menghapus airmatanya yang kembali mengalir. Galau mau tidur atau lanjut chat Radit sambil mewek.

Soalnya Gerald masih kangen tapi juga jadi gak sabar nunggu besok biar bisa lihat apa yang Radit kirimin buat dia.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Oct 20, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Baby Baby [SeoChan Local AU]Where stories live. Discover now