05-BS: Mulai berubah?🥀

1.1K 132 12
                                    

Berbagi Surga

"Jika kamu merasa sendiri untuk menghadapi semua masalah itu, maka yakinlah hanya Allah yang akan selalu bersama kamu. Jangan berharap pada manusia, karena manusia sulit untuk dipercaya."

♡Khadija Al-Faruq

Bismillahirrahmanirrahim

Suara sedikit bising yang timbul akibat dari dua orang berbeda generasi itu membuat suasana Ndalem lebih ramai dari biasanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Suara sedikit bising yang timbul akibat dari dua orang berbeda generasi itu membuat suasana Ndalem lebih ramai dari biasanya.

Sekar yang menyukai anak kecil, dipertemukan dengan Delisa, anak kakak iparnya yang begitu lucu dan menggemaskan.

Dari tadi keduanya sibuk bermain, bahkan orang yang berlalu lalang di dekat mereka pun tak mereka acuhkan saking asiknya.

"Ca, makan dulu yuk? Udahan mainnya, Ammah lapar," ujar Sekar duduk selonjoran dan bersandar pada tembok.

Delisa menoleh ke arah Sekar. "Yowes, Ammah. Langsung ke dapur aja, Ica juga udah lapar."

Mendengar itu Sekar tersenyum dan bangkit dari duduknya. Dia segera menggandeng tangan Delisa, dan membawanya ke dapur.

Di dapur, terlihat seorang pemuda tengah asik masak mie instan. Bahkan, dia tidak menyadari kehadiran Sekar dan Delisa di sana.

"Nus, masak mie instan nya udah? Sekar mau buat juga," kata Sekar menghampiri Yunus.

Yunus tampak terkejut, apalagi melihat kehadiran Sekar yang sudah berada di dekatnya.

"Ngagetin banget sih lo. Untung gue gak punya riwayat penyakit jantung," cerca Yunus dengan wajah sedikit kesal.

Namun, Sekar malah terkekeh. "Lagian, masak mie instan kok serius banget."

"Ya kan harus dengan perasaan masakannya, biar pas di makan enak." Yunus menaburkan bumbu mie instan itu pada mangkuk yang sudah berisi mie.

"Sekar boleh nyoba mie instan buatan kamu? Kayaknya enak deh."

Yunus menatap kakak iparnya dengan tajam. "Enak aja, gue masaknya capek Rin. Lo bikin sendiri aja, tuh mie instan nya masih banyak."

"Iya. Padahal cuman mie instan aja, pelit banget jadi adik ipar." Sekar berlalu dari samping Yunus, dia menuju kompor untuk memasak mie instan nya.

Yunus membalikan badan, tak percaya dengan ucapan Sekar barusan. "Heh Rin, lo ngidam ya? Pake acara pengen makan mie instan bikinan gue."

Berbagi SurgaWhere stories live. Discover now