04 : Akhir dari Persahabatan

328 62 15
                                    

Ryujin terdiam selama beberapa menit, berusaha mencerna situasi yang sedang terjadi saat ini. Ia cukup terkejut karena secara tiba-tiba Hyunjin mengajaknya berpacaran padahal mereka baru mengenal satu sama lain.

"Bapak lagi mabuk?" tanya Ryujin dengan wajah polosnya. Ryujin yakin dalam keadaan normal atasannya itu tidak mungkin menyatakan perasaan kepadanya.

"Tidak. Saya baik-baik saja."

"Lalu apa bapak sedang mempermainkan saya sekarang?" Ryujin mengernyit tak senang dengan tebakannya itu. Hyunjin tertawa kecil menanggapi pertanyaan Ryujin itu lalu menggelengkan kepalanya.

"Saya tidak sedang mempermainkanmu. Ini sebuah tawaran," ujar Hyunjin. Ryujin mengernyit bingung, semakin tak mengerti dengan maksud ucapan Hyunjin itu.

"Kita bisa menjalin hubungan pura-pura supaya kamu tidak diganggu oleh mantan pacarmu itu. Kamu juga bisa balas dendam kalau kamu mau. Saya bersedia untuk melakukan semuanya," jelas Hyunjin.

"Kenapa bapak mau melakukan hal itu? Apa bapak menginginkan sesuatu dari saya?"

Hyunjin mendengus tawa lalu tersenyum miring. "Tidak ada. Tapi tentu kamu harus memberi saya imbalan atas usaha saya."

Ryujin menghela nafas panjang. Ia tidak bisa menebak isi pikiran atasannya saat ini. Rasanya sangat aneh karena secara tiba-tiba Hyunjin mengajaknya berkencan untuk membalas perbuatan Jeno kepadanya. Lebih tepatnya sejauh mana Hyunjin mengetahui masalah hubungannya dengan Jeno? Atau jangan-jangan orang yang ada di ruang penyimpanan berkas waktu itu benar Hyunjin? Itulah isi pikiran Ryujin saat ini.

"Maafkan saya, Pak. Tapi saya akan menyelesaikan masalah saya sendiri. Saya tidak akan merepotkan bapak. Selamat malam." Setelah menolak tawaran Hyunjin secara halus, Ryujin keluar dari mobil Hyunjin dan berjalan masuk ke gedung apartemennya tanpa menoleh ke belakang sedikitpun.

"Cowok aneh..."

***

Berkat kejadian malam itu, Jeno mendapat surat peringatan dari Hyunjin dan diskors selama seminggu. Untuk sementara waktu seluruh pekerjaan Jeno akan di-handle oleh Ryujin dan ia cukup kesulitan ketika menanganinya. Ada banyak sekali pekerjaan yang belum dikerjakan oleh Jeno, membuat Ryujin mengumpatinya setiap waktunya.

"Selama ini dia ngapain aja sih?!" gerutu Ryujin.

"Apa ada yang bisa saya bantu, Bu Shin?" tanya Yeji dari arah meja kerjanya.

"Ah ya ada. Pekerjaan saya cukup banyak dan saya perlu bantuan." Mendengar itu, cepat-cepat Yeji menghampiri meja Ryujin untuk menerima pekerjaan barunya.

"Tolong rangkum semua data penjualan ini ya," pinta Ryujin sambil menyerahkan dua tumpuk kertas pada Yeji. Yeji tidak berkata apa-apa dan hanya mengangguk menyanggupi permintaan Ryujin. Ia segera kembali ke meja kerjanya dan mengerjakan pekerjaan itu.

Ting!

Ryujin menerima sebuah pesan baru dari Jimin yang mengajaknya bertemu di rooftop kantor. Akhirnya perempuan itu memiliki keberanian juga untuk bertemu dengan Ryujin setelah pengkhianatannya terbongkar waktu itu. Ryujin menghela nafas panjang lalu beranjak dari kursinya untuk pergi menemui Jimin. Ia ingin mendengar omong kosong apa yang akan dilontarkan oleh Jimin kepadanya.

"Ryujin!!" Jimin langsung berseru gembira ketika melihat presensi Ryujin di rooftop. Tanpa segan-segan Jimin mengalungkan tangannya ke lengan Ryujin.

"Maafin aku ya? Aku tahu kamu pasti akan memaafkan perbuatanku. Kamu kan orang yang sangat baik," ujar Jimin. Ryujin mendecih pelan mendengar ucapan Jimin itu. Ia melepas paksa lengan Jimin darinya lalu membuat jarak diantara mereka.

Love ContractWhere stories live. Discover now