09-BS: Perempuan Tangguh🥀

1.8K 194 63
                                    

Berbagi Surga 🥀

"Saya beri kamu kesempatan untuk mencintai saya, dan membuat saya mencintai kamu."

Thoriq Al-Hafidz ♡

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan sekuat tenaga, Sekar memaksakan diri untuk berjalan cepat menuju Ndalem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan sekuat tenaga, Sekar memaksakan diri untuk berjalan cepat menuju Ndalem. Meskipun kepalanya pening dan kaki nya masih terasa perih, dia tidak ingin sesuatu hal buruk terjadi.

Ketika kakinya sampai di pintu Ndalem, dia melihat dengan jelas suami dan Abba nya tengah berhadapan. Tatapan sang Abba begitu dingin, dengan tangan yang terkepal kuat.

Sekar tahu apa yang akan Abba nya lakukan, karena itu dengan cepat Sekar berlari untuk menghentikannya.

Plak

Tamparan yang begitu kuat itu menyentuh pipi nya. Karena tubuhnya yang memang lemah, dan tamparan itu begitu kuat, Sekar tidak bisa menahan tubuhnya supaya tetap berdiri.

Bugh!

"Sekar!"

Ainun kaget karena Sekar yang dengan sukarela menjadikan dirinya yang di tampar. Begitupun Thoriq, Aisya dan Kiyai Ayub. Aisya bersamaan dengan Ainun menghampiri Sekar yang terbaring.

"Sekar? Nduk? Buka matanya Nduk, mana yang sakit?" tanya Ainun mengangkat kepala Sekar ke pangkuannya.

Samar-samar telinganya yang berdengung mendengar suara teriakan sang Umma, juga panggilannya. Tapi Sekar tidak bisa membuka kelopak matanya, terlalu berat dan kepalanya kian berdenyut hingga dia tak sadarkan diri.

"Nduk Ayu," panggil Ainun menepuk pelan pipi sang anak.

Bram yang tadinya hendak menampar menantunya, tapi putrinya sendiri malah menghalangi. Bram terduduk, menatap anaknya yang sudah tak sadarkan diri.

"Ba, ayok bawa Sekar Ayu ke rumah sakit. Umma takut Ba, Umma takut terjadi lagi," mohon Ainun dengan berlinang air mata.

Aisya yang juga menangis menatap anaknya. "Mas, siapkan mobil."

"Tidak usah, saya bisa membawa anak saya sendiri," sahut Bram mengangkat tubuh anaknya.

Ainun menatap Aisya, Thoriq dan Kiyai Ayub bergantian. "Saya tidak menyangka Ainun, saya memberikan putri kesayangan saya kepada laki-laki yang salah. Sakit nya belum sembuh sempurna, tapi kini sakitnya malah bertambah. Saya tidak bisa memaafkan jika terjadi sesuatu yang buruk dengan putri saya."

Setelah mengatakan itu, Ainun pergi menyusul suaminya. Kini tinggal ketiga orang yang saling diam di ruang tamu rumahnya.

Aisya menghampiri suaminya, duduk dilantai dan berlutut. "Maaf Abi, maafkan Umi yang gagal mendidik anak laki-laki Umi. Maaf karena kelalaian Umi, anak perempuan orang lain terluka," ujar Aisya dengan tangisan yang memilukan.

Berbagi SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang