P R O L O G🥀

4.1K 198 12
                                    

"Benarkah dia yang akan membawaku menuju keridhoan illahi?"
♡ Rinjani Sekar Ayu

Bismillahirrahmanirrahim

"Sekar, Abba akan menjodohkan kamu dengan anak Kiyai Ayub, pemilik pesantren Al-Hafidz

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sekar, Abba akan menjodohkan kamu dengan anak Kiyai Ayub, pemilik pesantren Al-Hafidz."

Susana ruang tamu yang awalnya tenang itu, berubah menjadi tegang. Pria paruh baya yang tadi berbicara itu, menatap anak perempuan di depannya.

Perempuan bernama Sekar itu menggenggam tangan wanita di sampingnya. Wanita yang berstatus ibunya itu mengangguk.

"Abba, tidak bisakah Sekar memilih siapa yang akan menjadi suami Sekar nanti?" tanyanya lembut.

Sang Abba tersenyum tipis. "Abba percaya sama kamu nduk, tapi Abba menginginkan yang terbaik untuk mu. Dia laki-laki terpelajar, nasab nya sudah jelas, juga ilmu agama yang akan menuntun mu meraih ridho illahi."

Sekar menunduk, meremas ujung hijabnya. "Sekar istikharah dulu ya Abba? Sekar mau meminta petunjuk dari Allah."

"Tentu nduk, Abba memberikan waktu satu minggu untukmu istikharah. Keluarga Kiyai Ayub akan datang seminggu lagi, dan Abba harap jawaban mu itu sesuai dengan harapan kita semua ya, nduk."

Sekar hanya tersenyum, kemudian pamit kepada Abba dan Uma nya. Juga kepada kedua kakak laki-laki nya.

Perempuan itu masuk ke dalam kamar, menutup rapat-rapat pintunya. "Rasanya ini bukan pilihan, karena aku dipaksa untuk setuju. Tapi, aku tidak mungkin menolak permintaan Abba, dia orang tua ku. Tidak mungkin Abba akan menyerahkan aku kepada laki-laki yang salah."

Satu Minggu berlalu dengan cepat. Shalat Istikharah selalu ia tunaikan setiap malam, dan doa yang selalu ia panjatkan di setiap sehabis menunaikan ibadah nya.

Keluarga Kiyai Ayub datang di hari Jumat, tepat setelah shalat Jum'at di dirikan.

"Umma, bisa panggilkan Sekar ke sini?" Bram, selaku Abba dari Sekar itu meminta istrinya membawa sang Putri duduk bersama dengan mereka.

Sang istri mengangguk, dia segera beranjak menuju kamar anaknya.

"Nduk, ayo ke bawah. Abba dan yang lain sudah menunggu kamu." Ainun, ibu dari Sekar itu mengetuk pintu kamar anaknya.

Ceklek

Pintu terbuka, terlihatlah Sekar dengan pakaian rapih menutup auratnya. "Nggih Umma."

Ainun menggandeng tangan Sekar, membawa Putri bungsunya itu menghadap keluarga Kiyai Ayub.

"Duduk nduk," kata Bram menepuk sofa di sebelahnya. Sekar pun duduk di samping sang Abba, tatapannya sedaritadi hanya menunduk, tak ingin menatap siapapun di hadapannya.

"Karena nduk Sekar nya sudah ada di sini, saya akan mengutarakan niat baik keluarga saya kepada nduk Sekar," ujar Kiyai Ayub, pria paruh baya itu menepuk pundak anaknya.

"Ehm, bismillahirrahmanirrahim saya Muhammad Thoriq Al-Hafidz ingin meminang putri ustadz Bram, yaitu Rinjani Sekar Ayu." Laki-laki yang duduk di sebelah Kiyai Ayub itu bersuara, dengan suara serak miliknya.

Mendengar suara laki-laki itu, jantung Sekar berdebar. Mungkinkah, dia memang benar-benar jawaban dari Istikharah yang selalu ia tunaikan itu?

"Saya menyerahkan jawabannya kepada anak saya." Bram menggenggam tangan Sekar. "Bagaimana nduk, apa jawaban kamu atas pinangan dari nak Thoriq?"

Sekar mengangguk. "Bismillah, in syaa Allah atas izin Allah SWT, dialah yang menjadi jawaban dari Istikharah Sekar. "

Ucapan hamdalah itu terucap dari orang-orang yang menyaksikannya.

Sekar memberanikan diri untuk menatap calon suaminya, dan ternyata laki-laki didepannya juga menatap dia. Tapi, bukan raut bahagia yang Sekar lihat, tetapi seperti raut wajah kebencian untuknya.

"Benarkah dia yang akan membawaku menuju keridhoan illahi?"

Cerita ini bisa buat kamu emosional! Bijak dalam membaca ya!

Terinspirasi dari salah satu film♡

Buat yang suka, tolong tekan bintangnya ya? Comen juga buat part selanjutnya!!

Alhamdulillah, bye bye!!

Tasikmalaya, 12 Februari 2023

Berbagi SurgaWhere stories live. Discover now