PART 41

3.3K 516 97
                                    


Karena anak kelas tiga sedang ujian, anak kelas satu dan dua jadi diliburkan satu minggu penuh. Pram didaftarkan les oleh Erik untuk persiapan menempuh Ujian Akhir Semester; yang akan dilaksanakan beberapa minggu setelah Ujian Nasional kelas tiga.

Di dalam ruangan kelas yang berisi beberapa anak itu, sekarang sedang jam les pelajaran Matematika. Pram malah mengantuk saat guru les sedang menjelaskan rumus cara cepat memecahkan salah satu jenis soal.

-

"Ini hari keenam kamu les di sini. Masih tidak mengerti?"

Pram menggeleng.

"Orang tua kamu bayar kami gak sedikit lho. Kalo kamu gak bisa bekerja sama, kami juga tidak bisa menjamin banyak. Nanti ujung-ujungnya orang tua kamu yang memandang tempat kami jelek."

"Nggak akan, Bu, Papa saya ngerti kok."

"Mungkin kamu bisa les tambahan hanya berdua dengan saya."

"Nggak usah, Bu, ini hari terakhir saya les. Hari Senin mulai masuk sekolah lagi."

"Kamu mau naik kelas tiga. Materi kelas 1 aja kamu gak ngerti."

"Nanti saya pelajari di rumah, Bu. Sekarang saya izin pulang dulu ya, Bu. Makasih atas bimbingan Ibu selama saya di sini." Pram bangkit, tersenyum dan mengayunkan kepala dengan sopan lalu keluar dari ruangan kelas yang sudah kosong itu.

Parkiran yang tadinya lumayan penuh, kini tinggal beberapa motor yang tersisa.

"Hhhh... " Pram mengembuskan napas panjang, mengelus dada lega; kunci motornya masih menggantung di lubang kunci, dia lupa mencabutnya tadi. Untung saja tempatnya aman.

Sudah bosan merutuki diri, Pram tidak mengeluarkan kata-kata, dia langsung memutar kunci itu, menyalakan mesin motor lalu melaju. Masih terlalu siang untuk pulang, jadi dia berbelok ke sebuah cafe.

Hanya memesan minuman dan duduk sendiri. Merogoh handphonenya di dalam kantong celana. Baru dinyalakan sejak tadi pagi; kelas lesnya dimulai.

Deki

Pang, jalan, yok. Masih mendidih nih otak gue Ujian gak bisa nyontek.

Deki memanggil tiga kali dan mengirimkan pesan itu, tadi pagi. Pram langsung menggerakkan jari, mengetik balasan

(Ke mana? Gue ada di cafe ***. Nongkrong di mana ya enaknya? Tempat kemaren?)

Pram kira Deki tidak akan langsung membalas. Tapi sepertinya kakak kelasnya yang baru selesai Ujian kemarin itu,
sedang tidak ada kerjaan. Pesannya langsung dibaca; kata mengetik tertera--bergerak-gerak.

Gak usah jauh-jauh. Tar gue sharelok tempatnya, gue jalan sekarang.

(Oke)

Pram menyedot minumannya. Duduk santai sembari menunggu Deki mengirimkan lokasi.

-

Motornya tiba di rumah berbarengan dengan motor hitam Dante. Mereka membuka helm berbarengan. Dante hanya melirik sekilas. Pram memutar bola mata, mengikuti langkah saudara tirinya itu memasuki rumah.

Sampai di dalam kamar, Pram melempar tas ke atas meja belajar. Mengambil handphonenya yang ada di dalam kantong celana... kemudian terbengong. Matanya berkedip dengan mulut terbuka. Pram menggeleng-gelengkan kepala lalu terdiam lagi, meneguk ludah.

"Gila," desisnya sembari mengetuk kepala dua kali; dengan kepalan tangan.

Handphonenya berbunyi. Pram mematikan panggilan yang masuk itu, lalu membalas chat yang baru saja dia buka.

PUNK (Selesai) Where stories live. Discover now