29 : Tempat Bersandar

326 43 30
                                    

"Kamu habis bilang apa ke Kak Minho? Dia keliatan nggak suka banget sama kamu," tanya Ryujin saat mengantar Hyunjin sampai ke parkiran mobilnya.

Hyunjin mengedikkan bahunya. "Aku nggak bilang apa-apa. Cuman bicara kenyataan aja," balas Hyunjin dengan santainya.

Ryujin tidak ingin memperpanjangnya karena Minho sendiri sering salah paham. Mungkin kakaknya itu salah menanggapi maksud ucapan Hyunjin dan berakhir memusuhinya.

"Terima kasih sudah datang hari ini. Aku...senang kamu datang," ujar Ryujin yang tampak malu-malu mengakuinya.

"Aku pikir kamu nggak suka aku datang." Hyunjin menaikkan sebelah alisnya, mencoba untuk menggoda Ryujin.

"Aku cuman nggak suka kamu datang tiba-tiba. But overall, aku jadi nggak kesepian selama acara," balas Ryujin dengan jujur.

Hyunjin tersenyum simpul. "Anggap aku partner in crime mulai sekarang. Aku tahu kamu nggak suka sama istilah 'pacar kontrak'. Dah yah...istilah itu memang terkesan lebih menguntungkanku."

Ryujin tidak tahu harus berkata apa. Ia merasa dilema luar biasa setiap kali Hyunjin menyinggung soal status mereka. Ia tidak suka berbohong, namun ia mengambil keuntungan dari kebohongan itu. Berkat kedatangan Hyunjin hari ini, ia jadi bisa menutup mulut bibinya dan saudara-saudaranya yang mencibirnya sejak pagi tanpa henti.

"Sampai ketemu besok di kantor." Ryujin melambaikan tangannya sebagai bentuk salam perpisahan. Ia menahan senyumnya mati-matian agar Hyunjin tidak bisa menggodanya lagi.

Sebagai balasan, Hyunjin mengelus puncak kepala Ryujin lalu mengacak-acaknya dengan gemas. "Sana masuk lagi. Aku baru mau jalan kalau kamu sudah masuk. "

Ryujin menuruti perkataan Hyunjin. Ia berjalan kembali masuk ke dalam venue sambil sesekali menoleh ke belakang. Hyunjin tidak bercanda. Ia masih berada di tempatnya sampai Ryujin benar-benar menghilang dari hadapannya.

Perlahan namun pasti, hati Ryujin mulai melunak seiring dengan berjalannya waktu. Kali ini Ryujin tidak akan menahannya. Ia membiarkan hatinya memilih jalannya sendiri.

💕💕💕

Hubungan Ryujin dan Yeji semakin dekat hari demi hari. Kemanapun Ryujin pergi, selalu ada Yeji yang menemaninya. Yeji berhasil menggantikan posisi Jimin yang dulu juga selalu menemaninya kemanapun ia pergi. Begitulah anggapan orang-orang di kantor yang melihat kedekatan mereka.

Tak sedikit orang yang berpikiran negatif soal kedekatan mereka. Banyak yang mengira Yeji sengaja mendekati Ryujin supaya ia bisa segera diangkat menjadi pegawai tetap. Bahkan ada yang menuduh Yeji menyukai Hyunjin dan ingin merebutnya dari Ryujin karena beberapa kali orang-orang memergoki Yeji sedang berduaan dengan Hyunjin dan terlihat seperti menggodanya.

Ryujin mendengar semua rumor yang tersebar di kantor itu dan mencoba untuk memperbaikinya sebisa mungkin. Ia merasa kasihan pada Yeji. Berkat rumor semacam itu, tidak ada yang berani mendekatinya atau mengajaknya berteman. Meskipun Ryujin sudah berusaha untuk memperbaikinya, tetap saja rumor-rumor jahat seperti itu terus bermunculan dan bahkan semakin liar.

Yeji sendiri tidak memedulikan rumor-rumor yang merugikan dirinya itu. Ia tetap bekerja seperti biasa dan menemani Ryujin saat istirahat makan siang. Yeji tidak akan memberi perhatian pada rumor yang ada karena itu hanya akan membuat sang pengedar rumor merasa senang.

Yeji baru saja kembali dari toilet saat tiba-tiba ada seorang perempuan yang menabraknya dan menumpahkan kopi hingga mengenai kemeja putihnya. Yeji memekik terkejut. Ia hendak meminta maaf pada orang yang baru saja ia tabrak, namun segera mengurungkan niatnya setelah mengetahui identitas orang itu.

Love ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang